Episode 2 : Why?

190 31 2
                                    

"Why did this meeting give me such a deep wound?" - Lia

.・。.・゜✭・

.

.

.

Dering jam weker dan cahaya matahari mulai mengeruak masuk kedalam kamar seorang gadis. Sayup matanya perlahan terbuka pelan. Bola mata coklat itupun seketika menelisik penjuru ruangan kamar.

Ia pun perlahan duduk lalu mematikan jam weker di nakas yang tidak berhenti bergetar sejak 1 jam yang lalu. Gadis itu menyeka mata bengkak nya untuk memperjelas pandangan.

"Mimpi yang aneh." Gumamnya setelah sadar sepenuhnya.

"Lia-ya. Cepatlah turun dan sarapan."

"Nee~"

Ia menjawab singkat dan bergegas turun dari kasur empuk itu guna membersihkan diri. Hari ini jadwalnya pasti akan sangat padat. Untunglah ia bangun cepat meski 1 jam lebih lama dari sang jam weker.

Setelah selesai membenahi kamar dan penampilan nya. Gadis bernama lia itupun turun ke lantai bawah. Ia menemukan sang ibu tengah sibuk berkutat dengan alat masak dibantu para pelayan yang bekerja dirumah 2 lantai milik mereka ini.

Rumah yang terbilang cukup besar dan megah, dihiasi pernak pernik yang mengkilap dengan sentuhan elegan dan sederhana khas keluarga besar choi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah yang terbilang cukup besar dan megah, dihiasi pernak pernik yang mengkilap dengan sentuhan elegan dan sederhana khas keluarga besar choi. Lia atau bernama asli choi jisu merupakan seorang anak salah satu konglomerat Korea yang memiliki banyak bisnis dan toko.

Hidup yang sudah terbilang mapan sejak kecil membuat lia amat sangat bersyukur. Ia tidak perlu khawatir dengan biaya hidup, sekolah, maupun masa depannya yang sudah sangat jelas diperhatikan kedua orang tuannya. Apalagi lia adalah anak tunggal dan cucu pertama dikeluarga besar choi.

"Bagaimana tidurmu, nyenyak?" Tanya sang ibu.

"Nee~ aku tidur cukup cepat malam kemarin."

"Baguslah. Oh.. Lia-ya. Ibu sudah merekomendasikan mu dalam jurusan dokter spesialis. Jadi setelah kau lulus kedokteran nanti sudah tidak perlu khawatir lagi akan melanjutkan studimu." Wajah bahagia sang ibu begitu berseri saat mengabarkan itu pada lia.

Gadis itupun menampilkan senyum tipis nya. Ia tidak sanggup jika melihat wajah bahagia sang ibu yang begitu berharap ia lulus dengan cepat. Padahal ia masih memasuki semester 5 perkuliahan dan masih ada setengah tahun lagi baginya untuk menimba ilmu.

Apa ini terlalu cepat? Lia seakan merasa didesak untuk sampai pada impian kedua orang tuanya yang bahkan itu bukan pilihannya. Menolak pun tidak bisa karena semua sudah diatur dengan begitu matang oleh kedua orang tuanya. Tugasnya hanya menjalani, walau terkadang begitu mengekangnya.

The parallel universe || txtzy ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang