14

130 6 0
                                    

Selamat Membaca💐❤

.

.

.

Seminggu lamanya Aletta tidak masuk sekolah dengan alasan bahwa ia harus menjaga ayahnya, sebenarnya tidak sepenuhnya salah, namun alasan Aletta tidak ingin sekolah sebenarnya adalah karena ia takut, Aletta terlalu takut untuk bertemu orang-orang. Namun Aletta tak bisa terus bersembunyi seperti itu.

Dan hari ini adalah hari pertama Aletta masuk sekolah setelah beberapa kejadian sebelumnya. Seperti biasa Aletta menjadi pusat perhatian semua orang begitu riba di Sekolah.

"Wah ada pembully, takut ah, takut dibully."

"Aduh awas jangan menghalangi, nanti kalian dibully hihihi."

"Hihihihi, pembully."

Aletta berusaha untuk tidak mempedulikan bisikan-bisikan orang mengenai dirinya. Aletta hanya meneruskan jalannya menuju kelas.

Sesampainya di kelas Aletta termenung melihat meja belajarnya yang dipenuhi coretan-coretan yang berisi umpatan untuknya.

'PEMBULLY PANTAS UNTUK DI BULLY'

'KENAPA GAK TURUN AJA DARI KARIR LO! INI UDAH SAATNYA LO PENSIUN!'

'ENYAH DASAR MONSTER!'

Aletta menoleh pada teman-teman kelasnya yang kini mengalihkan pandangan mereka seakan tak melihat apa-apa. Aletta hanya menghela napas, Aletta memutuskan untuk duduk di kursinya.

"Maaf Al gue gak bisa nyuruh mereka berhenti nulis itu," ujar Jihan tiba-tiba dan duduk disebelah Aletta.

"Iya gak apa-apa," balas Aletta dan tersenyum.

"Omong-omong bokap gimana? Udah membaik?" tanya Jihan lagi.

"Belum, mereka masih usaha nyari pendonor yang cocok buat ayah."

Jihan hanya mengangguk mendengar itu.

"Oh iya Al, tentang meja lo yang dicoret, apa lo bisa rahasia in dari guru? Nanti gue bantu cari meja baru di gudang yang bersih, gimana? Soalnya kan kalau lo ngadu takutnya teman-teman nuduh lo yang enggak-enggak lagi," pinta Jihan memohon. Aletta hanya mengangguk menuruti.

Aletta tak banyak bicara, ia menyetujui semua ucapan Jihan hingga tiba-tiba sebuah kotak pensil melayang mengenai kepala Aletta cukup keras, dan tentu saja Jihan terkejut melihat itu.

"Hei kalian sudah gila ya? Kalau kena pelipisnya bisa luka, ini keterlaluan," ucap Jihan kesal, sepertinya kali ini Jihan benar-benar terlihat marah.

"Ya ampun Han lo masih belain dia? Udah deh gak usah ngelindungin dia, dia aja bahkan gak pernah ngelindungin lo. Lagian kan dia banyak uang kalah wajahnya jadi jelek tinggal oplas kan."

Seisi kelas kemudian tertawa mendengar kalimat itu.

Aletta tak menggubris, Aletta mengeluarkan buku pelajarannya.

BRUK

Seseorang tiba-tiba mendorong meja yang ada dibelakang Aletta sehingga membentur punggungnya keras, kemudian Aletta kembali mendengar tawa yang mengejeknya dari arah belakang.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang