"Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu"
Apa jadinya jika seorang remaja alim ditaksir oleh perempuan cantik yang famous dan super nakal?
Berkisahkan tentang seorang pemuda bernama Naufal Ramadhan, yang masih dilanda gejolak semangat pada usi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Badan yang semula sudah tak bergetar karena rasa cemas yang Kinan rasakan, Kini malah meningkat 3 kali lipat.
Sembari menangis dan menutup mata juga telinganya dengan kedua tangannya, Kinan terus menjerit dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kali ini ia merasa bahwa inilah puncak frustasinya.
"Ya Allah, mengapa dia selalu muncul? Tolong beri hamba kesadaran Ya Allah ... hamba tidak ingin suami hamba merasa kecewa karena harus menerima keadaan hamba yang seperti ini," oceh Kinan.
Saat sebuah tangan kini mendekat, Kinan langsung menepisnya dan semakin menjauhkan dirinya dengan nafas yang sudah tak beraturan.
Dalam waktu yang singkat, kedua matanya sudah memerah, bahkan hidung nya juga ikut memerah.
"Aku sudah ikhlas, Naufal! Mengapa kamu masih membayangiku?"
Melihat keadaan Kinan yang kacau, lantas Naufal terdiam. Iya, Kinan sebenarnya memang tidak sedang berhalusinasi. Namun mungkin rasa ketidakpercayaannya terlalu mendominasi keadaannya yang masih dilanda kepanikan pasca pernikahan.
Perlahan, saat Kinan kembali menunduk, Naufal kembali mendekat. Pria itu memeluk Kinan yang langsung semakin memberontak ketika mendapati dirinya sedang dipeluk.
"Tenanglah, Kinan ... aku mohon tenang,"
Seketika, Kinan mulai tenang. Perlahan ia mengadah untuk melihat secara langsung siapa yang kini sudah memeluk dan memberinya ketenangan. Barangkali pandangannya kini sudah berubah, barangkali bayangan Naufal yang terus menghantuinya itu sudah hilang.
"Sepertinya ... aku sudah gila ...."
"Tidak, sayang. Ini aku Naufal, suamimu."
Tangan lembut Kinan kini meraih wajah Naufal untuk ia elus, wanita itu hanya ingin membuktikan apakan benar apa yang ia lihat dan rasakan di hadapannya ini?
Namun rupanya, niat itu terhenti. Tangan Kinan yang hampir sampai untuk membelai wajah Naufal kini terjatuh tak berdaya. Bersamaan dengan itu, kedua mata Kinan tertutup secara tiba-tiba.
Kinan pingsan.
***
"Kinan? Nak? Kamu sudah siuman?"
Kinan mengkerutkan kalisnya, matanya ia sipitkan ketika ia menangkap terangnya cahaya lampu kamar yang begitu menyilaukan.
Kini, Umi membantu Kinan untuk meraih posisinya nyamannya dengan setengah bersandar pada papan sandaran kasur.
"Ini ada apa ya Umi? Kinan kenapa?" tanya Kinan sendiri.
Umi dan Abi lantas saling bertukar tatap.
"Kamu pingsan, nak. Apa Kinan tidak ingat apa-apa?"
Kinan terdiam, jelas ingatannya langsung kembali dengan cepat pada momen yang telah terjadi beberapa jam yang lalu. Sekarang ia tahu, apa alasan yang menyebabkannya hingga harus terkulai lemas tak sadarkan diri.