13. Berduaan

5 0 0
                                    

Ketiduran.

Sehabis marathon serial anime yang merilis episode baru, si sleeping beauty dengan sweater biru muda mengantuk berat dan berujung tidur di kelas menjadikan buku sebagai penghalang agar matanya yang tertutup rapat tidak ketahuan. Tentu saja ide itu tidak berpengaruh pada guru sejarah berkaca mata tebal, dia menghantam keras penggaris kayunya di meja Vennelica begitu mendengar dengkuran kecil dari belakang kelas, membuat gadis itu terjengkang kaget.

Dengan masih mencoba mengumpulkan nyawa dia berjalan di koridor, untuk pertama kalinya Vennelica diusir dari kelas, dia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan mencuci muka, dengan harapan di kelas berikutnya kantuk tidak lagi melekat di pada kedua mata.

Vennelica keluar dari kamar mandi, pandanganya sontak tetuju pada cowok yang sedang menenteng ember dengan pel, sedang mengikuti langkah Pak Simin 'penjaga' sekolah mereka.

Matanya menyipit, lagi-lagi Gavin dengan adegan menolong orang lain. Apa Gavin dapat hukuman? Ataukah lagi mengumpulkan amal? Perasaan tiap ketemu bantu orang mulu.

Sorotan matanya fokus memperhatikan figur yang sedang bercakap-cakap sebentar, dan lanjut berjalan meninggalkan pria tua itu di koridor. Entah efek loading baru bangun tidur atau di dorong rasa penasaran yang entah datang dari mana, gadis itu menghampiri Pak Simin dan mengajukan pertanyaan.

"Permisi pak itu sih Gavin ngapaian?"

"Oh dia nolongin saya dek, dia sering kayak gitu. Walau saya udah bilang jangan, tetap aja dia kekeuh bantuin." Ujaran itu membuat lawan bicaranya mengangkat alis tertarik.

"Saya duluan ya."

"Oh iya mari pak." Vennelica menunduk sebentar, detik itu juga dia sadar keanehan yang baru saja terjadi, dia menepuk pipinya pelan. "Ca, lo kenapa jadi keppo gini sih soal dia."

Dia berbalik menuju kelas, tak sempat beberapa meter berjalan, kedua kakinya berhenti. Gadis itu meremas roknya sesaat, dan memutuskan berputar Sembilan puluh derajat , melanjutkan langkah di arah berlawanan.

"Oke ini yang terakhir."

Dia menyeka peluh yang mengalir di wajah, beralih meneguk air botol mengusir rasa lelah.

"Berat juga kerjaanya Pak Simin." Usai mengembalikan alat kebersihan di gudang, dia juga dimintai tolong untuk memindahkan box-box buku paket yang baru saja masuk dan dititipkan di gudang untuk sementara waktu. Tubuh Pria penjaga sekolah itu tidak lagi tegap, sudah puluhan tahun dia tinggal dan menjadi penjaga sekaligus bekerja sebagai petugas kebersihan dan lainya, Gavin yang melihat Pak Simin sakit pinggang dari kejauhan menawarkan diri untuk membantu. Hitunganya untuk memenuhi 100 kebaikan milik Gavin.

Gavin berkedip, menyadari ada bunyi aneh di tumpukan kardus-kardus bekas di belakangnya.

"Aw!"

Dia langsung memasang mode siaga ketika mendengar bunyi kardus jatuh diikuti suara memekik, walaupun ragu, memberanikan diri mendekat ke-arah sumber suara.

Untuk sesaat nafasnya tercegat ketika matanya mendapati gadis dengan rambut menutupi wajah, meringkuk terlihat kesakitan sambil mengelus kepala.

"Ha!"

"Ah!"

Jeritan terdengar dari dalam gudang, keduanya sama-sama terperenjat.

"Lu ... Luka?" bisik Gavin dengan ekspresi kaget.

Sadar dia ketahuan, cewek itu memasang muka jutek dan perlahan berdiri.

"L-Lo ngapain disini?" tanya Vennelica sinis

Seharusnya kan aku yang nanya gitu

"Lo?" tanya Gavin balik, membuat cewek itu gelagapan mencari jawaban.

STAR AROUND SCARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang