Bab 33 Mendapat Pekerjaan

315 11 2
                                    

Avira yang tadi tertidur mendengar suara ribut bangun.

Melihat Calixto mengepalkan tinjunya pada Dikky. Avira menjadi marah. Lagi-lagi Calixto bersikap sembarangan. 

"Calix! lepaskan!" teriak Avira keras.

Calixto menoleh, saat itu dia bisa merasakan ada kemarahan lewat tatapan Avira. Tangannya yang masih di kerah Dikky dilepaskan dengan kasar. Calixto memicingkan matanya dan dahinya menyerit menatap Avira. Namun Calixto tidak membela diri atau menjelaskan.

"Ckk, sialan!" Calixto pergi.

Calixto merasa sangat bodoh pada dirinya, dia khawatir terjadi sesuatu pada Avira, tapi nyatanya Avira sedang bermesraan bersama pacarnya itu.

Sementara Avira yang tidak tahu apa-apa terus menjelek-jelekkan Calixto. Avira beranggapan Calixto terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya. Mereka hanya akan bersama sampai bayi lahir, jadi untuk apa Calixto terlalu bersikap peduli.

Avira mendesah, sekali lagi dia dipusingkan dengan tingkah Calixto.

"Honey, kamu tidak apa-apa?" Melihat ke arah wajah Dikky.

Dikky merasa bersalah karena memiliki niat buruk pada Avira. Entah kenapa selama ini Dikky bisa tahan tidak menyentuh Avira, padahal dengan kecantikan Avira, siapapun akan tergoda. Walau sudah pacaran selama tiga tahun, Dikky dan Avira bahkan belum pernah melakakun kiss bersama.

***

Karena merasa kesal, sepulang sekolah Avira tidak ingin pulang bersama Calixto. Untuk hari ini dia akan pulang dengan Dikky. 

Sudah lama Calixto menunggu tapi Avira belum juga datang, saat itu dia melihat bahwa Avira dan Dikky sudah berboncengan, tampak bahwa Avira lebih bahagia ketika bersama Dikky.

"Sungguh mengesalkan."Calixto ingin marah, tapi apa bisa dikata bahwa dia tidak punya hak melarang Avira bersama Dikky, karena itu dia memilih untuk pergi.

Avira kini berada didepan rumahnya. Setelah di antar, Avira meminta Dikky agar pulang. Avira tidak ingin dimarahi oleh orangtuanya jika tahu dia diantar oleh Dikky.

"Mama," panggil Avira membunyikan bel rumah.

Bu Nita membukakan pintu, melihat Avira yang datang, dia langsung memeluk putrinya itu, dua hari Avira tidak ada, rumah terasa sepi. 

"Dimana suamimu?" tanyanya melihat keluar.

"Ayo lah Ma, jangan cari dia," ketus Avira.

"Tentu Mama ingin tahu dimana menantu berada," senyum Mama Avira.

"Dia hanya mengantar dan langsung pergi. Aku tidak tahu dia dimana," saut Avira malas.

Avira kembali kerumahnya agar mendapat ke damaian, rumah yang dia tinggali bersama Calixto tidak senyaman rumah orangtuanya.

Avira masuk ke dalam kamarnya, dia membaringkan tubuhnya, dan mulai memikirkan hal-hal yang indah. "Aku ingin kamu cepat lahir," gumam Avira sambil mengelus perutnya.

Bersabar, hanya butuh beberapa bulan lagi, semua akan kembali pada jalan yang seharusnya. Avira hanya ingin membayangkan kebebasan yang dulu dia miliki. Momen saat bersama Dikky sangat dirindukan gadis yang tengah hamil itu 

***

Sementara Avira membayangkan saat-saat dia bersama Dikky, sedangkan Calixto membayangkan kelahiran bayinya.

Karena itu seperti yang Calixto rencanakan, dia akan mencari pekerjaan, sepulang sekolah dia bergegas mencari pekerjaan. Calixto mengganti pakaiannya dengan rapi, dia mengambil berkas lamarannya.

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang