Happy reading 💚💚
Seorang gadis cantik kini tengah berlari menuju sebuah taman yang letaknya tak jauh dari café tempatnya bekerja. Gadis itu berlari untuk menemui sahabatnya yang sudah menunggu di taman sedari tadi. Gadis cantik itu tak lain adalah Jisoo, Jisoo langsung bergegas pergi menuju taman untuk menemui Jennie. Entah mengapa dirinya merasa khawatir saat mendengar suara Jennie tadi ditelepon, dan Jisoo merasa bingung kenapa Jennie meminta dirinya untuk menemui sahabatnya itu ditaman? Bukankah Jennie tidak diizinkan untuk keluar dari rumah Taeyong, tetapi mengapa kini sahabatnya itu justru meminta dirinya untuk menemui Jennie di taman? Apakah terjadi sesuatu pada Jennie?
Setelah berlari kini akhirnya Jisoo sampai di taman yang dimaksud oleh Jennie ditelepon tadi, Jisoo langsung mencari keberadaan sahabatnya itu. Hingga akhirnya Jisoo bisa melihat Jennie yang kini tengah duduk disebuah kursi yang ada ditaman tersebut. Jisoo pun langsung berjalan menuju kearah Jennie.
"Jennie." sapa Jisoo saat kini dirinya sudah berada dihadapan Jennie, Jisoo pun langsung mendudukan dirinya tepat disamping Jennie.
"Jisoo." Begitu melihat Jisoo air mata yang sedari tadi perempuan itu tahan pun pecah juga. Jennie menangis sambil memeluk sahabat baiknya.
Jisoo semakin merasa khawatir saat melihat Jennie menangis sambil memeluknya. Apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya? "Jennie, kau kenapa? Apa yang terjadi, kenapa kau menangis?"
"Akhirnya aku pergi meninggalkan bayiku bersama Taeyong." Isak pilu Jennie mengingat bahwa dirinya baru saja meninggalkan bayi yang baru saja dia lahirkan.
Jisoo pun bisa melihat perut Jennie yang mengecil saat pelukan mereka terlepas, sahabatnya baru saja melahirkan dan kini dia harus meninggalkan bayinya sesuai dengan perjanjian yang sahabatnya sepakati. Jadi ini alasan mengapa sahabatnya itu menangis, hati Jennie pasti sangat hancur karena harus meninggalkan bayi yang baru saja dilahirkannya. Inilah yang sejak awal Jisoo takutkan, sahabatnya itu akan merasa sakit jika perjanjian itu sudah selasai, dan kini semua rasa ketakutannya menjadi kenyataan.
"Aku hampir saja kehilangan bayiku karena kebodohan yang aku lakukan, tapi Tuhan begitu baik pada kami berdua sehingga aku dan bayiku bisa selamat. Sesuai perjanjian aku pergi setelah kondisiku membaik." Cerita Jennie pada Jisoo.
"Jennie." Jisoo mengelus lengan Jennie untuk menenangkan sahabatnya. "Sejak awal aku sudah melarangmu untuk melakukan ini tapi kau tetap mau melakukannya. Ini yang sejak awal aku takutkan kau akan merasa sedih saat kau meninggalkan bayimu."
"Aku sangat ini membawa bayi itu bersamaku, tetapi aku tidak bisa melakukannnya. Sejak awal bayi itu adalah milik Taeyong." Ucap Jennie sambil tersenyum getir.
"Tetapi bayi itu juga bayimu Jennie, kau ibunya."
"Sejak awal bayi itu miliknya, dan hanya bayi itu yang dia inginkan."
"Apa kau mau aku meminta tolong pada Yuta untuk mengambil bayimu?" Tanya Jisoo pada Jennie.
Jennie menggelengkan kepalanya, " Tidak, bayi itu akan hidup bahagia bersama ayahnya, daripada hidup bersamaku dalam kemiskinan. Aku yakin Taeyong akan memberikan semua yang bayi itu inginkan."
"Dasar gadis bodoh." Kesal Jisoo dengan sikap Jennie. Meskipun begitu Jisoo tetap memeluk lengan Jennie untuk memberikan sahabatnya itu kekuatan. " Semua akan baik-baik saja, aku yakin kau pasti bisa melewatinya."
"Kau tau malam disaat aku akan melahirkan, Tuhan memberikan pilihan yang sulit pada Taeyong. Dia harus memilih menyelamat aku atau bayinya. Tetapi Taeyong justru memilih untuk menyelamatkan aku dari pada bayi yang begitu dia inginkan. Taeyong menghalalkan segala cara untuk mendapatkan seorang anak, tetapi dia rela kehilangan anak itu demi untuk menyelamatkanku. Karena itu aku memutuskan Taeyong pantas mendapatkan anak itu dari pada aku." Ucap Jennie sambil menghapus airmatanya yang kembali keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE MOM || JENYONG
Fanfiction"Aku mohon jangan pisahkan aku dengan anakku." lirih Jennie sambil memegang perutnya. "Kau tidak bisa egois Jennie, aku ayahnya sejak awal kau sudah berjanji akan memberikan anak itu padaku." ucap Taeyong dengan ekpresi marahnya. "Sejak awal aku mem...