18

132 5 0
                                    

Selamat Membaca💐

.

.

.

***

Cuaca terlihat mendung hari ini, matahari tampak enggan menunjukkan dirinya sehingga membuat udara menjadi sedikit lebih sejuk. Semua orang menikmati angin yang berhembus tak terkecuali Aletta. Aletta memandang lapangan olahraga dengan tatapan kosong. Rambutnya yang sebahu itu ia biarkan terurai dihembus angin hingga menutupi wajahnya.

"Sejak tadi gue cariin, ternyata lo disini."

Suara itu tak membuat pandangan Aletta berubah, bahkan Aletta sama sekali tak beranjak atau berpaling.

"Udah seminggu ini lo jadi sering bolos pelajaran ya," ucap Arkan lalu berdiri disebelah Aletta. Arkan mengikuti arah pandangan Aletta yang tertuju pada lapangan, dimana tampak beberapa siswa yang sedang bermain basket disana.

"Hei, apa lo beneran vakum dari dunia hiburan?" tanya Arkan.

"Iya," jawab Aletta singkat.

"Kenapa? Bukannya lo sedang ada projek untuk drama baru? Gue kira lo bakal vakum saat drama terakhir lo selesai tayang," balas Arkan.

"Agensi waras mana yang mau bekerjasama dengan artis gila?"

Arkan melirik Aletta.

"Lo gak gila," ucap Arkan.

Aletta tak menjawab, Aletta masih memandang kebawah, bahkan sejak tadi ia sama sekali tidak melirik Arkan disebelahnya.

"Al, sekali aja, apa lo gak bisa natap mata gue?" tanya Arkan lagi. Arkan menatap Aletta sendu, bahkan menatap wajah Aletta saja Arkan sudah tidak bisa seleluasa dulu. Aletta selalu berpaling darinya, menjauhinya bahkan sengaja mengabaikannya.

"Tiga minggu."

Arkan mengerutkan keningnya.

"Lo punya waktu tiga minggu, hapus semua perasaan lo kalau lo gak mau nyesal."

Setelah mengatakan itu Aletta beranjak dari tempatnya, Aletta berjalan meninggalkan rooftop, namun tangannya dengan cepat ditahan Arkan.

"Apa maksud lo? Tiga minggu? Kenapa tiga minggu?" tanya Arkan lagi. Aletta hanya memandang Arkan dingin.

"Al, gue tanya kenapa tiga minggu?" ulang Arkan tidak sabaran, Arkan mengencangkan genggamannya pada Aletta.

"Karena gue bakal pergi dalam waktu tiga minggu."

Arkan terkejut mendengar itu.

"Pergi? Lo bakal pergi kemana? Lo pikir dengan lo pergi lo bisa nyuruh gue ngilangin perasaan ini gitu aja? Emang lo bakal pergi berapa lama? kemana? Kalau emang lo bakal pergi dalam waktu yang lama gue bisa kok bersabar nungguin lo disini. Gue juga bakal susul lo bahkan meski keluar kota sekalipun, gue bakal ngikutin lo kemanapun, jadi jangan suruh gue hapus perasaan gue ke lo, gue gak mau," ujar Arkan dengan nada yang keras. Aletta mampu melihat kekhawatiran di mata Arkan, namun itu tak membuat hati Aletta tergerak.

"Gue tanya lo bakal kemana? Berapa lama? Jawab, Al!"

"Setelah pengumuman kenaikan kelas, gue bakal pindah."

Arkan mengerutkan keningnya.

"Pindah? Kemana? Kalau gitu gue juga bakal pindah bareng lo."

"Jerman."

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang