Episode 20 : The perspective is different

30 8 2
                                    

"Everyone has their own views. I'm sure you have your own reasons too." -beomgyu

.

.

.

.

"Yeji!"

Sesuai janjinya, lia benar-benar datang pagi ini. Gadis dengan setelah elegan itu datang dengan semringah diambang pintu. Yeji yang terpanggil sontak menoleh dan disusul yeonjun pula.

"Lia-ya! Masuklah. Astaga ku pikir hanya candaanmu." Yeji bangkit dan mempersilakan lia untuk masuk.

Namun, gadis itu tidak melangkah maju. Ia kembali berbalik dan kali ini datang lagi dengan mendorong kursi roda berisi seorang pemuda yang duduk tenang disana. Netra yeonjun membulat sempurna kala ia ternyata mengenal pemuda itu.

"Kau.. Soobin?"

Yeji yang juga tertegun hanya bisa diam. Ia menatap lia penuh tanya dan takjub. Dari mana gadis itu bisa mempertemukan mereka.

"Kalian pasti kenal dia kan?" Keduanya mengangguk.

"Apa kabar? Santai saja, aku juga sama bingungnya dengan kalian." Celetuk soobin.

Lia dan soobin sudah bergabung bersama mereka di satu meja makan. Keduanya saling melempar tatap dan tersenyum senang. Seakan ini adalah awalan dari kisah ini. Sebelumnya lia sudah mengatakan tentang niatnya ini.

Ia berulang kali membujuk dengan alasan apapun agar soobin mau pergi dengannya. Pemuda itu selalu menolak untuk pergi keluar jika bukan dengan keluarganya. Gadis itu pun awalnya tidak mengatakan tujuannya dengan jelas. Jadi soobin tidak tau akan kemana, ya ini sengaja lia lakukan untuk memberi kejutan.

"Hehe, kejutan kecil. Aku tau pertemuan ini adalah awal. Kalian juga sama denganku, kan?"

Meski terkesan mengejutkan, tapi mereka serempak tersenyum senang. Yah, ini baru awal. Kisah bertele-tele ini akan semakin runyam dari masa ke masa.

"Kalo begitu, kalian lanjutkan dulu. Aku harus beberes sedikit. Bagaimana pun juga ini masih jam kerja ku." Yeji berpamit sejenak.

Ketiganya mengangguk pelan. Mereka datang bukan untuk memberatkan yeji. Bagaimana pun gadis itu kini sedang berusaha melanjutkan hidupnya. Mengerti akan kondisi masalah orang lain adalah jalan terbaik dalam mengikat hubungan pertemanan.

Yeji berlalu ke dapur untuk membersihkan areanya. Disusul mirae yang baru saja selesai mengepel lantai ruang makan.
Setelah kepergian nya, ketiga orang itu kini sibuk bertukar kabar.

Yeonjun punya satu pertanyaan dalam dirinya untuk soobin, tapi terlalu memalukan jika dikatakan pada orangnya langsung. Begitu juga dengan lia yang ingin tau apa alasan dan mengapa yeonjun bisa bertemu yeji.

"Ada apa?" Celetuk soobin menyadarkan mereka dari lamunan.

Yeonjun menyunggingkan senyum tipisnya sejenak karena canggung. "T-tidak. Aku hanya sedikit bingung dengan fakta yang ada bahwa... Kau.?" Intonasi pemuda itu perlahan melambat diujung kalimat.

Soobin yang mengerti kebingungan yang ada hanya membalas dengan senyuman hingga menampakkan lengkungan lesung pipinya. "Aku juga terkejut awalnya. Tapi ku pikir itu memang ilusi mimpi."

Lia menyimak dengan berpikir jauh tentang ilusi mimpi yang soobin maksud. "Apa mungkin dunia itu adalah dunia cerminan?"

Alis kedua pemuda itu serentak berkerut bingung. Apa lagi ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The parallel universe || txtzy ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang