2-Maju atau Mundur?-

11 4 0
                                    

Vennelica memangku dagu, tatapan sayunya hanya terpaku kearah luar jendela kelas.

"Ca."

Bella duduk di samping sahabatnya, memangil tanpa digubris oleh Vennelica. Gadis itu tidak mengubah gestur tubuhnya dari satu jam yang lalu hanya diam dan mengkhayal dengan tatapan berisi beban.

"ca."

Vennelica kembali tidak mengeluarkan sahutan. Bella yang merasa dianggurkan berdecak dan menampar meja dengan keras, seketika membuat Vennelica melonjak kaget.

"Lo kenapa sih? Dipangilin dari tadi, nyahut aja enggak." Bella kesal, Vennelica tersenyum tipis kemudian menyingkapkan rambutnya kebelakang telinga.

"Enggak, gue lagi kepikiran aja gimana caranya cari duit biar bisa beli action figure anime sama skincare."

Dia berusaha mencari alibi, tidak ingin semuanya semakin rumit kalau sampai Bella akhirnya tau dia berujung satu sekolah dengan pelaku yang membuat masa lalunya suram.

"Bell." Kini giliran Vennelica yang memanggil.

"Hm." sahut Bella seadanya.

"Kalo gue pindah sekolah lain lagi gimana?"

Mata Bella seketika melebar, terlihat siap menyemprot Vennelica dengan nasehat bercampur protes.

"Ya ampun Vennelica Geraldine, masa lo udah mao pindah sekolah lagi? Lo baru seminggu disini dan udah pengen pindah? Nggak segampang dan semudah itu helo. Lagian lo kenapa mau pindah?"

Hening sesaat, dia tidak ingin Bella tau akan urusanya dengan Gavin, dan dia juga tidak tega kembali melihat Bundanya menangis dan direpotkan dengan urusan mental Vennelica.

Walaupun belum siap, Vennelica harus menghadapinya. Kakinya sudah cukup lelah untuk terus menerus lari dari masalah. Dia selalu ingat kata-kata motivator dan ayat alkitab yang selalu menguatkanya ketika dia berada dalam depresi.

Lagipula dia sudah melewati banyak transformasi diri, dan barangkali takdir mempertemukan dia dan cowok itu untuk menyempurnakan perubahan dirinya. Dan setelah sekian tahun berlalu, walaupun tidak sepenuhnya yakin, tapi mungkin Gavin juga berubah menjadi sosok yang lebih baik.

Dia menatap Bella lama, toh kini akan selalu ada Bella yang akan menjaganya. Bahkan kini ada di kelas yang sama.

Vennelica berkedip, "Nggak jadi deh, gue tetap sekolah disini."

"Vennelica." Jasmin ketua kelas mereka menghampiri. "Ini kupon untuk buku paket, ambilnya di ruang guru yah."

"Makasih."

Vennelica meraih lengan baju Bella, menariknya dan mengajaknya ke ruang guru. Dia tipe cewek yang harus bareng sama temen masuk dalam ruang guru. Walaupun mengoceh sepanjang jalan, tapi Bella ujungnya ikut menemani.

                                                                                      ***

"Kalian di kelas saya ya? Vennelica kamu murid baru kan?"

Keduanya mengangguk. Guru mereka namanya Miss Stevani, dia masih muda dan ini tahun pertama menjadi guru di Trisatya. Cantik, modis, pengertian dan ramah. Dia tipikal guru idaman seluruh siswa. Satu alasan yang membuat Vennelica lega untuk bertahan di sekolah ini.

"Ini buku kamu ya, hati-hati lumayan berat soalnya." Stevani menyerahkan setumpuk buku pada Bella dan Vennelica. "Mungkin kesan nya saya sok akrab sama kalian, tapi ini perdana buat saya jadi wali kelas. Jadi kalo ada apa-apa, atau mau cerita jangan sungkan ya, disini saya orang tua kalian."

STAR AROUND SCARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang