Bab 10 Ingin Minta Maaf

627 15 0
                                    

Keesokan harinya.

Avira mendengar alarm berbunyi, namun dia enggan untuk bangun, bahkan setelah panggilan dari Mamanya, Avira masih berada di bawah selimutnya.

Mama Avira membangunkan putri semata wayangnya itu. "Sayang bangun, Dikky sudah meunggu diluar, kamu kenapa masih belum siap-siap," ucap Mama Avira.

"Ma, sepertinya Avira sedang tidak enak badan. Tolong ya Ma bilang ke Dikky kalau hari ini aku tidak masuk sekolah." Avira terlihat lemas.

"Dimana yang sakit? Kenapa baru bilang sekarang? kita kerumah sakit sekarang juga," ucap Mama Avira khawatir.

"Ma, aku baik-baik saja, jadi jangan cemas. Sekarang aku hanya ingin istirahat," Avira memegang tangan Mamanya.

"Baiklah, biar Mama nanti hubungi guru kamu. Terus bagaimana dengan Dikky? Kamu serius tidak ingin bertemu dulu?" tanya Mama Avira.

Avira hanya menggelengkan kepala, untuk saat ini dia merasa malu pada dirinya. Avira hanya ingin sendirian, membayangkan bertemu dengan cowok itu membuat Avira takut.

Setelah itu, Mama Avira keluar dan menghampiri Dikky.

"Avira mana tante?" tanya Dikky.

"Dia sedang tidak enak badan, tante minta tolong sama Nak Dikky agar memberitahu wali kelas kalian," ucap Mama Avira.

Mendengar Avira sakit, Dikky merasa tidak tenang. "Aku mau lihat keadaan Avira, Boleh tante?" Dikky kelihatan khawatir.

"Kata Avira, dia ingin istirahat. Sebaiknya kamu berangkat ke sekolah, nanti telat kalau kelamaan disini," ucap Mama Avira.

Dengan hati yang berat Dikky meninggalkan kediaman Avira, dari semalam Avira sangat sulit untuk dihubungi, biasanya Avira akan selalu memberi kabar. Hati Dikky yang saat ini sedang gundah karena pacarnya sedang sakit.

***

Pagi ini, tidak seperti biasanya, Calixto datang lebih awal namun masih berada di parkiran, dia seperti sedang curi-curi pandang ke arah jalan mencari seseorang.

Dari kejahuan Calixto melihat kedatangan Dikky, biasanya gadis itu akan bersama pacarnya. Agar tidak terlihat mencurigakan, Calixto sedikit mengalihkan pandangannya, dia menyibukkan diri dengan menata rapi rambutnya.

Saat Dikky memasuki parkiran, Calixto tidak melihat Avira.

"Tidak mungkin aku bertanya dimana pacarnya," gumam Calixto.

Hari ini Dikky juga terlihat lesuh karena mendengar Avira sakit, dia berjalan sambil melamunkan sesuatu. Dari belakang Calixto berjalan pelan, dia mengekor begitu saja dibelakang Dikky.

Setibanya di kelas XII IPA A, Calixto masih belum melihat gadis itu.

"Avira mana?" tanya Ayu.

"Dia sedang sakit," saut Dikky.

Calixto yang masih berdiri didepan kelas mendengar percakapan itu. Mungkinkah dia masih merasa sakit sampai sekarang.

"Apa itu sangat sakit," gumam Calixto.

Dikky melihat Calixto di depan kelas merasa ada yang tidak biasa, ketika mata mereka bertemu, buru-buru Calixto pergi dari sana.

Sepanjang pelajaran mulai, Calixto terus gelisah. Rencananya hari ini dia ingin meminta maaf dengan tulus.

"Apa aku perlu ke rumahnya dan membawakan buah. Yang ada aku kelihatan kayak orang gila," gumam Calixto.

Sambil mencoret-coret bukunya, Calixto terus berpikir cara menemui Avira diluar sekolah.

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang