🐥🐯🐰🦄
.
.
.12 Januari, 2024
"Bunda! Bunda... Dalung hilang!"
Gadis berusia enam tahun itu berteriak dari jendela kamar. Berseru heboh agar Kila yang sedang asyik memasak di dapur segera menghampiri ke rumah utama. Namun, ibu empat anak itu terlihat santai dan hanya menyahut dengan gumanya. Si anak bungsu yang tak terima lantas menyusul sendiri ke dapur.
"Bunda, Dalu ilang, Gak ada di kamal! Kemalin dia bobok sana Ala, tapi kok sekalang gak ada?" Seru Ara.
Masih dengan gaya santainya, Kila berujar yang lain, "Ara mandi sana, udah siang, biar nanti Bunda yang anter."
Ara berbalik badan, melirik jam yang menunjukkan angka 6:40. Itu artinya, sebentar lagi dia masuk sekolah, tapi si supir malah ilang.
"Gak mau antel Bunda, sama Dalu!" jawab Ara kesal. Berdecak pinggang sejenak, ia lantas berbalik badan seraya mengentakkan kaki. "Ala mau jemput Dalu, suluh pulang dulu antel Ala."
Keluar dari rumah kekesalah bocah 6 tahun itu makin bertambah kala Muge yang kembali jadi sasaran amuk Monik. Anjing putih berbulu lebat itu menggonggong keras si kucing yang meringkuk ketakukan. Sepertinya, Muge mungkin bosan karena Ara terus mengurungnya dan tidak memperbolehkan si kucing kesayang pergi karena takut kotor.
"Kan Ala dah bilang, Muge jangan kelual, gimana sih." Gerutunya. Ia mendekat "Hush!! Monik jangan nakal! Stop guk-guk!"
"Monik cuma mau temenan sama Muge." Seseorang menyahut dari rumah selatan. Sudah siap berangkat ke sekolah dengan pakaian SMA nya yang terlihat cocok, Galuh mendekati Ara dan berjongkok. "Pagi-pagi gak boleh cemberut."
"Gayuh, Dalu ilang lagi, Ala mau cali. Gayuh bawa masuk Muge,"
"Biaarin aja, nanti juga balik."
"Ala mau sekolah."
"Sama Kakak aja yuk berangkatnya," tawar Galuh semangat kalau disuruh antar Ara.
Ara menggeleng, "Mau sama Dalu."
"Dalu kemarin bilang mau ngelukis. Biarin aja, bentar lagi pulang. Udah sekali ini aja biar Kak Galuh anter Ara yuk, nanti kita beli cilok dulu yang Ara suka itu."
Ara Nampak berpikir. Cilok merupakan jajan pertama yang membuatnya begitu mencintai jajanan rakyat yang tidak ada di Florida dulu.
"Gak mau. Gayuh pegang bawa Muge," tekatnya sudah bulat.
"Eh? Kakak mau sekolah.."
Namun diserahkannya si kucing tanpa persetujuan dan gadis itu melenggang pergi dengan langkah cepat. Galuh tertawa tipis. Begitulah Ara, si penguasa dan pengatur keluarga Mahagangga yang tanpa kenal takut menyuruh-nyuruh yang lebih tua.
Galuh tertawa begitu melihat punggung mungil itu bersepeda. Terlihat lucu karena sepeda yang ditunggangi masih perlu ditompang roda tambahan di dua sisi roda belakang. Ara masih belum bias menggunakan sepeda roda dua.
Sementara yang menjadi objek perbincangan, Dalung, masih asik mengarungi mimpi berselimut badcover tebal yang menutupi seluruh badannya. Udara dingin ditambah hujan rintik-rintik memang bersahabat bagi manusia tukang tidur seperti dirinya untuk terus berteman dengan ranjang hangat.
Memang. Vila adalah tempat selalu membuatnya nyaman sampai-sampai Dalung jadi malas berangkat sekolah.
"Dalung! Ayo sekolah!" suara menggema, menyebalkan dan melengking itu berhasil membuat mata bambinya terbuka. "Dalu, ayo antal Ala sekolah, udah siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir
Fanfiction{Brothership, Familly, Slice Of Life, Sicklit, Angst} Sebagaian cinta untuk saudara tersayang.