Utopia....Utopia adalah sebuah tempat fiksi. Utopia dikatakan berbentuk seperti bulan sabit yang sangat indah.
Tempat yang bersih, ramai penduduk, dan semua penduduknya saling bekerja sama dan menghormati satu sama lain.
Itulah komik yang dibaca seorang anak berinisial C sekarang....
"Andai aku tinggal di Utopia"
Cakap seorang anak berumur 10 tahun, berambut hitam legam, berkacamata merah, dan sedang duduk di sofa merah di ruang tamu rumah nya sambil membaca seri komik kesukaannya.
Dia adalah anak yang sedikit pemalas. Ia suka menghabiskan waktunya untuk membaca komik daripada untuk membaca buku pelajaran
Anak itu bernama Cito. Dia sangat menggemari seri Komik berjudul "Utopia". Ia menganggap bahwa Utopia adalah tempat impian semua orang.
Saat itu, pada waktu matahari tenggelam dimana seisi kota ingin beristirahat, Cito ingin membeli bab lanjutan dari seri komik kesukaannya.
Ia pun meminta izin dari sang ibunda. " Ibuu!, aku ingin membeli bab lanjutan komik kesukaan ku dong " Cakap anak itu sambil memohon kepada sang ibunda.
Bukannya memberi izin, sang ibunda malah memarahi Cito. " APA! , apa kau tidak melihat keluar!?, matahari sudah tidak terlihat sekarang! ". Seru sang ibunda dengan nada marah kepada Cito.
Cito pun sedih lalu ia naik menuju ke kamar tidurnya. Lalu ibu Cito menyuruh Cito untuk cepat tidur. Di kamar tidurnya, ia tidak langsung tidur.
" Aku ingin sekali tinggal di dunia dongeng yang penuh keindahan dan kebahagiaan " Cakap Cito dengan nada memohon sambil memandangi sang purnama yang memancarkan kirana.
Tiba-tiba muncul hujan bintang jatuh di hadapan Cito. Hati Cito pun perlahan merasa bahagia karena menganggap keinginannya akan terkabul.
Sang Ibunda bertanya pada Cito apakah ia sudah tidur karena langit yang sudah gelap. " Cito..., apa kau masih belum tidur? " Tanya sang ibunda. " B-Belum buu " Jawab Cito sambil ketakutan.
"APA!!, IBU KAN SUDAH MENYURUH TIDUR DARI TADI" Seru Ibunda Cito dengan nada yang terdengar sudah sangat marah. Cito pun bergegas menaiki ranjang yang ia tiduri seperti biasa dan menutup matanya selama 7 jam.
Saat Cito menutup matanya, ia melihat sekilas bayangan berbentuk bulan sabit sebelum ia benar-benar tertidur pulas.
Cito pun terbangun di alam bawah sadar nya atau bisa disebut juga sebagai mimpi.
Di mimpi Cito, Cito tersesat di hutan belantara yang begitu luas dan penuh dengan pepohonan yang rindang serta fauna-fauna yang biasa menghuni hutan.
Cito terlihat kebingungan. Dia pun berlari sekuat tenaga untuk mencari jalan keluar serta untuk menghindari serangan-serangan dari binatang buas di sana.
Wajah Cito perlahan-lahan membuat ekspresi panik seolah-olah ia panik akan tak tahu dimana jalan keluar dari hutan belantara tersebut.
Setelah beberapa waktu berlalu, Cito mulai kelelahan. Ia pun mencari buah-buahan yang bisa untuk dimakan olehnya.
Ia menemukan buah apel lalu ia memakan sebiji apel tersebut. Ia pun merasa perutnya sudah terisi penuh.
Saat Cito sedang berjalan di antara pepohonan yang rindang itu, ia dihadang oleh sekelompok harimau ganas yang terlihat sedang kelaparan.
Cito pun berlari sekuat tenaga dengan perasaan yang amburadul memikirkan bagaimana cara untuk lolos dari kejaran para harimau ganas itu dan bagaimana caranya agar ia selamat.
" APA YANG HARUS AKU LAKUKAN SEKARANG!!?? " Cakap Cito sambil berlari.
Cito pun terbebas dari kejaran harimau dengan masuk ke dalam suatu goa. Di dalam, dia menyusuri goa tersebut dengan perasaan yang sedikit cemas.
" Sebenarnya tempat apa ini? " Tanya Cito sambil kebingungan. Tiba-tiba, ada yang menjawab pertanyaan Cito itu.
" Kau sudah tersesat Cito, apa kau ingin keluar dari kesesatan ini? ". Cito pun sangat terkejut. Perasaan nya kembali amburadul.
Tiba-tiba muncul sosok misterius berbaju putih dengan cahaya seterang cahaya sang purnama mengelilingi sosok tersebut.
Ternyata sosok itulah yang menjawab pertanyaan Cito. Sosok itu pun mengajak Cito untuk pergi ke suatu tempat.
Cito dan sosok itu menyusuri goa yang penuh dengan emas dan berlian yang mengkilap. " Lihatlah, berlian dan emas yang indah ini, bukankah itu memanjakan matamu? " Cakap sosok tersebut.
Cito pun diajak menuju suatu tempat yang sangat indah. Tempat yang penuh dengan kebahagiaan, kebersihan, peradaban yang sangat maju, dan keindahan lainnya.
Tempat itu berbentuk seperti bulan sabit. Mungkin kamu tau itu tempat apa...
Yap benar sekali, itu adalah Utopia.
Tempat indah penuh dengan peradaban maju dan sangat memanjakan mata. Perasaan Cito pada waktu itu sangat senang dan gembira.
" APAKAH INI UTOPIA YANG NYATA??!! " Tanya Cito. " Yap benar sekali, selamat datang di Utopia " Jawab sosok tersebut.
Cito pun terbangun dari tidur nyenyak-nya dengan perasaan yang kesal. " APA!?!?, J-Jadi itu semua hanyalah mimpi??! " Cakap Cito dengan nada yang terdengar marah dan ia membuat raut wajah yang terlihat kesal.
Cito pun sedih sebab ia mengira impiannya akan menjadi nyata.
Cito pun beranjak dari ranjang yang semalam ia tiduri selama 7 jam. Ia pun menuju ke lantai 1 untuk mandi.
Setelah ia mandi ia pun pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah.
" Ayah, ibu, aku pamit pergi ke sekolah dulu yaa " Kata-kata untuk berpamitan dari Cito.
" Iya nak, hati hati di jalan yaa " Jawab sang ibunda karena sang ayahanda dari Cito sedang tidur.
Saat ia ingin membuka pintu, ia melihat dari jendela ada bayang-bayang berbentuk kaki. Sontak Cito pun terkejut.
Layaknya magnet yang sedang menarik matanya, mata Cito beserta kepalanya bergerak mengarah ke belakang. Di belakang Cito, terlihat ada seperti bayang-bayang mahkota sang raja.
Ia pun bergegas untuk pergi ke sekolah dan mencoba melupakan semua kejadian yang ia alami tadi.
"Apa itu tadi?!!?, apakah aku masih bermimpi?!? " Tanya Cito pada dirinya sendiri.
"Ah masa bodoh, yang penting aku harus sekolah, nanti kalo aku telat dihukum lagi" Cakap Cito.
Bersambung........
Maaf kalau jelek soalnya aku masih newbie 🙏