04

139 7 0
                                    

Happy Reading❤❤❤

.

.

.

Aletta, Jihan dan Arkan baru saja tiba di mall yang ada di pusat kota. Mall itu merupakan salah satu mall terbesar di kota itu. Sudah lama Aletta tidak pergi kesana, ia cukup merindukan masa-masa dimana ia bisa keluar dengan bebas tanpa perlu dipantau siapapun.

Aletta, Jihan dan Arkan pergi tepat setelah Aletta menyelesaikan syutingnya hari ini, dan kini Aletta dan Arkan sedang menunggu Jihan yang sedang ke toilet.

Aletta menguap untuk kesekian kalinya, entahlah tiba-tiba saja ia sangat mengantuk dan lelah, tubuhnya terasa penat, padahal tadi Aletta merasa kondisinya masih sangat bertenaga. Aletta memijit bahunya pelan.

"Padahal lo bisa nolak aja kalau capek," ucap Arkan tiba-tiba. Aletta menoleh.

"Kenapa? Lo gak suka gue ikut pergi?" tanya Aletta, sekarang terbalik, Aletta lah yang berbicara ketus pada Arkan.

"Gue ada bilang gak suka? Kan gue cuma nyaranin, karena lo dari tadi nguap mulu. Kalau Jihan liat dia pasti ngerasa bersalah karena udah ngajak lo," balas Arkan sinis.

"Terus kenapa? Lo pasti gak mau ngeliat Jihan cemas ya? Lo suka kan sama Jihan kan?" ucap Aletta sambil tersenyum mengejek dengan kedua alis yang naik turun. Arkan tidak menjawab.

Aletta menatap Arkan lama.

"Apa?" tanya Arkan risih.

"Lo segitu gak sukanya ya sama gue?" tanya Aletta tiba-tiba. Arkan menatap Aletta sekilas kemudian mengalihkan pandangannya.

"Entah ya..."

"Ck, jujur aja, padahal udah keliatan banget," ucap Aletta kesal. Aletta kembali menatap Arkan.

"Jujur lo suka sama Jihan kan?"  tanya Aletta lagi.

"Kenapa emangnya? Lo cemburu?"

Sontak mata Aletta membulat.

"Hoekkkk. Jangan GR plisss," ucapnya dengan tatapan geli, membuat Arkan semakin kesal.

"Iya, gue suka sama Jihan. Dia orang yang manis, baik dan mandiri."

Aletta mengangguk setuju.

"Jihan emang anak yang baik, dia juga peduli," ujar Aletta.

Arkan menoleh.

"Makanya gue gak suka ngeliat lo yang selalu nyusahin Jihan. Gue gak suka ngeliat lo yang selalu manfaatin Jihan," ucap Arkan lagi, kali ini Aletta tak setuju. Aletta menatap Arkan kesal.

"Gue gak pernah dan gak akan pernah manfaatin Jihan buat keperluan gue pribadi. Mungkin gue emang bukan orang yang baik, tapi gue gak sejahat itu buat manfaatin sahabat gue demi diri gue sendiri."

Arkan tak lagi menjawab. Keduanya terdiam cukup lama.

"Jihan itu, dia satu-satunya sahabat yang gue punya, dia satu-satunya orang yang selalu ada buat gue, dia satu-satunya orang yang selalu nemenin dan jagain gue. Gue gak pernah punya niat jahat ke dia, niat untuk memanfaatkan dia aja gak pernah ada kepikiran buat gue, bahkan gue selalu mikirin gimana caranya supaya gue bisa balas semua yang Jihan kasih ke gue, gimana caranya supaya Jihan bisa nyaman dan senang temanan sama gue. Jadi lo gak perlu khawatir Jihan kenapa-kenapa, karena kalau dia kenapa-kenapa di saat ada gue di sana sekalipun, gue yang bakal jagain dia. Gue bahkan rela gantiin dia buat celaka." Aletta menghela nafas panjang.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang