Chris terduduk dalam diam seorang diri di ruang makan yang luas, menatap makanan didepannya dengan tidak minat. Entah mengapa selera makannya tidak ada pagi ini, pikirannya kembali pada kejadian tadi malam. Melihat dan merasakan bagaimana amarahnya memuncak ketika mengetahui bahwa ia bukan yang pertama bagi gadisnya, ralat wanitanya. Ditambah lagi mengetahui bahwa orang kepercayaannya mengkhianati ia dibelakangnya. Chris bingung harus meluapkan yang mana dulu. Tangannya menggenggam erat alat makannya, sedangkan matanya menerawang jauh akan hal selanjutnya yang harus ia lakukan, terhadap orang kepercayaannya, Andi atau terhadap wanitanya, Aruna.
Chris menoleh ketika merasakan suara tapak kaki dari lantai atas, tatapannya naik pada pelayan pribadi Aruna yang berjalan ke arahnya.
"Tuan, Nona sudah memakan sarapannya. Ia kini sedang beristirahat."
Chris mengangguk, "Baik, Isla. Kembali ke tugasmu. Jaga dia baik-baik, laporkan segala sesuatu yang terjadi padaku."
Isla mengangguk mengerti lalu mundur secara perlahan dari pandangan Chris. Pria itu kembali memusatkan perhatiannya pada sarapan yang ia biarkan beberapa saat lalu, memakannya dan meninggalkan rumah dengan berbagai pertanyaan yang ada dalam benaknya. Membawa tubuhnya pergi melenggang menuju kantornya, mencoba untuk menetralkan perasaan dan mencari solusi dari segala permasalahan yang timbul.
Dilain tempat, Andi melangkahkan kakinya dengan santai melewati lorong lantai atas dengan sesekali bersenandung kecil. Tangannya ia simpan disaku celana bahan yang ia pakai, kemeja berwarna biru cerah terpakai dengan sangat pas ditubuhnya. Begitu kakinya menapaki lantai bawah, tatapannya tanpa sengaja melihat, Isla, pelayan pribadi Nonanya, ah haruskah ia bilang bahwa Nonanya itu adalah Kakak kandungnya? Andi tersenyum remeh, mendekati Isla yang tengah membersihkan meja makan.
"Isla." yang dipanggil terlonjak kaget mendapati ada seseorang yang memanggil namanya. Isla menoleh dan seketika matanya menangkap sosok Andi dibelakangnya. Buru-buru ia letakkan peralatan kebersihannya dan segera menunduk hormat pada atasannya.
"Tuan Andi, ada apa memanggil saya?"
Andi berdeham pelan, tidak biasa jika orang lain memanggilnya dengan sebutan 'Tuan', meski disini Isla adalah bawahannya.
"Tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu, Isla. Disini kita sama-sama melayani Tuan kita."
Isla paham mengenai apa yang dibicarakan oleh Andi, Tuan kita merupakan Tuan Chris, Tuan yang memiliki segalanya atas kehendak mereka yang bekerja di rumah ini. Isla tersenyum kikuk pada Andi yang berbicara dengan nada santai, seolah mereka sudah terbiasa untuk mengobrol.
"Ada apa, Andi?"
Andi masih melayangkan senyuman hangatnya pada Isla, sebelum pertanyaan yang ia lontarkan membuat kening Isla berkerut.
"Bagaimana keadaan Nonamu?"
Tidak biasanya, itu yang Isla pikirkan. Tidak biasanya atasannya ini menanyakan kabar Nonanya. Terlebih lagi yang Isla ketahui, Andi dan Aruna sama sekali belum bertemu, lantas mengapa Andi menanyakan perihal keadaan Nonanya?
Kebingungan yang terpancar dari wajah Isla menyadarkan Andi bahwa pertanyaannya bisa dibilang sangat lancang, lalu dengan segera Andi meralat pertanyaannya.
"Maksudku Tuan Chris pasti akan menanyakan bagaimana keadaan wanitanya, jadi sebelum itu terjadi aku ingin mengetahuinya terlebih dahulu lalu memberi kabarnya pada Tuan."
Jawaban Andi sama sekali tidak bisa Isla percaya dengan mudah, Tuannya menjaga ketat penjagaan di sekitar kamar Nona, bahkan dirinya pun baru diberi izin masuk ketika Chris yang memerintahkannya secara langsung. Namun Isla dengan cepat mengubah ekspresinya, tidak memungkiri bahwa Andi akan mengatakannya dirinya curiga. Namun kenyataannya Isla memanglah curiga pada Andi. Jadi, dengan waspada Isla menjawab, "Nona baik-baik saja, Andi. Ia kini tengah beristirahat di kamarnya. Apa ada hal lain? Aku akan kembali bekerja jika tidak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bullets
RomanceAruna pikir pertemuannya kembali dengan mantan kekasih sekaligus temannya itu tidak akan menimbulkan bekas apapun. Niat hati hanya ingin menemui sahabatnya yang kebetulan juga mantan dari Chris, mantannya, berujung petaka bagi Aruna. Tatapan cinta y...