Adrian kembali

217 28 11
                                    

Harry menetap di Rumah Sakit Bersayap sepanjang akhir pekan. Nay menjenguknya beberapa kali, membawakan kartu ucapan dan beberapa buah-buahan. Ia tak bisa sering-sering datang, toh Harry tak akan kesepian karena pengunjung tak pernah berhenti datang kecuali di malam hari.

Sore itu Nay sedang duduk di atas tempat tidurnya. Matanya tampak kosong. Ia melamun hingga tidak menyadari bahwa Daphne sudah ada di sana sejak beberapa menit yang lalu.

"Kau baik-baik saja, Nay?" Daphne bertanya.

"Eh? Ya ... aku baik-baik saja," jawab Nay. "Bagaimana kencanmu dengan Nott?" tanya Nay menggoda sahabatnya.

Wajah Daphne seketika merona, ia tak bisa menyembunyikannya. "Sudah kukatakan itu bukan kencan. Ia hanya membantuku mengerjakan tugas ramuan."

"Ya ... ya ... terserah," Nay mengakhirinya dengan tawa.

Nay sebenarnya sedikit cemburu, ya hanya sedikit. Ada hal lain yang lebih mengganggu pikirannya ketimbang Theo dan Daphne.

Tempo hari, saudara kembarnya menceritakan tentang apa yang terjadi hingga ia jatuh dari Nimbus 2000-nya. Harry melihat makhluk itu lagi. Grim. Sudah dua kali terjadi dan keduanya membuat Harry nyaris kehilangan nyawanya. Pertama, saat hampir terlindas bus Ksatria dan kedua, jatuh dari ketinggian 15 meter. 

***

Nay tersadar dari lamunannya setelah mendengar keributan. Ia hampir lupa dirinya sedang berada di tengah kelas ramuan. Keributan itu, tak mengherankan, setiap kali Gryffindor dan Slytherin berada di kelas yang sama selalu ada keributan. Kali ini Ron Weasley baru saja melemparkan hati buaya yang besar dan licin ke arah Draco Malfoy, tepat mengenai wajahnya. Snape mendesis, mengurangi 50 poin Gryffindor.

"Apa yang terjadi?" Nay bertanya pada Adrian yang berdiri di sampingnya.

"Malfoy memanfaatkan ketakutan saudaramu pada Dementor. Si Weaselbee kesal dan melempar Malfoy dengan benda menjijikan itu," terang Adrian.

Adrian sudah mulai bersikap normal kembali pada Nay, meski masih agak dingin. 

***

Sudah beberapa waktu dan tak ada tanda-tanda adanya Dementor di sekolah. Kemarahan Dumbledore tampaknya membuat mereka tetap berada di tempat jaga mereka di jalan-jalan masuk ke halaman sekolah.

"Apa kau sibuk sore nanti?" Nay bertanya pada Adrian seusai kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.

"Ya, aku sibuk sekali. Ada latihan Quidditch," balas Adrian.

"Oh, baiklah."

Nay merasa kesepian akhir-akhir ini. Daphne lebih banyak menghabiskan waktu dengan Theo, entah apa yang mereka lakukan. Harry juga sulit ditemui belakangan ini, ia sedang belajar Anti-Dementor bersama Lupin. Nay tak punya teman untuk bersenang-senang.

"Ada apa?" Adrian bertanya. Sebenarnya ia tahu, Nay tampak kesepian akhir-akhir ini karena Greengrass dan Nott sudah jarang terlihat bersama Nay. Itu adalah kesempatan yang bagus untuknya.

Nay tersenyum dan menjawab, "Tidak ada. Boleh aku melihat kalian berlatih nanti? Aku tidak punya sesuatu untuk dilakukan. Semua PR-ku sudah selesai."

"Kau bisa jadi relawan untuk mengerjakan PR-ku, bagaimana?" canda Adrian.

"Ide bagus, tapi sayangnya aku tidak tertarik."

Adrian terkekeh pelan. "Kami akan mulai berlatih pukul lima sore. Lebih baik kau datang lebih awal karena kursi-kursi itu mungkin akan dipenuhi oleh penggemar-penggemarku jika kau terlambat."

"Penggemar? Oh yeah, our beloved Chaser has a lot of fans," sindir Nay.

Adrian menepuk dadanya dengan sombong. "Tentu saja, Ms Potter. Kau harus bersiap untuk melihat betapa tergila-gilanya padaku."

Everything is Complicated [A. Pucey x Potter Sister x T. Nott]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang