"Why be someone else? You can be yourself." -Taehyun
.・。.・゜✭・.
.
.
"Aku bisa!" Serunya menyemangati diri.
Pemuda itu perlahan mulai turun dari kasurnya. Mencoba sedikit demi sedikit berusaha bangkit untuk menapak pada lantai. Kakinya begitu kaku hingga bergerak pun membuatnya kewalahan. Namun, itu tidak mematahkan semangatnya.
"Bisa!"
Setelah menyeret tungkainya ke pinggir kasur. Inilah saatnya penentuan mampukah ia memperkuat pemikirannya itu.
"Ayo soobin, kau bisa!!"
Soobin menggapai sisi lemari lalu mencoba berdiri seperti dulu. Namun, belum berapa lama. Keseimbangannya oleng begitu saja. Soobin gagal menjaganya. Pemuda itupun terperanjat ke bawah dengan kaki yang keras menghantam tapakan kaki pada kursi rodanya.
Bruk..
"Kau baik-baik saja?"
Seseorang datang dari luar pintu yang tidak ditutup. Ia dengan sigap meletakkan deretan buku di tangan lalu menolong soobin. Itu lia, yang hari ini tengah melakukan mentoring khusus dirumah soobin.
Pemuda itupun meliriknya. Mereka bertemu pandang beberapa detik sebelum akhirnya soobin melepas kasar tangan lia yang hendak membantunya. Gadis itu pun terkejut dan mengurungkan niat.
Tatapan tajam pemuda itu membuat lia merasa bersalah masuk tanpa izin. Sedangkan soobin terus bergeming berusaha naik sendiri ke kursi rodanya. Keduanya dilanda rasa canggung sebelum akhirnya lia memutuskan pergi dari sana.
Ia melanjutkan langkah menuju ruangan belajar yang sengaja di siapkan untuknya. Ini adalah hari pertamanya berada dirumah ini lebih lama dan kesannya sangat buruk. Lia terus mengutuki dirinya yang sembarangan bertindak.
Bagaimana jika mereka tidak bisa berteman baik? Sedang lia harus mengambil hati orang rumah agak bisa di beri nilai baik oleh mentor choi. Lagi pula tadi itu spontanitas yang semua orang bisa saja melakukannya. Lia hanya terkejut dan panik tadi.
Lama termenung. Mentor choi pun datang dengan beberapa camilan lagi. Ia tersenyum ramah pada lia dan dibalas tundukan sopan dari gadis itu.
"Bagaimana? Kau suka ruang belajar ini?" Tanyanya.
"Aku suka, ruangannya tidak pengap dan disini nyaman." Lia mengedarkan pandangannya menelisik ruangan yang terlihat seperti ruang keluarga di pojok rumah.
"Ini hanya ruang keluarga biasa. Dulu sering dipakai. Tapi, anak-anak sudah dewasa. Jadi, lebih baik di gunakan lagi saja." Lia mengangguk dengan fakta itu. Sesuai dengan dugaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The parallel universe || txtzy ||
Fanfictionpertemuan yang tidak diduga membuat mereka harus saling menyelamatkan dalam dunia nyata. bertemu untuk menyelesaikan masalah rumit yang tidak pernah mampu didengar orang-orang. Saling menggapai untuk memberi makna hidup. Sampai pada akhirnya misteri...