Aruna kini tengah berada di dapur apartemennya, semalam entah mengapa ia langsung lelah dan tertidur setelah berbelanja mungkin karena kemarin malam udara yang sangat dingin membuatnya terbawa suasana untuk istirahat. Aruna tengah membuka barang belanjaannya, memisahkan berbagai bahan untuk disimpan kedalam lemari pendingin. Terkadang ia juga sulit berpikir untuk memasak apa.
Ditengah kesibukannya dalam memilah, handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Saat melihat siapa yang menelepon Aruna langsung tersenyum, tanpa menunggu ia segera mengangkat telepon itu.
"Halo, Kin?"
"Hai, Aruna! Apa kau kini tengah sibuk?"
"Emm sepertinya tidak, ada apa?"
"Tidak sibuk, ya? Kalau begitu aku akan mampir dulu sebentar ke apartemenmu,"
Aruna mengerutkan keningnya, tidak biasanya sahabatnya itu datang saat pagi seperti ini.
"Tentu, Kin. Ada apa? Kau membutuhkan sesuatu?"
"Tidak, tidak. Aku hanya merindukan dirimu, Run. Kalau begitu ayo buka pintunya sekarang!"
"Sekarang?!" Aruna tentu terkejut saat mengetahui bahwa Kinasih, sahabatnya telah berada didepan apartemennya. Tanpa menunggu, Aruna bergegas membukakan pintu, gadis itu tersenyum lebar pada Kinasih sampai ia melihat seseorang yang berada dibelakang sahabatnya, seketika senyum merekah yang ia ciptakan hilang begitu saja.
"Aruna, maaf aku lupa mengabarimu, tapi Chris juga ikut bersamaku kemari, kau tak apa?"
Aruna, gadis itu meski terkejut tak ayal tetap membiarkan Kinasih dan Chris masuk kedalam apartemennya, ia dengan hati yang bisa dibilang terpaksa mempersilakan mereka berdua masuk. Entah mengapa suasana hatinya menjadi buruk saat mengetahui bahwa Kinasih datang bersama dengan Chris. Padahal jelas bahwa mereka bisa saja bertemu, kan? Tapi entah mengapa perasaan khawatir juga cemburu masih terus ada saat melihat Kinasih bersama dengan Chris.
"Aruna?"
Suara berat itu mengejutkan Aruna dari lamunannya, gadis itu seketika menoleh ke asal suara dan melihat Chris tengah tersenyum juga menatapnya dengan pandangan biasanya.. Gelap.
'Tatapan itu lagi..'
"Ah maaf, kalian bisa duduk terlebih dahulu, aku akan membuatkan kalian minum. Kin, kau ingin susu panas?"
Kinasih mengangguk, menyanggupi tawaran yang diberikan Aruna. Setelahnya gadis itu berlalu menuju dapur kecil untuk membuatkan keduanya minum.
Chris yang saat ini sudah duduk di sofa milik Aruna mengedarkan pandangannya, menelisik setiap sudut apartemen milik gadisnya. Terdapat rak sepatu dibalik pintu, lalu ada lemari panjang yang tidak terlalu tinggi disamping rak sepatu, lemari itu menghadap sofa lalu ada berbagai bingkai foto diatasnya, disebelah lemari ada pintu yang Chris yakini merupakan kamar Aruna, terdapat 3 sofa dengan 2 sofa single dan 1 sofa panjang, lalu ada meja bundar kecil sebagai tempat menyimpan makanan dekat sofa, sebuah TV tidak terlalu besar yang gadis itu simpan membelakangi balkon yang menghadap langsung ke suasana kota dan terakhir ada dapur kecil. Chris pikir apartemen ini terlalu kecil untuk Aruna, bagaimana jika ia langsung membawa gadisnya itu ke rumah pribadi miliknya?
Lamunannya buyar mendapati Aruna sudah berada di dekatnya dengan membawa dua cangkir berisi susu panas seperti yang gadis itu katakan tadi. Tidak lupa ada kue ringan yang disuguhkan.
"Kau selalu tau jika aku tengah kedinginan, Run."
Aruna tersenyum menatap Kinasih yang kini tengah memegangi cangkir dan meniup susu panasnya. Lalu tatapannya beralih pada Chris yang tengah duduk di sofa single di seberang Kinasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/345968988-288-k672748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bullets
RomanceAruna pikir pertemuannya kembali dengan mantan kekasih sekaligus temannya itu tidak akan menimbulkan bekas apapun. Niat hati hanya ingin menemui sahabatnya yang kebetulan juga mantan dari Chris, mantannya, berujung petaka bagi Aruna. Tatapan cinta y...