Saat buku komik itu berterbangan, mereka sangat terkejut.
Tidak lama, Kaleen, Rafae, dan satu teman Cito lagi datang ke rumah Cito dengan membawa sepatu yang sama.
"Cito... Cito... " Panggil Kaleen.
Cito pun membukakan pintu. Kaleen, Rafae dan satu teman Cito pun menunjukkan sepatu itu.
Teman Cito yang satu lagi bernama Patricia. Patricia adalah gadis yang lumayan pintar.
Ia juga adalah gadis yang tomboi. Ia lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain dengan anak laki-laki.
" D-dimana kalian mendapat sepatu itu..? " Tanya Cito.
" Aku, Rafae, dan Patricia menemukan sepatu itu saat aku, Rafael, dan Patricia sedang bermain di gunung. " Jawab
Kaleen." Hmmm.... Kalian bermain apa? " Tanya Cito.
" O-oh soal itu lupakan saja. " Jawab Kaleen sambil gelisah.
" Kalau begitu, masuklah. " Ucap Cito.
Kaleen, Rafae, dan Patricia pun masuk kedalam rumah Cito.
Saat Kaleen,Rafae,dan Patricia masuk kedalam kamar Cito, Kaleen, Rafae, dan Patricia pun tekejut melihat semua buku Cito berterbangan mengelilingi satu kamar.
" A-Apa yang sebenarnya terjadi? " Tanya Rafae.
" Kami bertiga pun tak tau, saat kami memakai sepatu ini tiba-tiba saja semua buku berterbangan. " Jawab Vivian.
Tak lama kemudian, buku-buku tersebut pun jatuh. Tetapi salah satu buku tetap terbang.
Lalu buku itupun terbuka dan mengeluarkan semacam tentakel yang dikelilingi cahaya yang begitu terang.
Tentakel itu pun mengambil Cito dan teman-temannya masuk kedalam buku itu.
Mereka berada didalam lorong berwarna-warni sambil melayang-layang bagaikan bulu yang berhamburan.
Tidak lama, mereka pun berpindah tempat dan terjatuh di hutan belantara.
Mereka sangat bingung, karena tempat itu sangat asing bagi mereka. Tetapi Cito berbeda. Ia merasa tidak asing akan tempat itu.
" Rasanya, aku pernah berada di tempat ini... " Cakap Cito.
Dugaannya pun benar. Ini adalah tempat dari mimpi Cito.
Cito dan kelima temannya itu pun menyusuri hutan belantara itu. Hutan yang penuh dengan pohon-pohon yang rindang.
Tidak lama, ada sesuatu mirip dengan mimpi Cito terjadi. Yaitu mereka dihadang oleh bintang buas.
Mungkin kalian mengira bahwa itu adalah harimau. Tapi nyatanya, yang menghadang mereka lebih dari harimau.
Yaitu singa, Yap singa. Binatang buas yang sering disebut-sebut sebagai raja hutan.
Rasa takut mereka pun muncul. Mereka langsung lari dengan cepat di antara pohon-pohon hijau sambil diikuti oleh kumpulan singa.
Tiba-tiba, anak panah melesat menusuk tubuh salah satu dari kumpulan singa itu. singa itupun mati seketika oleh anak panah itu.
Dari kejauhan, nampak seseorang anak laki-laki yang sedang membawa sebuah panah beserta anak panahnya.
Dari kejauhan juga, terlihat ada seekor ular yang sangat besar menuju ke arah mereka dan siap untuk menyerang mereka.
" Ular apa itu?!... Besar sekali!!... " Cakap Patricia.
Anak itu pun menyuruh mereka berenam untuk mengikutinya agar terhindar dari serangan ular itu.
" KEMARI..!!, CEPAT KEMARI..!!! " Cakap anak itu.
Mereka berenam pun langsung bergegas berlari mengikuti anak itu.
Anak itu membawa mereka ke goa yang tidak dapat di jangkau oleh ular itu karena tubuhnya yang begitu besar.
Anak itu pun memperkenalkan dirinya. Anak itu bernama Han.
Han ialah anak laki-laki yang berasal dari Utopia. Han ialah sosok yang baik hati, mandiri, suka menolong.
Lalu, ada yang membuat Cito dan teman-temannya terkejut.
Yaitu mereka benar-benar masuk ke dalam dunia dongeng yang selama ini mereka impikan.
" A-APA!!... JADI KITA BENAR-BENAR MASUK KE DUNIA DONGENG!!?... "
Bersambung....