Masa Lalu Dan Masa Depan

241 51 3
                                    

Nala menghembuskan napasnya melihat Liana yang masih mendiami nya. Ia menggaruk belakang kepalanya yang mendadak gatal karena tidak tahu harus berkata apalagi agar temannya itu tidak marah lagi kepadanya.

"Li, udah dong ngambeknya." Ucap Nala.

"Sorry! Kita kenal?!" Ucap Liana ngegas.

"Udah tiga hari loh, Li. Lo kok masih ngambek aja?"

"Tiga hari kata lo?! Hah? Tiga hari?!"

"Ya lo-"

"Malu gue sampe ke akhirat gara-gara lambe laki lo! Mau letak dimana muka gue kalo ketemu Hiro?! Lo- aisshhh!"

"Biasa aja kali, Li! Lebay lo ah!"

"Lebay laki lo botak pake bendo pita!"

"Heh! Gue masih single ya!"

"Nyenyenye!"

"Lo! Ngomong yang bener! Gue gak ngerti lo ngomong apa?!"

"Dih! Mendadak bego lo?!"

"Lambe apa?!"

"Lambe-"

Liana tidak jadi melanjutkan perkataannya saat tersadar dari pertanyaan Nala. Ia menjulurkan lidahnya dan kembali melipat kedua tangannya di depan dada sambil membuang wajahnya ke samping.

"Li! Lo-"

"Hallo, gadis-gadis ku!" Teriak Revine.

Revine berjalan masuk ke dalam kelas sambil melambaikan tangannya. Ia mendekati meja Nala dan menarik kursi untuk duduk di depan mereka.

"Udah makan sayang?" Tanya Revine.

"Dih! Sayang pala lo!" Ketus Nala.

"Jutek amat. Nanti cantiknya hilang loh."

"Sorry ya! Gue emang udah cantik dari dalam kandungan!"

"HUEEKKK!!!"

Liana berpura-pura muntah mendengar perkataan Nala. Ia menatap sinis gadis itu yang malah tersenyum malu saat membalas perkataan Revine di balik juteknya.

"Eh?! Ada ada wewek sak berak!" Pekik Revine.

"Emang anak setan lo ya! Diam gak lo?!" Kesal Liana.

"Vin, jangan frontal gitu ngomongnya." Ucap Nala.

"Trus? Gue harus ngomong gimana?"

"Kebelet."

"Hahahaha!"

Revine tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Nala. Ia bertos ria dengan gadis itu yang juga ikut tertawa melihat wajah Liana yang benar-benar masam mendengar perkataan mereka berdua.

"Kecut amat tuh muka." Ledek Revine.

"Lo udah makan, Vin?" Tanya Nala.

"Belum nih! Lo sih gak mau nyuapin gue!"

"Dih! Manja banget!"

"Gimana gak manja kalo yang manjain gue itu bidadari."

"Jijik maksimal!"

Liana berteriak gerah mendengar gombalan Revine. Ia menoyor kening Nala yang malah memukul mulutnya karena memotong perkataannya yang belum sempat terucap.

"Bau tokai tangan lo!" Kesal Liana.

"Lo ganggu banget sih?!" Balas Nala.

"Ya udin! Lo keluar sana! Jangan nyenyenye di dalam kelas!"

"Sirik aja lo!"

"Dih! Gak lekel gue sirik sama manusia alay kayak lo berdua!"

"Alay? Apaan tuh?"

Aku, Kamu Dan Kenangan (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang