Prolog

3.4K 96 9
                                    


"BANGSATT!!"

"DEVRON SIALAN, BANGUN ANJING!!"

Urat amarah nampak tercetak jelas di wajah tampan seorang pemuda. Wajahnya pucat pasi memandangi seseorang yang terlelap di atas brankar. Ia kesulitan untuk sekedar bernafas normal, tanganya terkepal kuat menyalurkan rasa ketidakpercayaan terhadap apa yang tengah dilihatnya.

Seseorang mengelus pundak pemuda itu pelan, dengan harapan emosi pemuda itu sedikit memudar. "Sayang, udah yaa kita harus ikhlas, mungkin ini yang terbaik untuk Devron," ucap lemah seorang wanita paru baya. Seakan ia sendiri tidak yakin dengan perkataanya.

"Ikhlas?? Mom, are you kidding me?!" tanya pemuda itu tanpa menoleh pada ibunya yang terdiam.

Hancur, satu kata untuk mendefenisikan kondisi Hades sekarang--lebih tepatnya keluarga besar Ferde. Devron, anak sulung serta pewaris Ferde company dinyatakan meninggal bersama istrinya Anna wulandari akibat kecelakaan lalu lintas, sore tadi.

Seuntain ingatan muncul memenuhi pikiran pemuda berparas tampan itu.

Hades aku p-percaya tolong jaga dia untuk aku dan a-anna.

Hades mengepalkan tanganya kuat. "Aku tidak peduli, Sialan !!" bentak Hades emosi. Tanganya bergerak meninju tembok di sampingnya, melampiaskan segala perasaannya, hingga punggung tangannya tersobek mengeluarkan darah.

"CUKUP HADES !!" Bentak Seorang pria paru baya sambil menarik tangan Hades.

"Berhenti melakukan hal gila seperti ini !!" tegas sang ayah tepat di depan wajah Hades.

Hades menatap ayahnya, lalu meninggalkan ruangan VVIP tanpa memperdulikan panggilan sang ayah.

Hades berjalan menuju ke arah basement. Ia naik ke atas motor sport hitam miliknya yang terparkir, melajukan motornya keluar dari area rumah sakit, yang dipadati kerumunan reporter dan parat aparat penegak hukum yang kewalahan menghalau para sialan penggila berita itu.

Hades menambah kecepatan motornya, membelah jalanan ibu kota, menuju tempat dimana ia bisa melampiaskan segalanya.

Sedangkan di lain sisi. Seorang gadis menangis pilu, dalam kesunyian malam, sendirian.

"A-Aku takut" Reva menekuk kedua kakinya,menenggelamkan kepalanya. Bayangan muncul dimana ia akan menjalani kehidupan ini sendirian-dan itu sangat menakutkan baginya.

Mendengar kabar kematian sepasang suami istri yang selama ini membantu, bahkan menyekolahkannya, rasanya reva ingin mati saja. Ia takut, dunia ini terlalu kejam disaat ia sendirian.

Apa yang harus dilakukannya sekarang? Menangis? Apakah dengan cara itu mereka akan kembali padanya? maka Reva siap menguras habis air matanya.

Pintu ruangan tempat Reva dirawat tiba-tiba terbuka. Terdengar derap langkah kaki seseorang.

"Reva." panggil orang itu. Perlahan Reva mendongkak, air matanya meluruh tak kuasa ia bendung, setelah melihat siapa yang mendatanginya.

Dokter Naya menarik kursi dan duduk di samping brankar. Tanganya terulur, mengelus surai hitam milik Reva. Dokter Naya menunggu, hingga isakan gadis itu, yang terdengar menyayat hati, perlahan mereda.

"Reva." panggil dokter Naya dengan lembut.

Reva menoleh. "Aku paham bahwa hal ini sangat menyakitkan bagi kamu. Namun, kamu masih memiliki harapan untuk terus bertahan sayang. Kau tau kenapa ?? " tanya dokter Naya sembari menghapus air mata Reva.

Reva menggeleng pelan, tatapannya sayu terlihat kosong.

Dokter Naya tersenyum hangat. "Mereka menitipkan 'ini' padamu Reva, lantaran mereka percaya, hanya kamu yang dapat menjaga, apa yang selama ini mereka nantikan. Jadi sayang, kamu harus kuat untuk mempertahankan 'ini'," ucap dokter naya pelan, berharap Reva dapat mendengarnya.

Reva termenung, pikirannya kembali pada apa yang menjadi tanggung jawabnya. Reva menghapus air matanya kasar menatap dokter Naya yang tersenyum teduh ke arahnya. Reva lalu mengangguk, dengan air mata yang kembali turun membasahi pipinya.

"I-Iya dok," jawab Reva gemetar.

Dokter Naya menghela napas legah sembari tersenyum menguatkan. "Good girl."

Reva tersenyum tipis, membalas senyum dokter Naya.

°°°

Sehari setelah Pemakaman Devron dan Anna. Hades menemui seseorang yang menjadi akar permasalahan dalam hidupnya.

"Lo bakal jadi tanggung jawab gue sekarang. Nikah sama gue, dengan atau tanpa persetujuan dari lo !!"

Reva tertegun menatap pria tinggi di hadapannya. Baru saja, Reva mengetahui satu fakta yang sangat mengejutkan: Pemuda kasar yang ditakuti seantero sekolah, bahkan menjadi pemimpin suatu perkumpulan besar yang terkenal dengan semboyan 'Penguasa', merupakan adik dari tuan Devron, orang yang sangat berjasa bagi Reva.

Reva meremat bajunya, pupil matanya melebar bergerak gelisah. "Ta-api aku ga-"

"Lo berani nolak gue, Hah?" bentakan Hades sontak menambah sehasta ketakutan dalam diri Reva.

"Lo manusia, gue harap lo paham."

Reva terdiam. Hades adalah satu-satunya, harapannya sekarang. Neneknya telah lama meninggal, sementara kedua orang tuanya, Reva sama sekali tidak mengetahui keberadaan mereka. Sejauh ini, segala kebutuhan dan biaya hidupnya, dibiayi oleh tuan Devron dan istrinya, Anna. Berkat mereka, Reva bahkan mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di Senior High School of Glambora, sebuah sekolah bertaraf internasional terkemuka di ibu kota. Inilah yang membuatnya mengenal Hades-dan sikap pemuda itu. Tapi, semua yang ia dapatkan memiliki harga, yang harus ia bayar.

Reva menunduk, memandangi kedua kakinya. Ini adalah keputusan terberat dalam hidupnya. Namun, apakah ia mempunyai pilihan?

Bersama Hades bukanlah sekedar pilihan, melainkan keharusan baginya. Entah apa yang akan terjadi nantinya? Ia serahkan kepada Yang Maha Kuasa.

"I-Iya Hades," ucapnya lirih.

Hades menatap gadis itu tanpa ekspresi, lalu berjalan pergi, meninggalkan Reva yang termenung sendirian dalam kesunyian.

Satu bulan, setelah kematian Devron dan Anna. Keduanya melangsungkan Wedding private. Tanpa orang tua atau wali dari kedua belah pihak. Hanya keempat sahabat Hades sebagai saksi pernikahan.

Selama tiga bulan, bagi Hades, itu adalah waktu yang cukup untuk memenuhi wasiat konyol Devron. Tanpa ia sadari, ada sesuatu menunggunya di depan sana, yang akan memporak porandakan kehidupannya.

Pernikahan sepele ini justru menjadi boomerang baginya.

...

To be continued

This is my first story
Cerita ini nggak 'misteri' banget, So santai aja guys.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote+coment kalian.

ThanksLuv;)

XAMORGENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang