Saat mereka sedang berlarian, Cito tak sengaja menjatuhkan buku komik nya.
Saat buku itu terjatuh dari atas ranjang, tidak terjadi apa-apa. Selamat anda terkena prank.
Vivian dan Margareth pun ingin pulang ke rumah mereka masing-masing untuk belajar sebab besok mereka akan menghadapi ujian. Ujian besok adalah ujian bahasa Inggris.
" Ehh main-main nya udahan ya, aku mau belajar buat ulangan besok... " Ucap Vivian.
" Oiya besok kan ada ulangan, aku juga harus belajar agar aku mendapat nilai bagus. " Ucap Margareth.
" Kalau begitu,, kita lanjutkan main-mainnya besok saja ya... " Jawab Cito.
Margareth dan Vivian pun pulang ke rumah mereka dan Cito pun mulai belajar untuk ulangan besok.
" Aku harap, aku bisa mendapat nilai yang lebih baik " Harapan dari Cito.
Di malam hari, sebelum Cito beranjak tidur. Ia pun kembali berharap agar dapat memasuki dunia dongeng yang ia andai-andai.
" Kapan ya aku bisa berpetualang dalam dunia dongeng?, aku berharap impian itu akan menjadi kenyataan " Kata-kata harapan Cito.
Setelah mengatakan rangkaian kalimat tersebut Cito pun beranjak tidur. Mimpi malam ini berbeda dari mimpi kemarin.
Cito bermimpi sesuatu yang menyeramkan. Mimpi itu ialah, Cito sedang menyaksikan peperangan.
Tak tahu peperangan apakah itu, Cito hanya menyaksikannya dengan perasaan takut. Ia pun melihat ada anak panah yang melesat menuju dirinya.
Ia pun terbangun dari tidur sekaligus dari mimpi buruk nya itu dengan keadaan ia sudah berkeringat dingin. ia pun memutuskan untuk ke kamar mandi dikarenakan ia ingin buang air kecil.
Di kamar mandi, ia melakukan kegiatan itu dengan perasaan yang gelisah sebab rumahnya kala itu sangat gelap.
Sesudah membuang air kecil, Cito pun membuka pintu kamar mandi. Betapa terkejutnya dia, melihat buku komiknya yang tergeletak di lantai lorong rumahnya.
" Ini bukannya komik ku?..., kok bisa ada disini?!... " Tanya Cito pada dirinya sendiri.
Bagaikan sebuah komik, rumah Cito kala itu menjadi ber-genre horor. Ia terus dikejutkan dengan hal-hal yang diluar nalar.
Ia pun mengambil komik tersebut dan membawa nya ke kamar dan memutuskan untuk tidur kembali.
Keesokan harinya, ia melakukan kegiatannya yang biasa ia lakukan setiap pagi. Mulai dari mandi, menyiapkan buku pelajaran, sarapan, lalu pergi ke sekolah.
Di sekolah ia menceritakan kejadian yang ia alami saat di kamar mandi kepada kedua sahabatnya.
" Ehh kemarin aku mengalami kejadian aneh lagi! " Curhatan dari Cito.
" Kejadian apa? " Tanya Margareth.
" Saat aku selesai buang air kecil, aku melihat buku komik milikku tergeletak di atas lantai lorong rumahku " Jawab Cito.
" Waduh, your rumah sudah horor. " Ucap Vivian.
Bu Jainah pun masuk ke kelas. Cito pun kebingungan karena menyangka bahwa ujian hari ini adalah Matematika.
Tetapi ternyata ia salah. Sebab ujian hari ini adalah bahasa Inggris.
Mengapa Cito bisa salah?, sebab saat Bu Jainah menyampaikan ujian tersebut minggu lalu, Cito tertidur.
Farhan pun seperti biasa membuli Cito. Ia mengatakan bahwa akan ada ulangan Matematika. Cito pun mempercayai perkataan Farhan.
Bu Jainah pun membagikan soal ujian. Semua siswa pun mulai mengerjakan tugas.
Beberapa menit kemudian. Ulangan pun telah usai. Cito sangat takut sebab ia pasti akan mendapat nilai yang jelek.
" Nilainya akan diumumkan minggu depan ya anak-anak... " Ucap Bu Jainah.
Sepulang sekolah, Cito mengajak Vivian dan Margareth untuk bermain.
Vivian dan Margareth pun mengiyakan ajakan tersebut sebab mereka masih penasaran dengan sepatu itu.
" Ehh kerumah ku dulu yuk, kita main-main " Ajakan dari Cito.
" Ayo, aku juga masih penasaran dengan sepatu itu, apa benar itu sepatu ajaib... "
Jawab Margareth." Dari modelnya sih seperti sepatu-sepatu dalam dunia dongeng. " Ucap Vivian.
" Kita tidak akan mengetahuinya sebelum kita mencobanya. " Jawab Cito.
Di rumah Cito, mereka pun mencoba sepatu itu lagi. Harapan mereka, akan ada sesuatu yang terjadi. Dan benar saja, tiba-tiba buku komik Cito berterbangan...
" K-Kenapa buku-buku ku berterbangan semua?!... " Tanya Cito.
" Apa ini disebabkan oleh sepatu yang sedang kita pakai sekarang? " Vivian pun ikut bertanya-tanya.
" Apa ini benar-benar sepatu ajaib?!.. " Margareth pun ikut-ikutan bertanya.
Bersambung...
Maaf kalo banyak yang typo 🙏