Pengkhianatan Black

178 19 1
                                    

Naida sangat terkejut mendengar apa yang Harry ceritakan mengenai apa yang didengarnya di Three Broom-sticks ketika menyelinap ke Hogsmeade beberapa hari yang lalu.

"Sirius Black? Kau yakin dengan semua cerita itu, Harry?" Nay memastikan.

"Aku mendengarnya dengan sangat jelas, McGonagall, Fudge, Hagrid, dan yang lainnya." Kilat kemarahan tergambar jelas di wajah Harry.

Nay kehilangan kata-kata. Berbagai rasa muncul tak karuan dalam hatinya, sedih, marah, kecewa, dan bingung.

Sirius Black, tawanan yang kabur dari Azkaban ternyata adalah sahabat ayahnya, James Potter. James memberinya kepercayaan untuk menjadi wali bagi si kembar dan menjadi Penjaga-Rahasia keluarga Potter. Rahasia tentang keberadaan keluarga Potter yang saat itu sedang dikejar oleh The Dark Lord. Dumbledore tahu bahwa salah satu dari orang-orang terdekat mereka telah menjadi informan untuk Voldemort, tapi sudah pasti mereka tak pernah mengira jika itu adalah Sirius Black.

Nay merogoh sakunya, mengambil sebuah foto sihir keluarganya. Tatapannya sendu tapi penuh kekecewaan. "Mengapa tak pernah ada yang memberitahu kita? Dumbledore, Hagrid, Mr Weasley? Mengapa tak ada satupun yang mengatakan bahwa orangtua kita meninggal karena Black berkhianat?" ucap Nay.

Harry tak menjawab, hanya menggelengkan kepala. Ia juga tak mengetahui apapun tentang hal itu.

•••

Nay tak bisa tidur sepanjang malam setelah terbangun dari mimpinya yang aneh. Ia bermimpi dirinya dan Harry tinggal bersama Sirius Black. Semuanya tampak baik-baik saja, seperti kehidupan sebuah keluarga normal.

"Potter? Kau hampir tampak seperti orang mati." Draco Malfoy menuruni tangga dan masih mengenakan pakaian tidurnya.

"Thanks, Malfoy."

Ruangan itu sepi sekali. Sebagian besar murid telah pulang karena ini adalah hari pertama liburan.

"Kau mau?" Draco menawarkan coklat kodok yang dibawanya. Nay menaikkan alisnya, heran. Tidak biasanya Draco menawarkan sesuatu padanya. Tetapi ia tetap mengambilnya. "Terima kasih."

Nay tiba-tiba teringat sesuatu. "Malfoy?"

"Hm?"

"Kau mengenal Sirius Black?"

"Ya, tapi tidak juga," jawab Draco. "Ada apa?"

Kursi yang Nay duduki berderit setelah ia berdiri. "Bukan apa-apa, lupakan saja." Nay beranjak menuju kamarnya.

•••


"Harry, dengar," kata Hermione, bertukar pandang dengan Ron, "kau pastilah terpukul mendengar pembicaraan kemarin itu. Tapi yang penting, kau tak boleh melakukan hal
bodoh."

"Apa misalnya?" tanya Harry.

"Misalnya mencoba mencari Black," kata Ron tajam.

"Kau tidak akan mencarinya 'kan, Harry?" kata Hermione.

Nay mengawasi Harry dari ekor matanya tanpa berhenti mengerjakan jatah PR di masa liburnya. Mereka sedang duduk di Aula sambil menikmati sarapan.

"Karena Black tak cukup berharga kalau kau jadi korbannya," kata Ron.

Harry memandang mereka. "Tahukah kalian apa yang kulihat dan dengar setiap kali ada Dementor terlalu dekat padaku?"

Ron dan Hermione menggeleng, tampak cemas.

"Aku bisa mendengar ibuku menjerit dan memohon pada Voldemort." Jawaban Harry membuat Nay berhenti dari aktifitasnya. Dia bisa membayangkan kejadian itu dalam benaknya.

Everything is Complicated [A. Pucey x Potter Sister x T. Nott]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang