Selamat Membaca🍁❤
.
.
.
Seperti biasa, hari ini Arkan kembali menemani Aletta untuk sesi pemotretannya, namun kali ini lokasinya ada di luar kota. Dan seperti biasa, berbagai macam perdebatan dan pertengkaran mereka lakukan selama di perjalanan, bahkan AC mobil pun mereka permasalahkan. Namun setelah itu keduanya akan kembali berbaikan dengan sendirinya. Sesepele apapun masalah mereka, sesepele itulah alasan mereka kembali berdamai.
Aletta dan Arkan baru saja tiba di lokasi pemotretan. Di bandingkan syuting, Arkan lebih suka menemani Aletta pemotretan, karena pemotretan dilakukan di ruangan, sedangkan syuting di tengah-tengah lapangan.
Sudah seminggu ini Arkan berhasil menjalankan permintaan Jihan padanya dengan tenang. Meski sesekali ia masih merasa kesal dan tidak ikhlas, tapi setidaknya kini Arkan punya alasan untuk menemani Aletta, menjaga gadis itu.
Arkan memandang sebuah ruangan yang tertutup di depannya. Aletta masih berhias diri di dalam sana. Arkan tidak mengetahui konsep foto mereka hari ini seperti apa, tapi Arkan mendengar dari Aletta bahwa hari ini ia akan di dandani ala-ala tokoh fantasi. Arkan tidak ada bayangan tokoh fantasi seperti apa, tapi sepertinya itu model yang cukup rumit. Buktinya sudah lebih dari 3 jam lamanya Aletta berada di dalam sana namun masih belum kembali.
"Aletta sudah siap, bisa di mulai sekarang," ucap Yesta begitu keluar dari ruangan itu.
Seorang perempuan kemudian cantik keluar dari dalam sana yang di bantu oleh beberapa staff lain dibelakangnya.
Arkan terpana, matanya menatap Aletta yang kini berjalan menuju depan kamera tanpa berkedip sedikitpun. Bahkan ponsel yang sejak tadi Arkan genggam terjatuh begitu saja.
Arkan mengetahui bahwa Aletta memang sangatlah cantik, tapi Arkan tak mengira Aletta akan secantik ini saat di jadikan tokoh fantasi. Wajahnya sangatlah langka, bahkan wajahnya bisa berubah sesuai gaya rambut dan bentuk make up yang ia gunakan.
Ruangan pun di penuhi suara kamera dan flash yang mampu membuat mata menjadi perih. Namun luar biasanya Aletta bisa menahannya dengan sangat baik, tidak ada ekspresi terkejut, bingung atau khawatir. Aletta mengganti posenya dengan lancar tanpa terhalang apapun, bahkan ia tak bergeming sedikitpun saat lampu kamera yang sangat terang itu terus menyorot matanya secara dekat.
Arkan tak tahu berapa jumlah foto yang mereka ambil, yang pasti sepertinya mereka semua puas dengan hasil itu. Terlihat dari wajah sumringah dan senang mereka saat menatap pada Aletta.
Arkan termenung sejenak. Bahkan matanya sudah perih melihat cahaya kamera itu, padahal ia berada cukup jauh dari mereka, apalagi Aletta yang berada tepat di depan sana. Bisa-bisa mata gadis itu baik-baik saja selama ini.
***
Jam menunjukkan pukul 19.00. Aletta baru saja menyelesaikan pemotretan nya setelah beberapa kali berganti pakaian dan riasan. Aletta sudah meminta izin pada Yesta untuk pulang bersama Arkan. Dan setelah itu Aletta menghampiri Arkan yang menunggunya di parkiran.
"Lama ya? Maaf ya," ucap Aletta dan menerima jaket yang diberikan Arkan padanya.
"Gue berasa jadi manager lo tau gak, semuanya gue yang ngurus, lo enak tinggal jalan," protes Arkan. Aletta terkekeh.
"Habisnya kita masih harus rahasiain identitas lo, disini lo berperan sebagai salah satu staff. Jadi harus kayak gitu."
Arkan tak lagi menjawab, Arkan masuk ke dalam mobil yang kemudian disusul oleh Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTA
Teen Fiction"Lo pikir gue juga mau dekat-dekat sama lo?! Ngaca! Cewe brengsek dan sombong kaya lo ga pantes dapat perhatian gue!" *** Menjadi seorang aktris muda dan selebriti tentu saja adalah hal yang sangat menyenangkan yang di impikan semua orang, tetapi it...