"Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu"
Apa jadinya jika seorang remaja alim ditaksir oleh perempuan cantik yang famous dan super nakal?
Berkisahkan tentang seorang pemuda bernama Naufal Ramadhan, yang masih dilanda gejolak semangat pada usi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Alhamdulilah. Gimana makanannya? Enak gak, Kinan?"
Mendapat pertanyaan itu, Kinan lantas buru-buru mengunyah dan menelan makanan terakhir yang masih berada di dalam mulutnya itu.
"Eh santai aja, Kinan jangan buru-buru! Nanti malah keselek!"
Kinan menutup mulutnya dengan tangan kanannya, menghalangi daerah mulut dan pipinya yang pasti terlihat timbul karena banyaknya makanan yang masih dalam proses kunyahannya.
Naufal lalu meraih dan mengambil tissue untuk ia berikan pada Kinan. Naufal tahu, difilm-film mungkin adegan ini harusnya menjadi adegan dimana Naufal mengusap dan mengelap sisa makanan yang ada pada daerah atau sudut bibir Kinan.
Namun lagi-lagi. Naufal tidak seberani itu. Ia tidak mau membuat sesuatu yang tak seharusnya tumbuh malah tumbuh di antara mereka.
"Makasih, Naufal."
"Iya, Kinan."
"Oh iya, enak kok enak banget malah makanannya. Gak salah sih kamu rekomendasiin ini waktu pesen tadi hehe."
"Wah alhamdulilah deh kalo gitu."
Yeah, Kinan sebenarnya sedikit tidak menyangka akan banyaknya topik pembicaraan yang mereka bicarakan disepanjang selesainya mereka menyantap makanan. Tidak ada kecanggungan yang tercipta diantara Naufal dan Kinan lagi rasanya. Semuanya cair, mengalir bergitu saja.
Hingga tak terasa, adzan dzuhur pun berkumandang. Naufal melihat ke sekitar sekilas, mengamati orang-orang yang entah apa tujuannya Kinan juga tidak tahu. Namun yang jelas, kini Naufal terlihat beranjak dari duduknya sambil berucap, "Udah adzan, aku izin sholat dulu ya, Kinan."
Mendengar itu, Kinan lantas tersenyum seraya mengangguk. "Gimana kalo ada yang nanya kenapa aku gak ikut solat? Aku kan lagi pake hijab, Naufal?"
"Orang pasti nyangkanya kamu lagi halangan. Santai aja gapapa."
"Oh iya ya?"
"Iya, kamu gapapa aku tinggal dulu sebentar kan, Kinan?"
"Gapapa dong! Gih sana ibadah dulu deh!"
"Oke!"
Sepanjang Naufal berjalan dan menghilang masuk ke area masjid, Kinan terus memandangi pria soleh itu. Mimpi apa ia semalam sampai bisa makan berdua di tempat favorit nya Naufal ini? Dengan keadaan boncengan? Woah! Sungguh hal yang wajar jika Kinan kini kembali menyunggingkan senyuman saltingnya lagi dan lagi.
Sambil menunggu Naufal, Kinan perlahan berjalan menelusuri area taman dan mendekati area danau yang memanjakan mata itu. Dengan sapaan angin yang menerpa wajah cantiknya, Kinan lalu duduk lesehan di atas suburnya rumput-rumputan yang bersih di area ini. Kedua kakinya ia tekukkan, menambah sisi feminim dari sosok seorang wanita pada umumnya.
Seulas senyuman Kinan sunggingkan secara tiba-tiba mengingat behind the scane dari beberapa jepretan foto hasil Naufal yang tadi memotretnya.