19. Naufalinisme | Ujian

21 1 0
                                        

"KINAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KINAN!"

"Astagfirullah! Kenapa, Ci? Ada apa?"

Melihat Suci sang sahabat yang kini tiiba-tiba datang dengan panik dan terkesan buru-buru itu sontak membuat Kinan yang kini sedang melakukan aktivitasnya sebagai seorang istri yang baik ini ikut terkejut.

"Anu, kamu gak apa-apa kan?" tanya Suci pada Kinan yang membuat Kinan sendiri kebingungan. Seharusnya ia yang bertanya seperti itu pada Suci.

"Naufal bilang kamu jangan dulu--"

Perkataan Suci kini tiba-tiba terputus tatkala sebuah dering notifikasi dari ponsel Kinan terdengar. Suci yang panik Kini berniat untuk meraih dan merebut ponsel Kinan. Namun sayangnya ia kalah cepat.

"Kamu kenapa sih?" heran Kinan yang kemudian tak berselang lama ia langsung mengotak atik ponselnya.

Melihat sebuah kejanggalan, kedua halis Kinan kini menyatu. Ada sebuah kiriman vidio yang tertera pada layar notifikasi ponsel Kinan dari nomor yang tidak dikenal.

Merasa sesuatu mulai menjanggal, Kinan lantas menekan notifikasi tersebut yang kemudian mengarahkannya pada room chat antara Kinan dan sang pengirim tidak dikenal tersebut.

"Apa ini? Siapa yang--"

Begitu vidio tersebut Kinan putar, Kini seluruh tubuh nya menegang dengan sempurna. Kedua mata Kinan kini terbelalak, bahkan kini ponsel yang semula ia genggam itu terjatuh ke lantai.

Suci yang tidak bisa mencegah agar Kinan tidak tahu menahu soal ini lantas hanya bisa terdiam sembari menatap Kinan penuh perhatian.

Dengan sigap, Suci lantas langsung mengambil dan mematikan ponsel Kinan. Ia kemudian menuntun Kinan untuk duduk di sofa sembari menenangkan sahabatnya ini yang tengah terpaku.

"Vidionya udah tersebar luas. Aku gak bisa deteksi siapa pengirimnya karena vidio nya udah di publis banyak pengguna."

"Ci ... Gimana sama Naufal?" cemas Kinan dengan kedua bola matanya yang sudah berkaca-kaca. Tangan dan badannya bergetar hebat karena takut.

"Naufal gak tahu kan? Dia--"

"Justru Naufal lah orang pertama yang tahu soal ini."

"Terus? N-Naufal dimana sekarang? Apa dia marah? Dia pasti kecewa kan sama aku, Ci? Dia pasti nyesel udah nikah sama aku kan? A-apa dia gak mau ketemu lagi sama aku? Apa jangan-jangan dia--"

"Shhttt! Udah jangan overthinking dulu!"

"T-tapi dimana Naufal?" Suara Kinan Kini sudah bergetar dengan hebat. Tangisannya sudah tak terbendung lagi.

"Dia gak akan mungkin marah sama kamu, Kinan. Kalian berdua butuh waktu sejenak, biarin Naufal urus-urusannya dulu. Aku bakal disini nemenin kamu," ujar Suci seraya menarik Kinan ke dalam pelukannya.

"Gimana kalo Naufal minta cerai, Ci? Apa kata Umi dan Abi nanti soal vidio itu? Apa kata Ayah sama Ibunya Naufal kalau mereka tahu gimana hina nya menantunya ini? Aku gak sanggup nerima makian dan celotehan orang-orang nanti!"

NaufalinismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang