Bab 46 Tawar Menawar

287 12 2
                                    

Avira tidak menunggu lagi, dia menyusun barang-barangnya agar ikut pulang bersama Calixto.

Sebagai suami yang baik tentu Calixto senang jika Avira sekarang lebih memilih tinggal bersamanya.

Avira dengan tasnya keluar dari kamar. "Aku sudah siap," ucap Avira pada Calixto dan orangtuanya.

"Pulangnya nanti sore aja," ucap Mama Avira.

"Rumah mungkin berantakan ketika aku tidak ada, jadi perlu bersih-bersih Ma," saut Avira.

"Ya sudah kalau Avira yakin mau balik sekarang," sekali lagi Mamanya berucap.

Calixto dan Avira pulang bersama, sesampai di rumah. Avira melihat halaman rumah kotor, bahkan rumput hijau sudah tumbuh memanjang, dia berdiri sambil menatap Calixto.

Calixto menggaruk kepalanya. "Aku tidak sempat membersihkannya."

Avira harus kerja keras untuk membersihkan rumah, saat masuk ke dalam rumah, tampak rumah juga sangat berdebu dan berantakan, kain kotor juga berserakan di sofa.

Sekali lagi Avira menatap ke arah Calixto. "Setidaknya kamu menyapu rumah," ucap Avira berbatuk.

Calixto langsung bergegas mengambil sapu, dan mulai membersihkan lantai.

Avira meletakkan dulu barang-barangnya di dalam kamar. Kemudian ikut membantu Calixto.

Avira bersama Calixto bekerja sama untuk membersihkan rumah, mulai dari memotong rumput, menyapu rumah dan mengepel sampai mencuci semua pakaian kotor. Semua pekerjaan rumah diselesaikan bersama.

"Apa kamu lapar?" tanya Calixto menuju kulkas.

"Iya."

Ketika Calixto membuka kulkas, isinya kosong. Semenjak Avira tidak dirumah, Calixto tidak mengisi kulkas.

"Aku berbelanja dulu, tunggu dirumah," ucap Calixto bergegas pergi.

"Aku ikut," saut Avira mengikuti Calixto dari belakang.

Avira dan Calixto berangkat belanja, tadinya Calixto ingin membawa Avira ke swalayan tapi Avira menolak. Dia meminta Calixto agar membawanya ke pasar tradisional saja, karena harganya lebih murah dan terjangkau.

Sampai di pasar, Avira langsung mencari sayur-sayuran dan juga ikan segar.

"Bu ikan satu kilo berapa?" tanya Avira memilih ikan segar.

Penjual menyebutkan harganya. "Lima puluh ribu aja mbak," sautnya ramah.

"Kok mahal banget Bu, bisa dikurangi gak?" tawar Avira.

"Harganya sudah pas," saut penjual.

"Ayolah Bu, dua puluh lima ribu aja boleh Bu?" Menawar dengan setengah harga.

Penjual hanya tertawa kecil. "Rugi dong saya mbak."

"Harga pasnya berapa? Uang kami pas Bu," bujuk Avira.

Calixto yang mendengarkan tercengang, Avira nawarnya gak ada perasaan masa minta setengah harga.

"Gak apa, beli aja, itu sudah murah." Calixto berbisik.

"Diamlah, aku pasti bisa menawarnya lebih murah lagi," balas Avira.

"Pengantin baru ya mbak?" tanya penjual.

"Iya Bu. Makanya minta dikurang harga ya Bu, soalnya suami saya masih nganggur, belum kerja, harus hemat Bu," memelas.

Calixto dijadikan alasan agar bisa mendapatkan harga yang murah, sebagai lelaki Calixto merasa harga dirinya terluka.

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang