Keluarga

5.8K 181 45
                                    

"Dalung!!"

"Lung, dipanggil, Lung! Dalu-"

"DALUNG PUTRA MAHAGANGGA!!!"

Yang di panggil akhirnya terbangun dari mimpi indah di siang bolong, di udara kelas yang bau apek, dalam keadaan mata merah. Tersentak kaget karena guru paruh baya itu memanggilnya cukup keras. Dia Clingak clinguk memandangi teman-teman yang menertawainya karena bangun-bangun liurnya menggenang di pipi. Bekas pensil di pipi jadi tato alami yang membuktikan betapa nyenyaknya seorang Dalung tidur siang.

"Maju Dalung, sekarang giliran kamu. Tidur terus kamu di kelas saya, ya"

Menguap sejenak, Siswa kelas sembilan SMP itu pun akhirnya maju ogah-ogahan ke depan kelas. Tak lupa mengambil Banner yang menjadi tugas rumah yang dia garap untuk dipresentasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

"Maaf bu, tadi kekenyangan makan di kantin."

Sebenarnya Dalung tidak suka menggarap tugas ini, tema menceritakan keluarga. Bawaannya sensitive DAN selalu ingin menangis. Semoga nanti Dalung tidak menangis.

Dalung mengehala nafas, barulah dia mulai bercerita meski kantuk masih menyerangnya sedikit-sedikit.

******

"Hai. Aku Dalung Putra Mahagangga. Panggilannya Dalung, jangan panggil Putra, soalnya pasaran. Mahagangga itu dari keluarga besar ayah yang aku juga gak tahu asal-usulnya gimana. Pokoknya udah ada dari dulu."

Buat apa dia berkenalan padahal yang diajaknya bercerita sudah bersamanya sejak kelas tujuh. Tapi tidak apa, untuk sekedar basa pembuka.

Lalu dia fokus memandangi Banner.

"Ya udah, ini aku kenalin keluargaku. Ini ayah. Nama ayahku Jawar Mahagangga."

"Kata orang-orang kerjaan ayahku namanya kuli bangunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kata orang-orang kerjaan ayahku namanya kuli bangunan. Lupa nama kerennya pokoknya ada Artisitur gitu kalo gak salah, Gambar-gambar rumah. Makanya gak heran aku suka gambar karena itu ayah."

"Ayah kadang galak kalau salah satu diantara kita nangis karena rebutan mainan. Dia bisa ngurung kita bertiga di kamar biar maaf-maafkan, kalo gak mau, bisa seharian di kurung sampe kita baikan. Pokoknya kalau udah mode galak, bunda sekalipun takut sama ayah. Tapi-tapi, kalo dipikir-pikir ayah lebih banyak baikknya, kok soalnya dia suka bercanda terus sering beliin mainan, kalau lagi libur kadang ayah main bola bareng-bareng di halaman belakang."

Lalu menunjuk ke foto selanjutnya.

"Terus ini, bunda. Namanya Roro Akila Pamungkas. panggilannya Bunda Kila.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang