Sorry

157 28 4
                                    

"Dek!"

Liana menoleh ke belakang saat mendengar namanya di panggil. Ia tersenyum dan mendekati orang yang memanggilnya.

"Kenapa, Kak Reka?" Tanya Liana.

"Gak malam mingguan?" Tanya Reka balik.

Mendengar itu, Liana tertawa. Ia duduk di sebelah Reka sambil melihat penampilan kakak perempuannya itu.

"Mau malam mingguan sama siapa? Pacar aja gak punya." Jawab Liana.

"Masa sih? Ya kali lo gak punya pacar." Sahut Reka.

"Jangankan pacar, gebetan aja gak punya."

"Nanti juga ada kok."

"Kakak mau kemana?"

Reka tersenyum mendengar pertanyaan Liana. Ia menoyor kening adiknya itu dengan perasaan campur aduk.

"Tumben lo baik. Biasanya juga ketus." Ucap Reka.

Liana menundukkan kepalanya. Ia tersenyum miris karena dulu dirinya sangat membenci Reka hanya karena selalu di banding-bandingkan oleh Lia.

"Perasaan Kakak aja kali!" Ucap Liana.

"Enggak kok. Biasanya-"

"Jangan bilang Kakak mau pergi sama si Jari?!"

"Jeri, Li."

"Bodo amat! Pokoknya Kakak gak boleh pergi sama dia!"

"Kenapa?"

"Karna di masa depan, Kakak akan di campakkan sama dia setelah semua yang dia mau udah berhasil di dapatkan dari Kakak."

Liana hanya bisa mengatakan itu di dalam hati. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya karena takut Reka tidak akan percaya dan menganggapnya mengada-ada.

"Pokoknya gak boleh!" Ucap Liana memperingatkan.

"Ada-ada aja lo. Ya udah, Kakak pergi dulu." Pamit Reka.

Setelah mengatakan itu, Reka berdiri. Ia pergi keluar dari dalam rumah dan langsung menaiki mobilnya pergi ke tempat tujuannya bersama Jeri.

"Wah!!! Gak bis di biarin nih!" Kesal Liana.

Menghembuskan napasnya, Liana juga ikut berlari keluar rumah. Ia ingin mengambil kunci motor yang sayangnya entah di simpan dimana oleh Lia.

"Ck! Naik ojek pengkolan aja dah gue!" Putus Liana.

Liana dengan cepat berlari ke pengkolan rumahnya. Ia langsung menaiki salah satu motor ojek dan menyuruhnya pergi ke tempat biasa Reka menemui Jeri. Dan benar saja! Disana, Reka sudah duduk bersama laki-laki itu di dekat penjual jagung bakar.

"Kan! Gak elit banget nih Kakak gue nemuin laki-laki mokondo!" Berang Liana.

Berjalan mengendap-endap, Liana bersembunyi di balik mobil Reka. Ia memicingkan matanya untuk mengatur strategi mengacaukan kencan malam minggu Kakaknya.

Namun..

"Ngapain lo?!"

"Shit!"

Liana mengumpat karena merasa terkejut mendengar perkataan Revine yang entah darimana datangnya. Ia juga melihat Nala dan Hiro yang juga ikut menatap dirinya.

"Ngapain lo, Li?" Tanya Nala.

"Menjalankan misi penting!" Jawab Liana.

"Misi? Apaan?"

"Tuh!"

Liana menunjuk Reka dan Jeri secara diam2. Ia menatap Nala dan juga Revine secara bergantian.

"Demen nih gue yang kayak begini!" Semangat Revine.

Aku, Kamu Dan Kenangan (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang