Episode 13 : Background

94 23 0
                                    

"This is the darkness behind everything." -beomgyu

.・。.・゜✭・

.

.

.

Pemuda itu menapaki trotoar dengan tergesa-gesa. Ia setengah berlari berusaha mengikis jarak walau sambil tersengal-sengal. Dengan menggandeng sebuah gitar dipunggung, pemuda itu berusaha keras terus melangkah maju.

Hingga akhirnya tibalah di sebuah rumah bersekat beton hitam dari luar. Itu rumahnya. Beomgyu sudah sampai. Namun, bersamaan dengan itu. Ada sebuah mobil yang juga baru saja terparkir didepan gerbang.

Oh tidak! Beomgyu terlambat. Sembari menetralkan nafasnya turunlah seorang pria paruh baya dengan menenteng tas hitam ditangan. Ia menoleh pada beomgyu dengan wajah datar. Itu membuat beomgyu kesulitan menelan ludah sendiri.

Pria itu kemudian memberikan tasnya pada seorang pelayan rumah. Kemudian berlalu masuk mengabaikan beomgyu yang diam terpaku. Beomgyu menghela nafas berat dan ikut masuk kedalam rumah.

Ayahnya pasti melihat gitar ini. Semoga saja pria itu tidak secara tiba-tiba masuk dan menghancurkan semuanya. Beomgyu melangkah kekamar miliknya. Merebahkan diri dan berusaha menguatkan apa yang selama ini ia ragukan. Ayah, pasti masih sayang kan? Dia tidak begitu benci pada beomgyu, kan?

Ruangan yang penuh dengan poster band dan alat musik ini adalah kamar pribadi beomgyu yang secara diam-diam mempertahankan semua hiasannya. Entah sudah berapa kali poster serta alat musik itu dihancurkan tapi beomgyu tidak ingin melepaskan kegemarannya.

Beomgyu memandang seisi kamarnya. Lalu bangkit dan mengambil gitarnya yang rusak untuk diperbaiki. Tangannya yang lihai sudah biasa untuk sekedar memperbaiki kerusakan ini. Tapi, jika sudah retak maka ia sudah tidak bisa melakukan apapun.

Cukup lama keheningan melanda kamar ini. Hingga tiba-tiba ketukan keras merajai keheningan ruangan. Beomgyu yang terkejut cukup gelagapan berusaha menyimpan gitar ditangannya.

Tok! Tok! Tok!

"BUKA PINTUNYA ATAU KU DOBRAK DARI SINI, CHOI BEOMGYU!!"

Oh tidak. Suara itu berhasil menginterupsi beomgyu dan berusaha membuka pintu. Bagaimana sekarang? Itu suara yang sangat ditakuti beomgyu.

"CHOI BEOMGYU."

Tidak, beomgyu tidak bisa membiarkan ayahnya masuk saat ini. Beomgyu dengan cepat merapikan piano listrik miliknya dan beberapa stan gitar lalu disembunyikan dibawah kasur.
Tak lupa dengan beberapa kertas lirik dan poster. Beomgyu panik saat ketukan pintu itu semakin keras, hingga....

"Ayah?" Beomgyu membuka pintu.

Pintu terbuka menampilkan sang ayah dengan emosi yang tertahan. Pria itu mendorong beomgyu hingga terperanjat ke kasur. Ia dengan kuat menarik kerah beomgyu dan menatapnya tajam.

"Kenapa kau masih tidak menurut?"

"Ay-ah ak-aku..." Pembelaan, beomgyu berusaha mencari sebuah alasan.

"KENAPA? KENAPA?! APA KAU SENANG MELIHAT KU MARAH!" Suara pria itu kembali meninggi saat melepas kerah beomgyu dengan kasar.

"Aku tidak pernah suka mendengar musikmu! Semua BURUK! JELEK! Jadi, berhentilah." Sangat sakit mendengar itu.

Entah karena apa? Setiap mendengar musik selalu membuatnya naik darah. Dunia seakan mengejek dan menghina hidupnya saat ini. Hingga melihat beomgyu juga menjadi hinaan baginya. Alasan yang tidak pernah terungkap.

The parallel universe || txtzy ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang