Kita sudah lama saling menaruh rasa, lama menyukai, lama memperhatikan hal-hal kecil masing-masing.
Kalau memang kita akan berakhir menjadi lebih dari seorang teman, bisakah kita memulai dari awal? Bisakah luka itu kita lupakan? Karna hati ini tak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana ramai kembali dirasakan oleh seluruh murid Nawasena Nusantara Highschool. Libur semester tidak terasa begitu cepat berakhir, menghimpunkan seluruh siswa di hari pertama sekolah.
Segelintir murid terlihat siap dengan penampilan baru mereka. Tidak bisa dibantah kalau memang murid-murid sekolah swasta ini memiliki citra khusus di banding dengan sekolah lainya, disini tempat anak-anak dari keluarga menengah ke atas dengan hak istimewa yang melekat pada masing-masing dari mereka berada.
Sekolah ini juga dikenal dengan murid-muridnya yang memiliki fisik ideal dan rupawan. Banyak dari mereka merupakan anak dari artis ternama, tidak jarang ada beberapa yang muncul dengan tampilan wajah berbeda karena telah melakukan sentuhan operasi di wajah mereka yang padahal masih di usia belia.
Tidak jarang juga murid yang bermoral bobrok, angkuh sombong dan suka menindas memijakan kaki di sekolah ini. Lahir dari anak yang mengenggam uang dan kuasa di kedua tangan membuat mereka seolah tak menaruh harga dan hormat pada murid bahkan guru yang ada disini.
Hari ini seorang gadis bernama Vennelica Geraldine berdiri di hadapan guru bagian kesiswaan, menyerahkan sisa berkas yang sekolah perlukan untuk melengkapi identitasnya sebagai salah satu pelajar di sini.
"Baiklah dengan ini kamu telah resmi pindah dan menjadi salah satu murid di Nawasena Nusantara, semoga kamu bisa menikmati waktu di sini yah, belajar dengan giat dan silahkan nikmati fasilitas yang ada."
ucapan selamat datang yang hangat itu mendapat anggukan senang dari Vennelica. Rasa gugup yang biasa melanda ketika dia berurusan dengan bagian kesiswaan terkait kepindahanya tidak lagi Vennelica rasakan, sungguh dia senang akhirnya bisa berada di tempat yang begitu nyaman. Berharap ini menjadi pemberhentian terakhirnya setelah beberapa kali pindah sekolah.
Karena sang Ibu merupakan karywan di sebuah perusahaan yang menjadi salah satu donatur tetap di Nawasena Nusantara, Vennelica mendapat potongan uang pembayaran dan uang pangkal sebesar 40%
"baik pak, saya ijin ke kelas ya."
Vennelica keluar dari ruangan, berjalan melewati beberapa murid di koridor dengan tatapan yang tidak mempedulikan serta menghindari kontak mata.
Ah ia, walaupun memiliki banyak stock gadis cantik namun kehadiran salah satu dari murid berparas rupawan akan menjadi pusat perhatian.
Dan yang tengah menjadi perhatian murid-murid di koridor adalah gadis dengan rambut lurus sepundak, berkulit cerah dengan wajah kecil bak seorang idol. Ya namanya
Vennelica Geraldine.
Mulai dari tatapan kagum sampai dengan menusuk dan dengki satu persatu Vennelica temui. Sedikit risih tapi tidak terlalu digubris, sang sahabat bernama Bella sudah menjelaskan tentang double standart yang ada di sekolah ini. Dan Vennelica mungkin salah satu yang beruntung karena memiliki keunggulan secara fisik.
Kehadiranya sebagai murid baru yang jelita menjadi kabar hangat di grup perbincangan beberapa murid.
Ada yang berencana mendekatkan diri denganya, bahkan ada yang memberitakan rumor buruk karena iri dengan kecantikanya dan merasa tersaingi.
Vennelica sampai di depan kelas, dia mengetuk.
Pintu dibuka, aktivitas belajar mengajar terhenti.
Seluruh siswa bagai melihat malaikat di siang bolong, ditandai dengan rahang para jantan yang terbuka lebar.
"Mari, kamu murid baru kan?"
"Iya Bu."
"Saya Miss stevani, wali kelas kalian." sapa guru itu ramah.
