Pengumuman

444 13 2
                                    

Hallo para reader yang selalu setia untuk kisah PERNIKAHAN RAHASIA PUTIH ABU-ABU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo para reader yang selalu setia untuk kisah PERNIKAHAN RAHASIA PUTIH ABU-ABU.

Demi kepentingan Author sendiri kisah AVIRA dan CALIXTO selanjutnya akan UPDATE di KBM.

Cerita nya makin seru, akan ada chapter AVIRA dan Calixto bulan madu di PARIS🤭

                                                                                               

Paris

Calixto berjalan kaki di sekitar Notre Dame, dia  dapat melihat sebagian Kota Paris. Hari semakin perlahan lampu-lampu jalanan di sekitar jalanan Paris mulai menyala terang dan lampu kelap kelip dari menara eiffel sangat indah.

Namun kecantikan Paris yang dilihat Calixto tidak membuatnya bahagia, sejak tadi dia memikirkan Avira karena itu dia berpisah dengan teman-temannya dan berjalan menyendiri mengitari paris.

"Seandainya kamu ada disini," gumam Davin sambil menatap ke arah menara Eiffel.

"Calixto!"

Calixto mendengar namanya dipanggil berbalik, dia melihat sosok Avira berdiri di seberang dengan tangan melambai dan tersenyum lebar.

Calixto mengedipkan matanya, tidak percaya apa yang dilihatnya, sosok Avira masih tidak menghilang, bahkan Calixto mengucek matanya tapi tetap wajah penuh senyuman memandang ke arahnya.

"Aku benar-benar sudah gila. Bagaimana bisa aku melihat Avira disini," geleng kepala.

"Calixto!" 

Calixto merasa pendengarannya juga bermasalah, dia terus mendengar bahwa namanya dipanggil.

"Aku tidak peduli ini nyata atau bukan," ucap Calixto berjalan cepat menghampiri sosok yang dirindukannya.

Calixto semakin dekat dengan lembut dia menarik Avira yang dianggap sebagai hanya imajinasinya.

Calixto tanpa berpikir mencium bibir merah itu. Rasanya sangat lembut dan manis, seperti nyata.

"Kamu kenapa menciumku?"

Mata Calixto terbuka lebar, rupanya Avira itu nyata dan dia sedang mencium bibirnya. Sontak Calixto mundur. Wajahnya sangat gugup dan tangannya gemetar.

Belum sempat bertanya Calixto kembali terkejut ketika melihat orang tuanya dan mertuanya ada di belakang Avira.

"Arghhh!"

Calixto berteriak dengan mulut terbuka lebar, dia barusan mencium Avira di depan mertuanya.

Avira malah cengar-cengir melihat ekspresi Calixto. 

"Ehem. Mama dan Papa akan keliling, kalian boleh lanjutkan." Jenny merangkul Welson untuk pergi dari sana.

"Kami juga ingin menghirup udara segar. Silahkan dilanjutkan," senyum Bu Nita menggandeng tangan Pak Dito.

Melihat mereka pergi, Calixto mengusap wajahnya, dan berkata-kata tidak jelas.

"Calix kamu kenapa? Kamu tidak senang aku datang? Kalau begitu aku juga pergi!" 

Calixto langsung memeluk Avira dengan erat dan mengelus rambut Avira.

"Kupikir aku hanya sedang bermimpi kamu ada disini." Memeluk erat.

Avira mendorong dengan pelan agar pelukan Calixto sedikit longgar, dia menengadah ke atas. Avira berjinjit kemudian mengecup bibir Calixto.

"Apa ini masih mimpi?" tanyanya sambil tersenyum.

Wajah Calixto menjadi merah merona, tidak menyangka bahwa Avira menciumnya.

"Kenapa kalian bisa ada disini?" tanya Calixto penasaran.

"Saat Mama Jenny tahu kamu pergi tour ke paris dia langsung datang kerumah dan mengajak untuk menyusul. Karena aku ingin ke paris jadi aku setuju," senyum Avira lebar.

Kali ini Calixto berterima kasih pada Mamanya karena membuka jalannya agar selalu bersama Avira.

"Baiklah istriku sayang, aku akan mengajakmu berkeliling." 

"Calix, barusan kamu bilang apa? Istriku sayang?" tidak percaya dengan yang didengarnya

"Iya. Aku sangat menyayangimu Avira, mungkin kamu tidak merasakannya, tapi aku sangat takut kehilanganmu."

"Apakah ini pernyataan cinta?" tanyanya dengan pelan.

"Yes. I love you Avira!" 

Avira tersenyum lebar lalu mengucapkan hal yang sama.

Calixto dan Avira berkeliling di sekitar menara eiffel, suasananya sangat ramai bahkan ada banyak penjual souvenir sebagai kenangan-kenangan.

Calixto melihat gantung dengan simbol menara eiffel. Calixto membelinya dan memperlihatkan pada Avira.

"Wahhh. Gantungannya unik." Avira mengambil dari tangan Calixto.

"Itu untukmu, aku juga membeli yang sama." 

Di ujung sana ada Jenny dan Welson yang memperhatikan Calixto. 

Sebagai Ibu dia sangat senang melihat putranya kembali tersenyum. 

Welson memperhatikan Jenny kemudian berdehem. "Kita sudah lama tidak berduaan."

Jenny melihat Welson. "Kami benar, setiap hari kita sibuk bekerja. Dan kalau bertemu kita pasti bertengkar karena saling menuduh tidak setia," sindir Jenny.

"Aku tidak menuduhmu. Wajar kalau seorang suami cemburu melihat istrinya bertemu dengan mantan kekasihnya," saut Welson cemberut.

Jenny tertawa terbahak-bahak, suaminya yang kaku itu bisa juga menunjukkan ekspresi menggemaskan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pernikahan Rahasia Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang