Setelah Cito dan teman-temannya dibius, mereka lalu dibawa ke ruang eksekusi yang tertutup.
Di Sana, teman-teman Cito termasuk Cito diikat menggunakan tali di sebuah tiang.
Tak lama, Cito terbangun karena efek biusnya telah hilang.
"A-Apa yang kamu lakukan Han!? "
"Apa kau lupa, aku bukan Han. " Jawab Dhory dengan nada licik.
Teman-teman Cito pun ikut terbangun dan tak mengerti apa yang telah terjadi.
Dhory pun menghipnotis teman-teman Cito dan membuat mereka menghabisi Cito.
" Kupikir, teman-temanmu pantas membunuh mu " Dhory pun mulai menghipnotis teman-teman Cito.
Bola mata teman-teman Cito pun menjadi hitam pekat dan mereka mematuhi perkataan Dhory.
Dhory pun membebaskan teman-teman Cito dan memberikan mereka sebuah pistol.
Sementara Cito tetap diikat di tiang.
Teman-teman Cito pun bersiap untuk menembak Cito.
" Baik, kalian semua akan menembak sialan kecil itu dalam tiga... Dua... "
" Tunggu!! Apakah kalian ingin menghabisi sahabat kalian sendiri? "
" KENAPA KALIAN..... "
" Mungkin kita pernah bertengkar, tetapi kita berbaikan lagi karena di dalam persahabatan tidak ada kata pertengkaran. "
" Hahaha, usahamu tak akan berhasil, mereka semua dalam kendali ku. "
Patricia pun menjawab " Sok tau. "
Kaleen pun ikut menjawab " Kau terlalu bodoh untuk memanipulasi kita. "
" A-APA!? "
Teman-teman Cito ternyata berhasil terhindar dari hipnotis Dhory.
Kaleen, Rafae, dan Patricia pun mengarahkan pistol nya ke Dhory sementara Margareth dan Vivian menyelamatkan Cito.
" Kau sudah tak bisa berkutik Dhory. " Ucap Cito.
Cito dan teman-temannya pun mengepung Dhory dan mengancam akan membunuhnya.
" Pftt, kalian pikir kalian bisa menghabisi ku? "
" PENJAGA! Ada kutu yang harus dibersihkan. "
Para penjaga pun berdatangan masuk ke ruang eksekusi dan mengepung Cito dan teman-temannya.
Teman-teman Cito beserta Cito pun bertarung dengan para penjaga sementara Dhory hanya menyaksikan peperangan kecil tersebut.
Saat ada kesempatan, Kaleen langsung menembak ke arah Dhory.
Semua penjaga itu pun menghilang dan Dhory pun tiada karena telah ditembak di bagian kepala.
Lantai istana pun mulai bergetar dan langit-langit istana mulai roboh.
Cito dan teman-temannya langsung keluar dari istana dan pergi ke hutan untuk menemukan portal menuju dunia realita.
Mereka pun melewati tanah-tanah yang sudah retak dan rumah-rumah penduduk yang mulai roboh.
Mereka pun sampai di hutan dan melihat portal menuju dunia realita.
Saat mereka melangkah kaki ke portal itu, ular yang dulu menyambut mereka datang dan ingin memakan mereka.
Mereka pun menghindar dari gigitan ular itu.
Untungnya, Rafae masih membawa pistol yang diberikan oleh Dhory.
Ia lalu berusaha menembakkan peluru ke arah ular itu tetapi peluru itu tak mempan bagi ular tersebut karena badannya yang terlalu besar.
Kaleen pun mempunyai ide, ia melihat ada sebuah batu besar diatas tebing.
Kaleen ingin memancing ular tersebut agar menabrak tebing itu dan membuat batu diatas jatuh ke ular tersebut.
Ia pun memanggil-manggil ular itu dengan berharap ular itu akan terpancing olehnya.
" Hei kau ular sialan, kemari kalau bisa. "
Ular itu terpancing oleh Kaleen dan melaju kearahnya.
Kaleen pun segera menghindar dan ular tersebut menabrak tebing.
Sesuai rencana Kaleen, batu diatas tebing jatuh menimpa ular tersebut.
Ular itupun seketika tewas di tempat karena tertimpa oleh batu.
Cito dan teman-temannya pun segera masuk kedalam portal.
Singkat cerita, mereka telah sampai di dunia realita.
Mereka sangat gembira dan senang karena mereka dapat bertemu orang tua mereka kembali.
Mereka lalu melihat jam di Handphone Cito dan ternyata tanggal dan jam nya sama dengan saat mereka masuk ke dalam portal menuju dunia dongeng.
Mereka pun tersadar bahwa saat mereka masuk ke dunia dongeng waktu dunia realita terhenti.
Teman-teman Cito pun pulang kerumah mereka masing-masing dan menjalani aktivitas seperti biasa.
Seminggu kemudian, Bu Jainah memberikan hasil ujian minggu lalu.
Cito sangat terkejut melihat nilai ujiannya yang semakin menurun.
Saat dirumah, ibu Cito ingin melihat hasil ujian Cito.
Ibu Cito langsung marah melihat nilai ujian Cito yang tidak berkembang.
" APA INI!!?? Nilaimu semakin menurun. Mulai sekarang tidak ada komik lagi di kamar mu. " Marah ibu Cito.
Cito pun tersadar bahwa dunia dongeng tak selalu indah.
Ada sebuah keajaiban di dunia dongeng yang kadang membahagiakan kadang juga menyedihkan.
TAMAT.
Maaf kalo ceritanya terlalu pendek dan banyak yang typo🙏
Makasih yg udah baca 🥰😍