Bab 29 Hari Pertama Sekolah

359 11 3
                                    

Esok pagi

Calixto bangun dari tidurnya, dia masih duduk di sudut tempat tidur, perlahan dia berjalan agar tidak membangunkan Avira.

Calixto menyibukkan diri dengan memasak nasi lebih dulu, lalu dia memeriksa isi kulkas. Semua jenis sayur-sayuran dikeluarkan.

"Masak apa ya," masih bingung.

Calixto mengambil ponselnya, lalu searching cara memasak makanan untuk Ibu hamil. Kemudian Calixto mempraktikan yang ada di youtube. Sekitar sejam Calixto menyiapkannya. Setelah selesai, Calixto langsung memasukkan ke kotak makanan. 

Karena kejadian semalam, Calixto akan merasa canggung jika berhadapan dengan Avira. Maka dari itu Calixto ke dapur, dia menyiapkan sarapan untuk Avira juga memasak sayur dan nasi, kemudian dibuatnya jus dan susu untuk Avira. 

Avira  terbangun karena sinar matahari menembus jendela kamarnya yang entah sejak kapan terbuka. Sejenak, ia hanya menatap seluruh kamar. Matanya masih terasa masih mengantuk.

Dia masih belum sepenuhnya sadar, masih mengira bahwa dia ada dikamar lamanya, dia masuk ke kamar mandi, dimana Calixto juga masih membasuh diri.

Calixto juga belum menyadari bahwa Avira sudah berada di belakangnya, Avira sudah berdiri tepat di belakang Calixto, ketika Calixto berbalik badan, baru mata Avira terbelalak lebar.

Arghhh.

Avira melihatnya, semua bagian itu sangat jelas, sungguh dia sangat syok dan tanpa sadar langsung memukul kepala Calixto.

"Ugh. Keluar!" Teriak Avira.

Avira menutup matanya, enggan melihat apa pun. Suara air bergulir terdengar. Wajahnya dibenamkan dalam kedua telapak tangan sambil meminta Calixto untuk pergi. Rasanya Avira sudah tidak sanggup lagi hidup dalam situasi seperti ini. Betul-betul dia tidak kuat hidup dalam lingkaran pernikahan yang hampir menggiringnya menuju kegilaan karena terus hal aneh terjadi.

Calixto juga merasa sangat malu, ketika tubuh telanjangnya dilihat oleh Avira.

"Kamu yang keluar," saut Calixto lagi sambil berusaha menutupi juniornya dengan tangannya 

Avira diam sejenak, kemudian keluar dengan menutup matanya.

"BENCI! Aku sungguh benci dia. Baru sehari tinggal bersamanya aku sudah muak dengannya, aku tidak bisa tinggal dengannya, aku akan bicara pada Ibu dan Ayah agar aku kembali kerumah," ucap Avira keras.

Begitu Calixto keluar, Avira langsung angkat suara. "Mulai sekarang aku yang lebih dulu mandi, kamu harus menunggu sampai aku selesai," oceh Avira lalu langsung pergi.

Calixto menanggapi dengan santai, dia menyibakkan rambutnya hingga setengah kering, setelah itu dia memakai seragamnya. Setelah selesai berpakaian, Calixto membawa tasnya menuju dapur.

Calixto menyiapkan sarapan, ada roti dan susu diatas meja, lalu Calixto menarik kursi sambil menikmati roti.

Avira yang juga telah selesai masih menggerutu di kamar, wajahnya selalu cemberut ketika mengingat Calixto.

Avira dengan pakaian super rapi dan juga rambutnya yang diikat setengah menggunakan pita berwarna pink, dan bibirnya sudah dipoles dengan pelembab, menjadikan Avira sangat cantik. Avira bercermin, setelah merasa penampilannya cukup, dia membayangkan bertemu dengan Dikky, pacarnya. Avira tersenyum.

Avira keluar dari kamar, tapi saat melihat Calixto sedang asik menyantap roti, Avira memasang wajah cemberut. Dia menarik kursinya, ada suara pekikan kursi karena ditarik terlalu kuat.

Calixto mengalihkan pandangannya ke arah Avira. Dia menggelengkan kepala lalu melanjutkan sarapannya.

Keduanya tidak saling bicara, suasana sangat sunyi senyap, jika pun ada suara, itu hanya nafas yang saling bersahutan. 

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang