Duka yang mendalam #23

4K 128 23
                                    

Karmila membuka matanya merasakan dingin pada tubuhnya dan juga sensasi basah di putingnya. Dengan lidah kasarnya membuat Karmila mengerang dan berusaha menarik putingnya yang entah sudah berapa lama dikurung di mulut sang suami.

"Om, bangun. Ishhhh sakit bobanya Om" ringis Karmila.

"Hah? Ehhh maaf" balas Dipta.

"Semalam kan udah beberapa ronde masak iya belum cukup, tuhh kan lihat kedua bobanya Om, bengkak parah. Ini mah bukan sebesar kacang atom lagi Om, tapi udah kayak kacang almond ini karena bengkak parah" balas Karmila.

"Udah lama nggak nenen Mil, harap maklum ya. Mau mandi sekarang? Bisa jalan nggak?" Tanya Dipta.

"Awhhhh sakit banget Om, nggak bisa jalan, shhhh robek deh kayaknya" balas Karmila yang meringis menahan perih di bagian tubuh bawahnya.

"Ya jelas robek, semalam udah saya coblos" balas Dipta yang kemudian menggendong istrinya menuju kamar mandi.

"Awhhh Om" balas Karmila yang reflek kini berada dileher suaminya.

Keduanya kini kembali mandi bersama tentu saja Dipta membantu istrinya untuk mandi terlebih dulu. Berendam mungkin akan lebih baik. Dan Karmila hanya bisa mengikuti ucapan suaminya. Maklum aja suaminya jauh lebih berpengalaman untuknya.

***
Shinta bisa bernafas dengan lega, ya semalam dirinya memang sempat memastikan jika suami dan juga keponakannya alias istri mudanya telah bercinta dengan begitu ganas. Shinta masuk kedalam kamar si pengantin baru, bisa Shinta lihat bagaimana TKP yang dilihatnya saat ini, sangat berantakan dan ya itu membuktikan suaminya telah melakukan apa yang dikatakannya.

Shinta juga yakin saat ini keduanya berada di kamar mandi, Shinta bahkan menggantu seprei baru. Hingga beberapa menit kemudian Dipta dan Karmila keluar dari kamar mandi. Shinta memperhatikan Dipta yang terlihat biasa saja sedangkan Karmila yang jalan aja seperti kesakitan begitu.

"Berhasil kan? Pakai baju ini kita akan sarapan di bawah" ucap Shinta.

"Mila sarapan di kamar aja ya Tan, sakit kalau buat jalan" pinta Karmila.

"Boleh" balas Shinta.

"Kita keluar dulu ya Mil" ucap Dipta yang menggandeng istri tuanya.

"Iya Om" balas Karmila lesu karena nyatanya dia cemburu melihat Dipta kini tengah bersama dengan istri tuanya padahal samalam mereka baru saja memadu kasih.

Karmila melihat sekelilingnya yang sudah begitu rapi, tunggu apa ini perbuatan Tantenya, kalau iya kuat sekali hatinya Tante Shinta membiarkan suaminya menikah lagi dan bahkan menyuruhnya bercinta dengan wanita lain. Karmila yang baru resmi menjadi istri Dipta kemarin itu saja cemburu.

Kediaman Pandu-Kartika.
Pagi ini Aqeela sangat rewel, nggak tahu kenapa tapi gadis kecil itu tiba-tiba nangis nggak jelas pengen ikut Papanya pergi kerja. Kartika pun mendekati suaminya yang kini duduk di sofa, karena Kartika tidak tahu bagaimana cara membujuk sang putri, Kartika pun berinisiatif untuk berbicara dengan sang putri.

"Qeela sayang, papa mau kerja loh. Dirumah saja ya sama Mama." Ucap Kartika.

"Ikut Papa" manja Aqeela.

"Nggak bisa sayang, kamu harus dirumah ya, badan kamu panas" balas Pandu yang memeriksa kening putrinya.

"Iya sayang, Papa pulangnya cepat kok nanti. Sini yuk ikut Mama, Qeela hari ini boleh nenen" balas Kartika yang kini mengeluarkan satu buah dadanya dan hal itu membuat Pandu nyut-nyutan. Istrinya ini gimana sih, katanya disuruh puasa tapi kini mamerin susu didepannya.

"Jangan lama-lama Pa, Mama nenen" ucap Aqeela yang kini kedua tangannya sudah berada di depan istrinya meminta untuk digendongnya.

"Sini sayang, nenen sama Mama, tapi minum ini dulu ya. Bagus anak mama" balas Kartika yang memangku tubuh putrinya. Sebenarnya Pandu khawatir melihat istrinya tengah memangku putrinya, apalagi di dalam perut sang istri sudah ada benihnya yang tumbuh disana.

"Sayang, agak jauh dikit ya. Di perut Mama ada adik bayinya" balas Pandu.

"Happ slurpp slurppp" balas Aqeela yang sepertinya tidak mendengarkan ucapan papanya karena gadis kecil itu kini telah memejamkan matanya.

"Udah tidur Mas, jangan pergi dulu. Sepuluh menit lagi biar tidurnya nyenyak" balas Kartika.

"Hemmm" balas Pandu yang melihat ponselnya, mengetikkan sesuatu dan mengatakan pada sekertarisnya kalau dirinya akan langsung menuju tempat pertemuan dan ya mereka bisa bertemu di sana nanti.

Kartika melihat suaminya yang berkali lipat itu menjadi lebih tampan, lalu tertawa saat membayangkan suaminya memang hanya bisa menatapnya saat ini tanpa bisa menyentuhnya. Bahkan sejak kepulangannya dari rumah sakit Pandu tidak bisa menyentuh istrinya, megang buah dada istrinya aja tidak di ijinkan.

"Jangan tatap Tika seperti itu Mas, ini juga karena salah Mas Pandu" balas Kartika.

"Iya saya tahu, Maaf itu memang salah saya." Balas Pandu yang mengakui kesalahannya dan kembali meminta maaf.

Duh jadi nggak tega kalau suaminya terlihat melo begini, kalau saja Aqeela tidak sedang nenen begini, Sudah bisa dipastikan kalau Kartika yang akan berada melompat dan berada dipangkuan suaminya menyumpal mulut suaminya itu dengan bibir dan juga susunya.

"Kamu mikirin apa?" Tanya Pandu yang tidak tahu saja istrinya itu tengah berpikiran mesum.

"Ah nggak Mas, hemm Mas kok dipikir-pikir pria di keluarga Syailendra ini menikah dua kali ya, istri pertama kayaknya hidupnya nggak lama apa mungkin keluarga Syailendra punya pesugihan?" Tanya Kartika.

"Pesugihan? Astaga Tika, di keluarga Syailendra itu nggak ada begituan. Kita punya usaha itu juga memulainya dari nol. Alicia meninggal saat melahirkan Aqeela, kalau Almarhum Mama meninggal karena penyakit yang dideritanya lalu" balas Pandu.

"Dan sepertinya Mbak Shinta juga Mas, hemm kayak sebuah firasat aja ini. Kesannya aja buru-buru, hemmm Kak Mila itu seniornya Tika dulu bukan di Universitas kayak sekolah modeling gitu, di Paris." balas Kartika.

"Kamu dekat dengannya?" Tanya Pandu.

"Nggak juga sih, cuma pernah ngobrol beberapa kali aja" balas Kartika.

"Udah sepuluh menit, saya berangkat dulu" balas Pandu.

"Mas, nggak cium dulu" balas Kartika.

Pandu kembali lagi dan mencium bibir istrinya dengan kilat, Kartika sendiri menatap suaminya dengan tatapan tajam dan senyum miringnya, Kartika bahkan bisa melihat suaminya itu tadi sempat menelan ludahnya dengan serat.

Kediaman Dipta.
Seminggu telah berlalu, Shinta masih terus menyuruh suaminya tidur dengan istri barunya dan kadang memberinya obat kuat agar suaminya selalu menggauli istri mudanya. Seminggu ini sudah tiga kali Dipta menggauli istri mudanya. Hingga pagi ini Shinta tidak kuat lagi baru beberapa langkah saja Shinta mengalami sesak nafas dan kemudian terjatuh.

Hasan mendekati putrinya dan memeriksanya namun Hasan pun menggelengkan kepalanya dan menyampaikan berita duka. Saat itu Dipta dan Karmila baru keluar dari kamar. Dipta mendekati Shinta dan berteriak histeris bahkan memanggil istrinya berkali-kali.

"Shinta, bangun. Jangan tinggalkan aku" ucap Dipta.

"Ikhlaskan Dip, biarkan Shinta tenang disisiNya, lihat dia tidak kesakitan lagi" balas Hasan.

"Tante" panggil Karmila yang juga menangis sedih.

Kembali semua keluarga besar Syailendra dan Wijaya dan juga orangtua Karmila juga berada di kediamanan Dipta. Acara pemakaman juga dilakukan hari itu juga.

Duka yang mendalam kini telah dirasakan Pradipta Syailendra, pria 37 tahun yang telah menikah dengan Shinta selama 9 tahun. Memiliki seorang putra bernama Kenzo Syailendra. Bahkan permintaan istrinya yang menurutnya sangat konyol itu juga dilakujannya, jika suaminya meminta ijin untuk menikahi madu yang lain, istrinya akan marah namun tidak untuk Shinta. Wanita itu bahkan mencarikan madu untuk suaminya.

Yuhuuuu uppppp
Mana ya komennya

Missquinlee, 11 September 2023

Repost

𝔾𝕠𝕕𝕒𝕒𝕟 𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒 𝕒𝕕𝕚𝕜 𝕥𝕚𝕣𝕚🆗Where stories live. Discover now