11-Di bawah Hujan

5 0 0
                                    

Bella hari ini tidak masuk sekolah, dibuat galau dengan bayi kucing persia yang baru menarik nafas 2 hari di dunia tapi meninggal dengan alasan yang dia juga tidak ketahui.

Nathalie di jemput tantenya, sementara Vennelica duduk dan menerima nasib di bawah derasnya hujan, menjadikan atap halte sebagai tudung penghalau air. Halte yang tadinya ramai perlahan menjadi sepi, jam sudah menunjukan pukul 2 siang, dan Vennelica juga belum melihat tanda-tanda panggilan di ponselnya dan wujud dari mobil sang Mama yang biasa menjemput.

Setelah lama menunggu, ponselnya berderit , Vennelica yang dari tadi bengong-bengong bego tersenyum, akhirnya dia akan segera berjumpa dengan kasur empuk di kamar.

"Halo Ma, udah deket?." Vennelica terlihat khawatir, "oke" hujan makin deras, dia makin bete.

"Aduh hujan nya deres banget, masuk mobil pasti basah,masuk angin lagi gue—"

"Perlu payung?"

"Haaa!"

Vennelica melonjak ketika gerutuanya berbalas. Perlahan dia mengenali wajah pria itu, seketika berdecak saat tahu sosok yang dihindari seharian kembali menampakan batang hidung mancungnya.

"Ngapain disini?" tanya Gavin heran, beberapa hari belakangan Gavin selalu nongol, mood Vennelica yang tidak bersahabat dan berkabut seperti cuaca semakin merosot.

"Nunggu jemputan." Balasnya singkat.

Mereka saling diam beberapa saat, Gavin yang mendapati lirikan kecil ke-arah payung di tanganya makin yakin cewek ini butuh payung.

"perlu payung kan? Tanya Gavin memastikan dengan senyuman tipis.

Vennelica membuang nafas kasar dengan menghentakan kaki dia menyahut."Ck, yaiyalah ujan-ujan gini semua orang juga perlu payung kali. Lo aja cowok pake payung apalagi gue." Dia mencibir.

"Jemputan lo udah deket kan? Nih pake aja payung gue, kan nggak mau masuk angin." Gavin yang sebenarnya dari tadi ingin menawarkan namun tertahan gengsi akhirnya bersuara juga.

"Nggak usah." Tolak Vennelica yang gengsinya juga tidak mau kalah.

Dih, sok lo

Kilatan petir seketika mengagetkan keduanya, disusul dengan bunyi hujan yang makin deras.

"Nih, gue bisa beli di minimarket sebelah."

Gavin memberikan payung abu-abu itu pada Vennelica yang terpaksa harus dia terima. Cowok itu berlari di tengah guyuran hujan tanpa pamit, perbuatanya membuat Vennelica berempati.

Sejenak Vennelica memandangi payung itu, nyaris mengucapkan terima kasih tapi Gavin terlanjur berlari di bawah guyuran hujan.

"Makasih."


***


"Ca lo letoy banget sih! semangat dikit dong."

Kelas mereka sedang melakukan senam pagi hari, akan dilanjutkan dengan kegiatan olahraga. Vennelica yang diapit oleh dua sahabatnya dari tadi bergerak ogah-ogahan.

Hari ini dia mager akut.

"Ayo ca, semangat yuk!" Nathalie memberikan semangat.

"Yaiya ini udah semangat." Sahut Vennelica seadanya.

Pada dasarnya Vennelica memang payah, lesu dan tidak bisa diandalkan dibidang olahraga. Walau sudah diusahakan semaksimal mungkin, dia tetap saja gemulai dan seringkali berujung cedera.

Salah satu alasan dia dijauhi dan tidak punya teman disekolahnya dulu adalah karena Vennelica juga tidak terlalu bisa berolahraga. Dia selalu menjadi biang kerok kelompok mendapat nilai c.

STAR AROUND SCARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang