bab 12

551 61 0
                                    

Sisca sedang menikmati pagi harinya di bandung dengan segelas teh hangat yang ia buat, sisca duduk di teras villa sambil memejamkan mata ia memikirkan apa yang di bicarakan shani malam tadi. Namun setelah beberapa saat sisca membuka matanya setelah merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya

"Mikirin apa lo?" Tanya cindy, sisca hanya menggelengkan kepala lalu kembali memejamkan matanya

"Udah waktunya lo move on sis, dia aja ga peduli kan? Malah gua liat-liat bareng terus tuh sama selingkuhannya"

"Mau gua juga gitu cin, tapi gua belum siap. Liat dia depan mata gua aja gua ngerasa dia masih pacar gua, kaya mikir kita tuh cuma lagi marahan doang"

"Emang lo ga ada rasa sama shani? Bukannya sebelum lo pacaran sama oniel lo sempet naksir dia cuma gara-gara dia nya aja kaya yang ga serius sama lo"

Sisca dengan cepat menutup mulut cindy, dan melihat keadaan sekitar villa

"Lo bisa pelan ga? Kalo shani sampe denger nanti dia besar kepala"

"Yaudah, jadi bener lo udah ga ada rasa sekarang sama dia?" Tanya cindy dengan suara yang lebih pelan

"Gua gatau" Jawab sisca

"Kenapa gatau? Lo masih mikirin oniel yang udah nyakitin lo? Padahal dulu pas lo sama dia lo tuh jaga banget perasaan dia kan, shani ngasih perhatian lebih juga lo milih nganggep shani angin lalu demi perasaan oniel yang jelas-jelas malah milih selingkuhannya di banding lo" Cindy sedikit kesal dengan sahabat nya ini yang masih belum bisa melupakan sang mantan.

"Jangan bahas sekarang ya cin, gua juga ngerasa kalo oniel sebenernya ga sejahat itu"

"Gila lo, cape gua ngebilanginnya"

Cindy yang merasa kesalahan dengan sisca beranjak dari tempatnya, ia lebih memilih membangunkan jinan dari pada harus berdebat dengan sisca tentang mantannya itu.

~

Liburan mereka telah berakhir, kini mereka kembali melanjutkan kegiatan bersekolah seperti biasanya. Awal masuk sekolah setelah libur panjang biasanya masih terbilang bebas, pelajaran belum begitu efektif terkadang guru yang seharusnya mengajar tidak masuk ke ruang kelas. Seperti kelas sisca saat ini, jam kosong seperti ini biasanya di gunakan sisca dan teman-teman sekelasnya untuk menceritakan bagaimana keseruan libur panjang mereka. Saat sedang bercerita sisca menoleh saat temannya menghampirinya dan memberitahu bahwa ada yang ingin menemuinya di depan kelas dan sisca segera bangkit dari tempatnya menuju luar kelas

"Oniel?" Sisca sedikit terkejut karena orang yang ingin menemuinya adalah oniel

"Hai kak, maaf ya ganggu. Boleh ngobrol sebentar ga?" Sisca mengangguk dan mereka segera duduk di tribun depan kelas sisca

"Jadi gini kak, aku di suruh pak bondan cari perwakilan angkatan kelas 12 buat partisipasi nyanyi di acara graduation kalian nanti, kalo kak sisca nanya kenapa aku datenginnya kak sisca ya karena aku tau kalo suara kak sisca itu bagus" Oniel yang melihat sisca agak ragu melanjutkan pembicaraannya

"Kalo misalnya kakak ga mau gapapa, nanti biar aku bilang ke pak bondan"

"Aku nyanyi sendiri atau gimana?" Tanya sisca

"Pak bondan sih tadi nyuruh nya kita duet, biar lebih berkesan aja ada kolaborasi antara anak kelas 11 dan 12. Alasan lain kenapa aku minta kak sisca karena kita udah kenal lama jadi ga perlu ada pendekatan lagi buat jalin chemistry"

Sisca diam tidak menjawab pertanyaan oniel, ia memikirkan apakah ia sanggup jika harus duet bersama mantannya itu. Lamunan sisca buyar ketika oniel menepuk bahu sisca

"Gini aja kak sisca pikirin aja dulu ya, sekarang masih awal masuk semester juga masih banyak waktu. Tapi jangan lama-lama ya kak ngasih kabarnya, soalnya sekarang waktu kerasa cepet banget" Oniel segera berdiri dan meninggalkan sisca di depan kelas

setelah kepergian oniel sisca menutup muka dengan kedua telapak tangannya ia sangat bingung, di satu sisi ia ingin sekali berpartisipasi yang terakhir kali untuk sekolah nya di sisi lain mengapa gurunya menyuruh untuk duet dengan oniel. Sisca terkejut saat jinan dengan sengaja mendorong lengan sisca yang sedang bertumpu di kedua kakinya

"Anjirrr, bener-bener ya lo nan. Gabisa apa sehari ga bikin gua kesel?"

Bukannya takut Jinan malah tertawa kencang mendengarnya "hahaha, gua seneng melihat lo menderita"

"Kenapa muka lo suntuk gitu?" Suara shani mengalihkan perdebatan antara sisca dan jinan

"Gapapa ko, gua laper. Ke kantin yuk" Ucap sisca mengabaikan pertanyaan shani

Mereka mengangguk menyetujui ajakan sisca, jinan dan shani berada di bagian depan sedangkan sisca dan cindy di belakang mereka, melihat shani dan jinan yang sedang memperhatikan sekitar sekolah sisca mendekatkan badannya lalu berbisik kepada cindy

"Nanti pulang sekolah gua mau curhat sama lo"

~~~~~~~
Mohon maaf nih up nya agak lama hehe

Senja (Shansis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang