Mimpi buruk

152 21 0
                                    

Saat makan siang tiba, mereka yang menetap di Hogwarts turun ke Aula Besar. Keempat meja besar asrama sudah dirapatkan ke dinding lagi, dan sebuah meja yang disiapkan di tengah ruangan. Profesor Dumbledore, McGonagall, Snape, Sprout, dan Flitwick ada di sana, begitu juga Filch, si penjaga sekolah.

"Selamat Hari Natal!" kata Dumbledore. "Karena kita cuma bersedikit sekali, tak ada gunanya menggunakan meja-meja asrama. Duduklah, duduklah!"

Harry, Ron, dan Hermione duduk bersebelahan di ujung meja. Nay datang kemudian duduk di sebelah Hermione. Harry memperhatikannya dengan seksama.

"Ada apa, Harry?" tanya Nay.

"Dari mana kau dapat sweater itu?" Harry bertanya mengenai sweater yang Nay pakai. Ia yakin itu bukan dari Ms Weasley, Ron, atau Hermione. Dirinya sendiri memberi Nay selusin kaos kaki.

"Adrian," jawab Nay enteng.

"Sudah kubilang, Harry, ada sesuatu antara saudarimu dan Pucey," Hermione menimpali.

"Kami berteman, okay? Lagipula apa salahnya menerima hadiah dari seorang teman. Kau bahkan menerima tanpa ragu firebolt yang dikirim entah siapa."

Untung saja Nay hanya bergumam di kalimat terakhirnya. Harry tak ingin para profesor mengetahui bahwa seseorang menghadiahinya sebuah sapu terbang yang fenomenal. Firebolt. Sapu itu mungkin akan dipreteli sebelum bisa ia gunakan karena orang-orang akan berpikir sapu itu bisa saja berbahaya.

"Petasan!" kata Dumbledore antusias, mengulurkan ujung petasan perak besar kepada Snape, yang mengambilnya dengan enggan dan menariknya. Dengan bunyi dor keras petasan itu meledak dan di dalamnya ternyata ada topi sihir berbentuk kerucut dengan burung-burungan di puncaknya.

"Ronald, apa tikus jelek itu masih hidup?" tanya Nay pada Ron. Terakhir kali Nay melihatnya tikus itu seperti sedang sekarat, kurus, dan bulunya rontok.

Ron menjawab, "Maksudmu Scabberrs? Ya, dia masih hidup, tapi sedikit stress karena seekor kucing gila terus berusaha melahapnya."

Hermione tidak menanggapi meski jelas kucing gila yang Ron maksud adalah Crookshanks, kucingnya.

"Tikus jelek itu selalu muncul dalam mimpi burukku. Beberapa kali," Nay memberitahu.

"Hey! Kau tidak boleh mengatainya begitu. Itu 'kan cuma mimpi," protes Ron.

"Jangan mengabaikan mimpi seorang ahli ramalan. Kau tahu?" Nay lalu beralih pada Hermione, "Bukankah Crookshanks dapat mengenali seseorang yang tak dapat dipercaya?" Hermione mengangguk. "Itu bisa jadi sebuah pertanda," tambah Nay.

"Pertanda apa yang kau bicarakan?"decak Ron. "Kau terlalu banyak bergaul dengan Profesor Trelawney," katanya.

Ketika mereka sedang menikmati kentang panggang, pintu Aula Besar terbuka lagi. Profesor Trelawney muncul, memakai gaun hijau berpayet untuk menghormati hari besar ini.

"Sybill, sungguh kejutan yang menyenangkan!" kata Dumbledore seraya berdiri.

"Profesor favoritmu datang, Nay," sindir Ron. Nay mengabaikannya.

"Aku tadi sedang mengamati bola kristalku, Kepala Sekolah," kata Profesor Trelawney, "dan betapa herannya aku melihat diriku meninggalkan makan siangku yang kunikmati sendiri dan datang bergabung dengan kalian. Siapakah aku ini sehingga bisa melawan desakan takdir? Maka aku bergegas meninggalkan menaraku, dan aku mohon maaf untuk keterlambatanku..."

"Tak apa-apa, tak apa-apa," kata Dumbledore, matanya berkilauan. "Biar kuambilkan kursi..." Dan dia menggambar kursi di udara dengan tongkatnya. Kursi itu berputar selama beberapa detik, sebelum jatuh di antara Profesor Snape dan McGonagall.

Everything is Complicated [A. Pucey x Potter Sister x T. Nott]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang