Happy Reading!
Pada awalnya, Dierja kira hari ini akan menjadi hari Ulang Tahun yang spesial. Dierja bahkan sangat bersemangat dengan bangun pagi-pagi sekali pukul enam, seperti yang sudah ia rencanakan di hari Ulang Tahunnya pada selembaran kertas yang ia beri judul : Untuk hari ulang tahunku.
Ketimbang hari kemarin, suasana hati Dierja sudah sangat membaik. Dierja tidak berhenti tersenyum dan menunjukkan ekspresi ceria di wajahnya. Yang mana itu membuat Jagat tidak bisa menahan senyumannya karena gemas.
Dierja sudah siap berangkat ke seolah dengan suasana hati yang gembira. Seragam merah putihnya sudah rapi, dasi juga sudah melinggar sempurna di lehernya, bahkan Dierja pun menggunakan topi merah yang biasanya baru akan ia gunakan di sekolah saat mendekati waktu upacara. Dierja terlihat begitu rapi dan bersemangat.
Namun sepertinya itu hanya perasaan bahagia sesaat, karena nyatanya hari Ulang tahun yang Dierja kira akan penuh dengan kebahagiaan, justru malah menjadi hari mengerikan.
Berita tentang Dierja yang kemarin Jajan di jam pelajaran, ternyata sudah sampai di telinga Bapak. Jelas Bapak sangat marah mendengar itu. Padahal kemarin sore saat pulang kerja, Bapak sudah membelikan Dierja kue ulang tahun. Tetapi karena emosi Bapak mudah sekali terbakar, alhasil pagi ini Bapak gunakan untuk menumpahkan kekesalannya pada Dierja.
Semalam Bapak mendapatkan telepon dari Wali Kelas Dierja kalau hari itu Dierja Jajan keluar kelas di jam pelajaran. Sebenarnya wali Kelas Dierja menyampaikan berita itu dengan cara yang halus tanpa marah-marah dan memojokkan. Tetapi karena Bapak mudah berapi-api, membuat emosi Bapak tidak tertahan lagi hari ini.
Bapak tahu Dierja sedang menunggu kue ulang tahunnya, maka dari itu, Bapak tidak berniat untuk mengeluarkannya dari dalam kamar. Bapak perlu menghukum Dierja atas kelakuannya yang semakin hari semakin nakal.
"Bapak, kue ulang tahunnya mana?"
Bapak tidak langsung menjawab, melainkan Bapak malah duduk di kursi meja makan yang berhadapan dengan Dierja. Sembari menatap Bapak yang sesekali mengembuskan asap rokok dari dalam mulutnya, Jagat merasakan perasaan tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dierja Gentala, 1997
FanfictionKehilangan kali ini adalah awal dari kerasnya hati dan kepalaku. Aku mendadak bisa menjadi monster yang paling menakutkan sekaligus mematikan untuk anak-anakku. Bahkan di saat mereka masih tak paham bagaimana cara semesta yang keji ini bekerja tanpa...