Bab 20 Broken Home

393 11 0
                                    

Malam itu sungguh hening di dalam kamar Calixto. Dia  tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat itu, perlahan Calixto mencoba untuk tidur, dan memejamkan matanya, berharap pikirannya akan tenang, dalam pikiran Calixto saat ini memikirkan cara untuk memberitahu orang tuanya.

Dia kembali mengambil posisi duduk, lalu menekan nomor ayahnya. Dia tahu apa yang akan terjadi setelahnya, tapi Calixto tidak punya pilihan lain.

Suara berat mulai terdengar dari lewat seberang telepon.

"Kau membuat masalah lagi!" Suara kesal terdengar.

Calixto mendengar itu, langsung menjadi emosi. "Iya. Aku melecehkan seorang gadis."

"Apa! Kau sudah gila! Dimana pikiranmu, dasar anak tidak berguna!" Makian terus terdengar dari seberang telepon.

"Jika kamu tidak ingin melihatku di berita atau surat kabar karena telah menghamili seorang gadis. Pulanglah bersama Ibu segera."

Calixto mengakhiri panggilan. Lalu kembali berbaring di tempat tidur, dia memeluk bantal gulingnya.

Ingatan Calixto kembali ke saat empat tahun lalu. Ayah Calixto orang yang sangat otoriter, semua harus sesuai dengan kehendaknya.

Calixto dididik dengan sangat keras, dia selalu dipaksa menjadi yang terbaik, meski Calixto sudah mendapat juara di sekolah, ayahnya tidak pernah merasa puas.

Waktu itu ketika Calixto menjadi peringkat kedua, dia mendapat tamparan dari sang ayah. Dia yang masih kecil belum mengerti kesalahannya. Tapi seiring waktu, Calixto menjadi anak pemberontak, dia yang dulu menurut berubah menjadi nakal.

Calixto mengabaikan perintah ayahnya, Calixto mulai bertingkah dan membuat masalah disekolah. Kerap kali Calixto dipukuli, bukannya berubah, Calixto lebih memberontak.

Ibunya yang seorang model tidak sempat mengurus Calixto, dia mengabaikan Calixto, begitu juga dengan ayahnya yang lebih sering berada di luar negeri untuk bisnisnya. Calixto benar-benar ditinggalkan sendirian.

Setiap kali Calixto mengingat semua perlakuan ayahnya, dia selalu berpikir untuk tidak dilahirkan, ayahnya selalu memperlakukannya dengan buruk membuatnya menjadi pemarah. Calixto hanya ingin sedikit diperhatikan, namun tidak dia dapatkan dari orangtuanya.

Apa kesalahanku? Calixto selalu bertanya dalam hatinya. Dia tahu rasanya tidak disayangi. Karena itu, jika diberikan kesempatan menjadi seorang ayah, Calixto ingin mencintai bayinya.

Tengah malam, terdengar suara langkah cepat menuju kamar Calixto.

Brakk.

Pintu terbanting keras dan kuat, lelaki paruh baya yang tampak sedang marah melihat ke arah Calixto, dan seorang wanita setengan baya ikut masuk ke kamar Calixto.

Mereka ialah Welso Alvero dan Jenny Masya orangtua dari Calixto.

Welson beranjak dan menarik Calixto dari tempat tidur, Calixto terbangun, sebelum sempat membuka mata sepenuhnya, dia sudah dipukul dengan sangat brutal.

Welson tidak henti menendang dan memukul putranya itu, bahkan pukulan tanpa jeda berlangsung terus-menerus, Jenny datang menghentikan, dia menghalangi Welson memukul lagi.

"Anakmu bisa mati!" Teriaknya keras.

"Dasar anak tidak berguna!" Welson berdecak kesal.

Calixto melihat dengan remeh, dia bangkit. "Sudah puas. Kalau sudah selesai, aku ingin kembali tidur." Calixto menatap dengan tajam.

"Kurang ajar!" Kembali Welson mengangkat tangannya.

Calixto hanya memalingkan wajahnya, seperti memberi wajahnya untuk di tampar lagi.

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang