Episode 5 : Last chance

145 30 0
                                    

"I see that tiredness in your eyes." - HueningKai

.・。.・゜✭・

.

.

.

"

Maaf, maaf.. Aku tidak sengaja. Akan aku-"

"Tidak apa-apa. Saya juga lalai." Ucapnya dengan senyum agar gadis itu tidak merasa bersalah lagi.

"Kai!"

Panggilan itu membuatnya sedikit cemas. Ini memang kesalahan nya. Beberapa hari terakhir ia sering melakukan kesalahan hingga membuat atasannya itu menjadi marah. Tak jarang pula peringatan dan ancaman akan dipecat jika ia melakukan kesalahan lagi.

"Ada apa?" Seorang pemuda menghampiri mereka.

Chaeryeong menoleh gugup karena yang datang adalah seorang yang bernilai diatas dirinya dimata orang orang, itu taehyun. Pemuda itu datang karena kegaduhan itu sedikit mengusiknya.

"Ah.. Tidak. Aku hanya-"

"Maaf. Karena telah menabrak anda." Sesalnya membungkukkan diri lalu pergi kembali kedalam cafe.

Chaeryeong menatap pemuda itu sendu. Itu sepenuhnya bukan kesalahan nya. Menurut chaeryeong ialah yang gegabah mengambil langkah. Tapi, bagaimana lagi? Ia juga sudah mengatakan maaf dan membereskan kekacauan itu.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya karena merasa diabaikan.

Benar saja, chaeryeong tidak mengindahkan pertanyaan itu. Ia malah melanjutkan langkahnya menuju meja duduknya. Meninggalkan taehyun yang kebingungan disana.

"Kau mau menemaniku tidak?" Tanya seorang lagi di balik dinding toilet pada taehyun.

Taehyun pun bergegas ke arah toilet, karena memang tujuan utamanya ialah menemani sang Komisaris itu.

Sementara disisi kehidupan lainnya. Ada seorang yang juga tengah berjuang menyusun kata dan sikap sopan agar tidak dipecat dari pekerjaan ini. Jika ia dipecat siapa lagi yang akan menopang keluarga mereka?Menjadi seorang laki-laki satu satunya dikeluarga memberinya beban berat yang tidak dapat ia tolak.

"Hueningkai. Bagaimana ini? Harus berapa kali kita bertemu hanya untuk membicarakan hal yang serupa terus dan terus!" Pria berjas abu itu menggeram kesal. Harus berapa kali lagi dalam hidupnya hanya mengurusi masalah salah satu karyawan yang tidak pernah paham akan posisinya.

"Maaf Pak, tolong beri saya kesempatan sekali lagi. Saya akan bekerja dengan baik."

"Aishh... Kau berbicara hal yang sama berulang kali. Sekarang yang mana akan ku percayai?" Tanyanya menatap nyalang karyawan itu.

Pemuda itu terus menunduk. Tidak berani menjawab karena ia takut salah bicara. Pekerjaan ini adalah harapan satu-satunya yang ia punya. Jika ia pergi dari sini akan membutuhkan banyak waktu agar ia mendapat pekerjaan baru.

"Hah... Baiklah. Terakhir kalinya. Kau harus lembur hari ini. Pastikan cafe tutup dengan baik malam ini. Maka besok kau bisa bekerja lagi. Tapi ingat, ini yang terakhir!" Ucapnya penuh penekanan.

"Terima kasih pak!" Pemuda itu membungkuk hormat pada atasannya itu yang kini berlalu pergi. Senyumnya mekar lagi.

Tuhan memang selalu mendengar suara hati setiap manusia. Pemuda itu menghela nafas senang Dan kembali untuk membuat kopi baru pelanggannya. Pasti mereka sudah lama menanti.

The parallel universe || txtzy ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang