The Old Villas

1.2K 70 70
                                    

🐥🐯🐰🦄
.
.
.

Florida, 6 Februari 2023

Beberapa saat setelah kejadian mencengkram itu, Dokter Kevin keluar dan datang menghampiri Keluarga kecil Mahagangga dengan raut sesalnya. Sebelum bersuara, Dokter Kevin membungkuk penuh dan berkata "I sinceraly apologize, Sir. We have done our best for Algu."

Tangis Bunda pecah, tubuhnya yang masih lemas pasca pingsan, makin dibuat lemas saat mendengar perkataan itu keluar. Sekali lagi, Dokter Kevin membungkuk yang kini diikuti oleh para perawat yang turut terlibat menangani Algu. Sesal mereka terjadi hari ini, puncaknya saat semua orang menggeleng tak sanggup. Itu tandanya, mereka menyerahkan segala keputusan di tangan keluarga.

Lain halnya, Dewa yang bersembunyi dibalik punggung dokter Kevin terlihat membalik badan, berusaha menghindar tatapan Dalung yang penuh tanda tanya. Tentang semuanya yang masih terasa membingungkan dibenak pemuda itu. Tentang Apakah ini akhir dari segala perjuangan semua orang?

Dalung menerobos Bunda dan Ayah yang saat itu tengah berpelukan pada Dokter Kevin, berusaha menahan Dewa yang melangkah gontai tanpa tujuan yang jelas.

Didorongnya tubuh yang lebih besar dengan amaran yang membara.

"Kak Dewa udah janji bantu Kakak sembuh!" Dalung menggelengkan kepala frustasi. "Kak Dewa udah janji sama Dalu, Kak Dewa ingkar janji sama Dalu."

"Dalung, Kak Dewa minta maaf--" Dewa melangkahkan kaki perlahan, namun sayang, Dalung justru memundurkan langkah sebagai penolakan. Lagi-lagi Dalung menggeleng dengan nafas yang putus-putus.

"Jangan ngomong maaf, Dalu Cuma mau denger Kakak gak akan nyerah bantu Kakak sembuh. Kak Dewa itu dokter! Semua percaya sama Kakak, Bunda sama Ayah dateng jauh-jauh karena kita percaya sama Kak Dewa. Kita semua percaya Kak Algu bakalan sembuh karena bantuan Kakak!" sesak sekali, Dalu ngos-ngosan karena cara nafasnya harus beradu dengan isak tangis. "Dalu gak mau denger kata maaf dari Kakak."

Bukankah, jika itu tandanya jika Dewa selaku dokter juga menyerah? Kenapa semua orang menyerah begitu saja untuk Kakaknya? Kenapa? Kenapa semua orang bersikap seperti itu? Apa hanya Dalung lah satu-satunya orang yang tetap optimis dengan kesembuhan Kakaknya?

Dalung merebahkan sisi kiri tubuhnya pada dinding kaca. Kepalanya lantas melirik Algu yang terbaring ditemani kedua orang tuanya di dalam sana. Bunda terlihat menangis menatap Algu sementara Ayah di belakang Bunda tengah mengusap punggungnya yang bergetar.

"Semakin kamu menahan Algu tetap tinggal, semakin kamu lihat dia menderita, Dalu. Kakakmu, bertahan hari ini karena ada sesuatu yang menahannya untuk pergi, entah janji apa yang belum terpenuhi dalam dirinya. Dan Kak Dewa harap alasannya bukan karena Dalung yang menahan. Relakan Kakak pergi adalah jalan satu-satunya buat dia bahagia, Dalu. Kakak merasakan sakit yang kita sendiri gak tahu sebesar apa rasa sakit itu."

Dewa ikut memandang ke dalam. Sosok yang dia bicarakan itu dinyatakan koma setelah cukup lama kehilangan detak jantungnya. Tidak tahu sampai kapan akan terbangun karena kondisinya yang makin menurun.

"Kakak tahu Dalu sayang sekali dengan Algu, tapi memaksa dia untuk tetap berjuang dalam keadaannya yang sangat sakit malah itu bukan disebut rasa sayang lagi. Dalung, itu namanya egois."

Dalung menatap jemari-jemari Algu yang lemas di atas telapak tangannya. Banyak selang yang melilit pada seluruh lengan Algu, dari bawah sampai jari sampai membuat Dalung tak leluasa menyentuhnya. Aroma khas Algu yang selalu Dalung sukai terhalang oleh bau obat yang menyengat.

Lalu pandangan Dalung merambat perlahan, mengarah lurus yang disuguhkan pergerakan dada Kakaknya yang bergerak sesuai mesin ventilator bekerja, lalu kembali merambat ke wajah Algu yang membuat Dalung kembali meneteskan air mata. Benar-benar Dalung lihat dengan jelas betapa lelahnya wajah itu.

AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang