Chris terbangun ketika merasakan pergerakan kecil dari gadis yang tengah dipeluknya ini, menyadari bahwa waktu sudah memasuki pagi, Chris segera membuka matanya yang berat dan melihat bahwa Aruna masih terpejam dengan damai. Lelaki itu dengan terpaksa melepas pelukan yang sangat ia rindukan itu untuk kembali bekerja hari ini, Chris bangkit dari ranjang namun belum sempat berdiri lelaki itu terdiam ketika suara serak khas orang bangun tidur terdengar di telinganya.
"Kau akan kemana, Chris?"
Chris membalikkan badannya guna untuk melihat bagaimana rupa Aruna kini, gadis itu masih dengan mata terpejam mencoba untuk bangun dari tidurnya, Chris tersenyum merasa bahwa hatinya menghangat melihat pemandangan yang sudah ia dambakan sejak lama.
Bergerak naik mendekati Aruna, Chris melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Aruna dan mengangkat tubuh Aruna kedalam pangkuannya yang sontak membuat gadis itu sadar akan apa yang terjadi.
"Aku akan bekerja, Aruna." kepalanya ia dekatkan pada ceruk leher Aruna yang terbuka karena rambutnya yang dikepang. Chris mencium aroma bunga yang menguar dari tubuh Aruna, dirapatkan tubuhnya mencoba untuk lebih dekat dengan gadisnya. Sementara itu, Aruna menahan gejolak yang tidak bisa ia jelaskan, tangannya terangkat guna untuk memegang tangan Chris yang memeluknya dengan erat.
"Tapi tenang, untuk saat ini aku akan bekerja di rumah. Jadi, kau tidak perlu khawatir jika merindukanku."
"Merindukanmu?!" Aruna dengan cepat memiringkan kepalanya dan berbalik hingga kepangannya terkena wajah Chris. Aruna panik, tentu saja karena kini dihadapannya bukanlah Chris yang dulu senantiasa tertawa padanya, namun di luar dugaannya, Chris terkekeh sambil menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Tangannya terangkat menyentuh anak rambut Aruna yang tidak berkesempatan untuk masuk dalam kepangan.
Chris menatap lekat pada pupil mata Aruna yang berwarna gelap, bertolak belakang dengan pupil matanya yang seterang lautan. Chris membalikkan tubuh Aruna menghadap padanya, tangannya menyentuh paha dalam Aruna dan mengangkatnya guna untuk memangku gadis itu lebih dekat. Tangannya yang bebas menarik tengkuk gadis itu, membawanya mendekat, hidung mereka bersentuhan hingga Aruna dapat merasakan napas panas milik Chris. Aruna menempatkan tangannya pada bahu lebar Chris, menahan untuk tidak bersentuhan lebih jauh.
"Aku merindukanmu, Aruna. Sungguh merindukanmu. Maukah kau terus bersamaku?"
Aruna tercengang, belum sempat merespon, Chris lebih dulu mempertemukan bibir mereka lewat ciuman lembut yang menggebu. Lelaki itu menghisap bibir bawah dan atas Aruna secara bergantian, mencoba agar tidak ada yang iri satu sama lain. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk memeluk pinggang Aruna, menghantarkannya pada sebuah pelukan menyesakkan. Tangannya yang menarik tengkuk Aruna kian mengerat. Ciuman lembut itu terganti dengan ciuman panas yang memabukkan. Tidak mendapat respon apapun, Chris tidak kehabisan akal. Ia dengan sengaja menekan luka yang ada dipunggung Aruna hingga gadis itu meringis dan membuka bibirnya. Chris memasukkan lidahnya, membelit lidah Aruna dengan lihai. Mengabsen sederet gigi Aruna hingga menimbulkan jejak saliva mereka yang keluar lewat celah bibir. Mata Aruna kian terpejam menikmati ciuman yang dibuat oleh Chris. Tangannya yang semula diam di bahu kini mulai melingkar di leher Chris, membalas setiap gerakan yang Chris layangkan hingga keduanya kehabisan napas dan memilih untuk mengakhiri ciuman pagi mereka.
Napas Aruna tersendat, tatapan sayu nya ia layangkan pada Chris yang juga tengah menatapnya. Senyuman miring terbit dari bibir manis Chris, tangannya mengelus pipi Aruna yang memerah.
"Aku harus pergi sekarang, Aruna. Kau akan tetap berada dipangkuanku? Sebetulnya aku juga tidak keberatan."
Menyadari situasi, Aruna yang baru tersadar segera bangkit dari pangkuan Chris dan duduk disamping Chris, tentunya dengan membelakangi lelaki itu. Aruna dapat mendengar kekehan Chris dan bergeraknya ranjang pertanda jika Chris turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bullets
RomanceAruna pikir pertemuannya kembali dengan mantan kekasih sekaligus temannya itu tidak akan menimbulkan bekas apapun. Niat hati hanya ingin menemui sahabatnya yang kebetulan juga mantan dari Chris, mantannya, berujung petaka bagi Aruna. Tatapan cinta y...