15. Tuduhan

282 24 3
                                    

Netra merah nya menelusuri lorong gelap dan lembab ini. Kakinya berjalan menyusuri terowongan gelap dan basah. Ditangannya terdapat sebuah buku harian yang dia genggam erat.

Murid Slytherin tahun ke 3 ini berjalan menuju tempat rahasia.

Langkahnya terhenti disebuah pintu dengan ukiran ular.

":Buka:"

Suara desisan seperti ular, membuat pintu itu terbuka. Langkahnya memasuki ruangan didalamnya dan menampilkan sebuah tempat penuh patung ular dan patung Salazar Slytherin.

Dia melangkah cukup dekat lalu berhenti. Netral merah crimson nya menatap buku harian itu dan meletakkan nya di lantai.
":Muncullah.:"

Asap hitam mulai keluar dari buku itu, dan membentuk seorang pemuda tampan dengan surai hitam dan mata merah crimson juga terlihat berusia sekitar 16 tahun dengan seragam Slytherin.

"Halo ayah. " sapanya pada pemuda berusia 16 tahun itu.

"Halo, anakku. Kau berhasil kemari. Syukurlah kau mengambil keuntungan dari gadis Weasel itu! Dia berisik sekali! " kata pemuda itu dengan ketus.

"Ayah tahu yang kau lakukan sama saja menyerahkan nyawamu pada kematian! Bagaimana jika ada yang tahu??" ujar marahnya.

Pemuda 16 tahun memutar matanya, "Tak akan ada yang tahu. Memang siapa yang akan mengetahui nya?? "

Anak yang lebih muda berdecak kesal, "Tentu saja si Potter, alias Lady Slytherin itu. "

"Oh! Tapi aku sudah tahu.... Mattheo Berkshire."

Mattheo segera menoleh kebelakang dan menemukan sang Lady Slytherin yang sedang berdiri dengan dengan senyum manisnya.

"Kau! Bagaimana kau bisa masuk kemari?! " tanya Mattheo sembari mengacungkan tongkatnya.

Asteria tersenyum, lalu melangkah mendekati mereka, "Haruskah aku memanggilmu Mr. Berkshire?? Atau, Mattheo Riddle - Slytherin?? " kata Asteria dengan senyum tipis.

Asteria mengerjap, "Halo Tom Riddle, atau haruskah kupanggil anda Lord Voldemort? "

Tom mengernyit, "Kau tahu cukup banyak. " katanya.

"Bagaimana jika kita duduk dan minum teh?? Aku tak tahu apa Horcrux bisa minum teh atau tidak. " kata Asteria mengabaikan delikan kaget Mattheo.

Pada akhirnya, Ayah dan anak itu mengikuti arahan Lady Slytherin. Asteria dengan lihai menyiapkan teh mint hangat yang cocok untuk malam yang dingin.

Asteria mempersilahkan mereka minum teh. Lalu dia menambahkan susu ke teh mint miliknya, yang mengundang kebingungan 2 Slytherin ini.

"Susu dan Mint?? Memang enak? " tanya Tom Riddle.

"Hm?! Aku suka teh susu. Tapi Aku juga suka mint, jadi kucampur saja ini. " ujar Asteria.

"💧" Ekspresi Tom.

"Jadi bagaimana kau bisa disini? " tanya Mattheo.

Asteria meneguk tehnya, "Well, Aku pewaris Slytherin baris kedua setelahmu Mr. Riddle-Slytherin. " jawabnya dengan santai.

Tom alias Voldemort mengernyit, "Bagaimana mungkin?? "

Asteria menyeringai, ":Oh, tentu saja itu mungkin, Father:"

Tom dan Mattheo tersentak kaget, "Parseltongue?? "

Asteria mengangguk, diapun menjelaskan alasan mengapa dia bisa menjadi pewaris Slytherin lain, Delphini Riddle, hubungan kerabat jauh dirinya dan Voldemort melalui darah Peverell dan situasi terkini.

Sisters Tyrant {Harry Potter Fanfiction} DIHENTIKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang