Kebenaran

154 14 0
                                    

Nay melihat sekelebat bayangan tiga orang yang berlarian di sekitar Dedalu Raksasa sebelum akhirnya meluncur melalui lubang di dekat pohon itu. Persis seperti yang pernah Adrian tunjukkan. Entah bagaimana dia menemukannya tapi katanya lubang itu menuju ke Hogsmeade. Nay sedang duduk di dekat jendela ruang rekreasi. Bayangan melintas di pikirannya seperti sebuah mimpi. Segera ia bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu.

"Ini sudah malam, kau mau ke mana?" Daphne bertanya saat mereka berpapasan dekat pintu.

"Aku mau memeriksa sesuatu di luar. Aku akan segera kembali."

Nay berjalan cepat meninggalkan ruang rekreasi, melewati tangga dan koridor, kemudian menyebrangi halaman. Matanya tak berhenti mengawasi, kalau-kalau ada guru yang melihatnya.

"Lumos." Cahaya tongkat memperlihatkan tanah yang landai dan jalan setapak menuju pondok Hagrid. Nay mengetuk pintu saat sampai di sana.

"Ms Potter?" Hagrid menyapa dengan bingung. Nay tak pernah berkunjung ke sana sebelumnya. "Ada apa?"

"Apa kau melihat Harry dan yang lainnya? Aku bertemu mereka di depan Aula usai makan malam, tampak mencurigakan. Jadi, kukira mereka datang ke sini untuk... menemanimu." Nay hampir saja menyinggung tentang Buckbeak yang telah dieksekusi.

"Umm... ya, mereka sempat datang. Tapi mereka sudah pergi dari sini sejak tadi. Apa ada masalah?"

Nay menggeleng. "Tidak, tidak ada. Aku hanya ingin memastikan mereka bukannya melakukan sesuatu yang gila," jelas Nay. "Kalau begitu, aku pergi. Terima kasih, Hagrid."

Nay sudah hampir sampai ke dekat Dedalu Perkasa, dan dahan-dahan pohon itu bergerak-gerak seakan kena tiupan angin kencang, menghantam ke sana kemari, mencegah siapapun mendekat. Dari jauh ia melihat seseorang yang cukup familiar mendekati pohon itu.

"Profesor Lupin?" Nay berbisik. Ia melihat bagaimana Lupin menghilang di antara akar itu. Tanpa pikir panjang ia berlari mendekat. Pohon itu telah berhenti bergerak sejak sebelum Lupin masuk.

Nay melihat jubah gaib milik Harry ada di sana. Tergeletak dekat pohon besar itu. Tapi Nay tidak mengambilnya, ia segera menyusul Lupin, dia merangkak maju, dengan kepala lebih dulu, dan meluncur menuruni tebing tanah landai ke dasar terowongan yang sangat rendah. Ia menyesali pilihannya memasuki tempat itu tanpa berpikir.

Nay bergerak secepat yang ia bisa, membungkuk sampai tubuhnya nyaris terlipat dua. Jalannya gelap, hanya cahaya tongkat yang membantunya melihat. Terowongan itu panjang sekali. Setelah berkelok-kelok dan menanjak akhirnya ada sepetak cahaya dari lubang kecil.

"Nox!" Cahaya di tongkat Nay Padam.

Nay berhenti, nafasnya tersengal. Sepertinya di depannya ada ruangan. Ia mendengar sesuatu dari sana.

"Snape?" suara itu terdengar asing bagi Nay. Ia tetap pada tempatnya dan mendengarkan. "Apa hubungan Snape dengan ini?"

Lalu terdengar suara Lupin. "Dia di sini, Sirius, dia juga mengajar di Hogwarts."

Sirius? Nay membeku.

"Profesor Snape bersekolah bersama kami. Dia berusaha keras menentang penunjukanku sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Sepanjang tahun ini dia memberitahu Dumbledore aku tak bisa dipercaya. Dia punya alasan untuk itu. Sirius pernah mempermainkannya sampai nyaris membuatnya mati, dan aku terlibat..."

Apa yang mereka bicarakan, Nay ingin sekali melihat ke sana.

"Tahu rasa dia, mengendap-endap, ingin tahu apa yang kita lakukan berharap bisa membuat kita dikeluarkan..." orang yang diduga Sirius itu membalas.

"Severus sangat ingin tahu ke mana aku pergi setiap bulan. Kami di tahun yang sama, dan kami tidak begitu saling menyukai. Dia terutama sangat tidak suka pada James, iri pada bakat James di lapangan Quidditch. Pendeknya, Snape pernah melihatku menyeberangi halaman suatu malam ketika Madam Pomfrey mengantarku ke Dedalu Perkasa untuk bertransformasi."

Everything is Complicated [A. Pucey x Potter Sister x T. Nott]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang