🐥🐯🐰🦄
.
.
.Perhatikan tempat, tanggal, bulan dan Tahun.
Bali, 1 Maret 2023
Hampir tiga bulan lamanya Jonu melaksanakan tugas praktik kuliah di Kalimantan. Pengambilan data serta proses pelaksanaan penerjunan lapangan yang sempat Jonu tunda akhirnya berakhir. Keadaan di tempat praktik yang berada di hutan membuat Jonu tak dapat secara leluasa berkomunikasi dengan keluarga, hanya sesekali saat pergi ke kota, selain karena sulit mendapatkan akses internet, Jonu juga dihadapkan pada tugas yang menguras waktu.Sebenarnya Jonu tidak ingin seperti ini, berkabar hanya sesekali membuat perasaannya selalu dilanda cemas. Namun dia tak bisa berbuat banyak, keadaan memaksanya harus bersabar dan percaya pada Ayah atau Dalung yang mengabari setiap kali berkomunikasi.
Setiap banyaknya pesan yang berlomba-lomba muncul pada notifikasi pesannya, selalu kabar Algu yang pertama kali di lihat. Hatinya selalu dilanda ketakutan setiap kali pesan itu dibuka, takut yang ditakutkan semua orang muncul.
"Tunggu sebentar lagi, Al. sedikit lagi aku susul ke sana."
Ingat dibayangan Jonu, kala tengah ber-videocall, Algu mengangguk lengkap dengan senyumnya yang mengembang lebar. Jonu lihat ada sesuatu yang berbeda dari tatapan Algu saat itu, terlihat lebih redup dan melayu. Bibirnya yang selalu pucat itu jika diperhatikan bertambah rona menjadi membiru.
Perasaannya mengatakan bahwa kondisi adiknya sedang tidak baik, namun semua orang selalu berusaha mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ya, semoga.
Itu adalah terakhir kali mereka berkomunikasi. Hati Jonu melega, ia berusaha meyakinkan diri bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan tentang kondisi adiknya. Algu-nya baik-baik saja.
Ya, terakhir itu, sebulan yang lalu..
Karena selanjutnya, Jonu tidak tahu, apa yang terjadi pada setelah kabar baik-baik itu mengudara.Tepat sampainya Jonu di bandara. Tak disangka-sangka, sang Ayah tiba-tiba sudah berdiri di pintu kedatangan. Menyambut Jonu yang seketika membeku tak bisa berkata-kata.
Firasatnya...
Firasatnya pasti salah, bukan?
"Kakak gak baca pesan Ayah? Ayah pikir lagi mode pesawat. Kenapa, mm? Ayah enggak bikin kejutan loh kak, Kakak saja yang gak liat HP."
Jawar mengusap rambut sang anak lalu menenggelamkan kepala itu pada dadanya. Tahu jika pikiran dan hati sulungnya tengah dilanda kekacauan dan keterkejutan secara bersamaan.
"Kenapa Ayah pulang?"
Jawar sedikit menurunkan kepala, mencoba melihat wajah yang bersuara penuh getaran itu.
"Ayah pulang memang waktunya pulang. Ayo, Kakak udah ditunggu adik-adiknya."
Nafas Jonu mendadak sesak, nafasnya tertahan di tengah-tengah tenggorokan hingga membuat lidahnya begitu kelu untuk mengeluarkan suara. Kepalanya menggeleng, menjauhkan bayangan yang tidak ingin ia bayangkan.
"Algu.."
"J-jangan!" Jonu memotong cepat. "Ayah Ja..jangan ngomong apa-apa sampe kita nyampe di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir
Fanfiction{Brothership, Familly, Slice Of Life, Sicklit, Angst} Sebagaian cinta untuk saudara tersayang.