bab 9

492 66 7
                                    

Hari ini sisca diantar ke sekolah oleh supir, di perjalanan sisca melihat sekeliling, jalanan yang macet sudah menjadi makanan sehari-hari bagi sisca.

Entah mengapa di tengah perjalanan menuju sekolah mood nya tiba-tiba saja menjadi jelek, sisca membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.

ia terus memandangi jam di lengan kiri nya. Ini masih pagi, namun rasanya sisca ingin cepat sampai di sekolah.

"Woyyy, masih pagi udah ngelamun aja"
Sisca mengerjat saat jinan menepuk pundaknya, bukannya marah seperti yang biasa ia lakukan kepada jinan sisca malah memilih memeluk cindy yang berada di sebelah jinan.

Perlahan cindy mengusap punggung sahabatnya itu, sambil terus memberikan kata-kata penenang

"It's okey, nanti kita obrolin baik-baik ya kalo emosi lo udah stabil"

Jinan yang tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh keduanya mencoba bertanya kepada cindy dengan gerakan mulutnya, namun cindy hanya menggelengkan kepalanya.

~

Saat jam istirahat sisca memilih berdiam diri di kelas dengan cindy yang selalu berada di sampingnya. Jinan dan shani memilih tidak mengganggu keduanya, membiarkan kedua sahabat itu bercerita dan meninggalkan mereka pergi ke kantin.

"Lo yakin sis?"  Tanya cindy

"Iyaa kayanya keputusan gua udah bulet, ini bukan yang pertama cin. Bahkan lo juga liat dengan mata kepala lo sendiri kan?" Cindy mengangguk

"Tapi lo gamau nanya baik-baik dulu? Siapa tau dia punya penjelasan. Atau mungkin hubungan kalian bisa di perbaiki"

Dengan mata yang sudah memerah, sisca menatap cindy dan kembali menghambur kedalam pelukan cindy.

~

Di kantin jinan dan shani juga sedang membahas apa yang terjadi dengan sisca, sisca yang biasanya banyak bicara hari ini mendadak menjadi pendiam.

"Kira-kira sisca kenapa ya shan? Gua dari tadi nanya ke cindy ga di jawab, lo tau shan?"

"Gua juga gatau nan" Ucap shani sendu

~

Bel sekolah pun berbunyi, waktunya pulang sekolah sudah tiba. Shani mencoba menghampiri sisca, namun jinan mencoba menarik tangan shani

"Biarin dulu shan, kalo menurut gua sih jangan di ganggu dulu"

Shani menghempas pegangan jinan
"Apaan sih nan, gua cuma mau nanya doang kok"

"Sis, lo tadi pagi dianter kan? Mau pulang bareng gua?" Tanya shani

"Sorry shan, gua balik bareng oniel. Dia udah nunggu di parkiran"

Shani menatap punggung sisca yang pergi begitu saja meninggal ia dan yang lainnya di dalam kelas.

"Nanti kalo masalahnya udah selesai, lo hibur dia ya shan" Ucapan dari cindy membuat shani menatap cindy

"Maksud lo apa sih cin? Dia lagi kenapa? Ada masalah apa? Semalem dia baik-baik aja kok"

Beberapa pertanyaan dari shani tak ada satupun yang cindy jawab, Cindy hanya berucap
"Nanti juga lo tau"

"Ayo nan balik, kita kan mau nyari buku titipan ka Gita"

Jinan yang sedari tadi diam menepuk keningnya sendiri "oh iyaa, untung kamu ingetin. Kalo sampe lupa aku bisa kena omelan dia selama seminggu"

"Lo mau ke parkiran bareng ga? Atau mau diem aja sendiri jaga kelas" Ucap jinan beralih pada shani

"Sialan, ayo bareng"

~

Sepanjang perjalanan sisca hanya diam, oniel yang berada di samping sisca tidak berani bertanya karena melihat sepertinya mood kekasihnya sedang tidak baik-baik saja bahkan matanya terlihat sembab.

"Kita boleh ke taman dulu sebentar ga niel"

"Boleh sayangg"

Setelah sampai taman, mereka duduk di sebuah kursi yang menatap jalanan dengan pepohonan yang rindang.

"Ada yang mau kamu jelasin ga niel tentang kamu beberapa hari ini?" Tanya sisca tiba-tiba
Oniel menoleh "maksud kamu apa?"

"Siapa tau kamu mau menjelaskan sesuatu, aku bakal dengerin ko. Atau aku harus tanya satu-satu dulu biar kamu mau cerita?"

Oniel diam ia tak tau harus berucap apa, melihat oniel yang bingung sisca angkat bicara

"Yaudah, kamu kaya nya bingung. Biar aku yang tanya ya?"

Sisca menarik nafas panjang lalu menghembuskannya
"Kamu ada hubungan apa sama indah?"

Oniel menatap sisca, namun masih diam

"Terlalu to the point ya pertanyaan aku? Yaudah aku jelasin dari awal ya, biar kamu tau kenapa aku bisa tanya kaya gitu" Lanjut sisca

"Aku tau kalian ada hubungan, awalnya aku ga percaya sama mereka yang bilang kalo kamu ada hubungan sama dia" Sisca menjeda ucapannya

"Tapi setelah beberapa hari ini bukti itu semakin kuat, kemarin cindy sempet liat kamu pelukan sama dia deket ruang musik. Aku coba percaya sama kamu, aku sempet debat dikit sama cindy karena aku gamau dengerin apa kata dia, malemnya aku lihat sendiri dengan mata kepala aku kamu ke cafe sama dia padahal kamu bilang kamu ke toko buku"

Dengan sesak yang semakin mendalam sisca mencoba meneruskan ucapannya

"Terakhir aku liat kamu tadi pagi, semobil sama dia kan? Padahal aku udah minta kamu jemput aku. Dari semua yang aku lihat dan aku dengar kamu masih belum bisa ngaku kalo kamu ada hubungan sama dia?"

Oniel menatap sisca yang sudah menangis sejak tadi, ia mencoba menggenggam tangan sisca namun sisca menolaknya

"Okee, iya aku ada hubungan sama indah"

Tangis sisca semakin deras setelah mendengar pengakuan dari oniel

"Kenapa?" Hanya itu yang sisca ingin tau dan mampu di ucapkan

"Aku juga gatau kenapa, mungkin karena kamu terlalu sering sama shani. Aku terlalu cemburu sama dia, dia bisa dengan bebas dekat dengan keluarga kamu atau temen-temen kamu. Aku juga tau rasa cinta kamu udah mulai berkurang buat aku"

"Aku cape, selalu di bandingkan dengan kak shani dan jadi bayang-bayang dia"

Disini sisca dan oniel sama-sama menangis, menyesali apa yang di lakukan oleh keduanya. Mereka yang saling mencintai namun membuka ruang masing-masing untuk orang lain.








~~~~~~~
Double nih gaess,
Sampe sini gimana menurut kalian jalan cerita ini?
Jangan lupa komen yaaa :)

Senja (Shansis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang