Pilihan

153 17 1
                                    

Keesokan harinya, berita yang lebih besar menyebar di seluruh Hogwarts. Seorang anak Gryffindor mengaku melihat Sirius Black membawa pisau menerobos masuk ke dalam asrama mereka. Bahkan Sir Cadogan, si penjaga pintu pun mengakui bahwa ia mengizinkan seorang laki-laki masuk.

Pengamanan yang diperketat. Flitwick tampak sedang mengajari pintu-pintu depan untuk mengenali foto besar Sirius Black. Filch mendadak berjalan mondar-mandir di sepanjang koridor-koridor, menutup segala lubang, dari celah sempit di tembok sampai lubang tikus. Sir Cadogan sudah dipecat. Lukisannya sudah dikembalikan ke bordesnya yang sepi di lantai tujuh, dan si Nyonya Gemuk sudah kembali.

Ron menceritakan apa yang dilihatnya malam itu. Itu mendadak jadi pusat perhatian. "...Aku sedang tidur, dan aku dengar bunyi kain robek, kukira aku mimpi. Tetapi kemudian terasa tiupan angin... aku terbangun dan salah satu sisi kelambuku sudah merosot. Aku berbalik dan melihatnya di atasku seperti tengkorak, dengan rambut kotor riap-riapan memegang pisau besar panjang, paling tidak tiga puluh senti dan dia memandangku, dan aku memandangnya, dan kemudian aku menjerit, dan dia kabur."

Nay di sana bersama segerombolan anak kelas dua mendengarkan cerita Ron. Ia bersyukur Harry baik-baik saja dan tak ada yang terluka.

"Tapi kenapa?" Ron menambahkan kepada Harry ketika rombongan cewek kelas dua
yang mendengarkan ceritanya yang mengerikan telah pergi. "Kenapa dia kabur?"

"Maksudmu kenapa dia tidak membuatmu bungkam lalu mencari Harry?" Nay memastikan. "Kau benar, lagipula kalian 'kan tidak bersenjata. Kenapa tidak langsung menyerang saja jika memang itu yang dia inginkan."

"Tidak semudah itu, dia tahu susah baginya untuk bisa lolos dari kastil setelah Ron menjerit dan membangunkan orang-orang," kata Harry berpikir-pikir. "Dia harus membunuh seluruh penghuni asrama untuk bisa keluar lewat lubang lukisan, kemudian dia masih akan bertemu guru-guru."

Apa yang dikatakan Harry cukup masuk akal. Tapi jika Sirius Black telah membantai banyak nyawa termasuk sahabatnya sendiri, Pettigrew, mengapa ia memilih kabur? Membunuh beberapa anak mungkin bukan hal besar untuknya.

Sabtu pagi, lagi-lagi Nay harus melihat teman-teman asramanya pergi menuju Hogsmeade. Karena tak bisa pergi, ia akhirnya jalan tanpa arah di lorong-lorong sampai ia melihat Hermione berjalan sendirian. "Hermione!" Nay memanggil. Ia berlari menghampirinya, "Tidak pergi ke Hogsmeade?"

Hermione menggeleng. "Tidak."

Hermione bertengkar dengan Ron dan Harry. Ron marah karena berpikir kucing Hermione memakan tikusnya. Harry marah karena Hermione melaporkan Fireboltnya pada McGonagall.

"Aku harap Harry tidak menyelinap dan pergi ke sana," tutur Nay. "Omong-omong, kau dari mana?"

"Aku dari pondok Hagrid, membantunya membuat pembelaan untuk Buckbeak," jawab Hermione.

"Pembelaan? Pasti gara-gara kasus Malfoy waktu itu ya?"

Hermione mengangguk. "Kasian sekali Hagrid, dia sedih sekali karena mereka akan melakukan persidangan untuk mengeksekusi Buckbeak."

Keduanya mengobrol tidak terlalu lama karena Hermione bilang dia harus segera pergi ke perpustakaan untuk belajar. Sekarang Nay sendirian lagi.

"Kau jadi suka berkeliling saat sepi, ya?" suara itu membuat Nay menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Sepertinya begitu," respon Nay. "Bawa sesuatu dari Hogsmeade?"

"Tidak, maaf. Aku tak sempat membeli apapun," balas Theo.

"Kenapa? Kukira tujuan utama orang-orang ke sana adalah mengunjungi banyak toko."

Everything is Complicated [A. Pucey x Potter Sister x T. Nott]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang