Bab 37 Mari Bertukar

255 8 1
                                    

Calixto berpura-pura tidak melihat, motornya melaju begitu saja.

Avira dan Dikky saling menatap, mereka tersenyum canggung. 

"Aku pulang," ucap Dikky.

"Jangan lupa chat aku setelah kamu sampai dirumah," saut Avira.

Dikky menyalakan kembali motornya dan memutar balik, sekali lagi mengucapkan selamat malam pada sang kekasih.

Avira melambaikan tangannya ketika pacarnya itu telah melaju pergi.

Avira menurunkan tangannya. Memikirkan Calixto melihat apa yang terjadi barusan membuat Avira sedikit malu, dia menepuk kepalanya.

Lima menit berlalu Calixto muncul dengan motornya.

"Kita pulang saja ke rumah kita, aku tidak ingin Papa tahu aku pulang larut malam, apalagi sampai dimarahi," ucap Avira.

Calixto diam mengikuti yang diinginkan Avira. Berada diatas motor berdua dengan Calixto membuat Avira ingin bertanya apakah dia melihatnya?

Setelah memikirkan kembali, Avira mengulurkan niatnya. Setibanya dirumah, Calixto memarkirkan motornya dan pergi begitu saja meninggalkan Avira yang masih ada diluar. Avira berdiri kaku, begitu berterus terang Calixto tidak menyukai Avira.

Calixto meletakkan bungkusan makanan di atas meja, kemudian melangkah masuk kamar, Calixto membersihkan diri di kamar, setelah itu mengambil bantal dan selimut untuk dibawa keluar.

Sedangkan Avira berada di depan kulkas, mencari sesuatu yang bisa dia masak karena merasa lapar.

Tidak ada yang bisa Avira masak, kulkas kosong hanya ada telur, Avira tidak bersemangat menutup kulkas, malam ini dia akan menahan lapar saja. Avira berjalan, namun matanya tertuju pada bungkusan nasi yang ada di atas meja. 

"Apa ini? Makanan ya," membuka bungkusan.

Calixto tidak menyahut, bahkan tidak menawarkan untuk Avira makan, dengan cemberut Avira menutup kembali bungkusan itu. Tahu bahwa Calixto tidak membeli untuknya.

Tapi diam-diam Avira membawa bungkusan itu ke dalam kamar, kalau tidak dikasih, ya dicuri aja. Begitulah pikiran Avira.

***

Les pelajaran terakhir adalah olahraga, semua kelas IPA memiliki jadwal yang sama.

Semua siswa bergilir berganti pakaian. Mengantri di kamar mandi, ada juga siswa yang menutup kelas dan hanya para cewek yang berganti di dalam kelas.

"Tidak menyangka jam olahraga disamakan dengan kelas lainnya," ucap Dinda mengawali pembicaraan.

"Setiap tahun memang seperti itu, katanya agar kita bisa menjalin pertemanan sebelum kelulusan," saut Ayu.

"Tetap saja tidak nyaman bergabung, yang ada akan menimbulkan pertengkaran. Peraturan ini sebenarnya perlu diubah," keluh Dinda.

Avira merasa tidak yakin kalau bajunya itu muat, karena itu dia masih belum berganti. 

"Muat gak ya," batin Avira.

"Avira, kenapa belum berganti," seru Ayu membuyarkan pikiran Avira.

"Aku berganti di kamar mandi saja, kalian tunggu aku disini ya." 

Avira keluar dari kelas menuju kamar mandi, anehnya Avira celangak-celinguk di dekat kamar mandi cowok. Jika ada orang melihat Avira akan berpura-pura mengikat tali sepatunya.

Pedro yang lebih dulu melihat dewi sekolah, biasa teman-teman Calixto masih ngefans sama Avira.

"Dewi ada disini, bikin gaya ah," ucap Pedro menyisir rambutnya menyamping.

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang