Kecewa

151 27 2
                                    

Hiro menghembuskan napasnya setelah mengantar Riska pulang ke rumahnya. Ia duduk diatas motornya setelah memakai helm dan menghidupkan mesin kendaraan roda dua itu.

"Kenapa dia jadi gini sih?!" Keluh Hiro.

Menggelengkan kepalanya, Hiro menjalankan motornya dengan perlahan. Ia merasa tidak enak dengan Revine dan Nala karena sudah mengacaukan niat mereka untuk jalan-jalan bersama. Bahkan, ia juga merasa bersalah kepada Liana yang menjadi sasaran kemarahan Riska saat itu.

"Ck! Tau gitu mending gue gak usah datang tadi!" Gerutu Hiro.

Hiro berjalan memutar arah ke rumahnya. Ia memilih memutar jalan untuk mencari udara sebentar sebelum pulang ke rumah. Namun, saat berada di persimpangan jalan, ia melihat siluet seorang gadis yang tadi sempat beradu mulut dengan Riska.

"Dia belum pulang?" Gumam Hiro.

Setelah mengatakan itu, Hiro berinisiatif ingin meminta maaf kepada Liana. Ia menjalankan motornya ke persimpangan dan memarkirkan motornya di dekat pedagang bakso yang ada disana.

"Dasar setrika! Cocok banget nama lo di tukar jadi setrika! Kerjaannya mondar mandir manasin pakaian! Kayak lo yang kerjaannya suka buat panas orang!" Kesal Liana.

Liana berjalan sambil menendang batu-batu kecil yang ada di depannya. Ia tidak menyadari jika di belakangnya ada Hiro yang baru saja sampai mengikutinya dari belakang.

"Gue doain lo kena keramat!" Sambung Liana.

Mendengar kekesalan Liana, Hiro menahan tawanya. Ia ingin mengoreksi perkataan gadis itu yang ingin mengatakan karma dan malah menyebutkan keramat.

"Karma." Ucap Hiro.

Tak sengaja, Hiro malah menyebutkan kata itu. Ia mengedip-ngedipkan matanya karena mulutnya malah mengkhianati niatnya.

"Suka-suka-"

Liana tak melanjutkan perkataannya. Ia malah membulatkan kedua matanya saat melihat Hiro yang tiba-tiba bisa ada di belakangnya.

"L-lo!" Gagu Liana.

Memegang kepalanya, Liana langsung membalikkan tubuhnya. Ia memukul mulutnya sendiri karna tergagu di saat seperti ini.

"Lo-"

"Sana lo jauh-jauh!" Potong Liana.

Lagi, Liana merutuki dirinya. Ia kembali mengatakan kata-kata ketus saat bersama Hiro. Kemudian, ia berjalan meninggalkan laki-laki itu yang sialnya malah mengikutinya.

"Plis! Gue gak siap kalo ketemu dadakan begini!" Batin Liana.

Hiro berjalan mengikuti Liana. Ia ingin langsung meminta maaf namun malah harus mendapatkan kalimat ketus dari gadis itu.

"Liana, gue-"

"Jangan sok kenal lo sama gue!" Sarkas Liana.

"Gue-"

"Sana lo!"

"Kok gue-"

"Nyenyenye!"

Mendengar itu, Hiro tertawa tidak enak. Ia menatap tidak percaya Liana yang selalu memotong perkataannya dengan nada ketus dan ngegas.

"Biasa aja dong!" Kesal Hiro.

"Dih! Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?!" Balas Liana.

"Gue baik-baik ya ngomong nya!"

"Gue juga biasa aja ngomong nya!"

"Cewek aneh!"

"Lo!"

Aku, Kamu Dan Kenangan (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang