Chapter 3

28.2K 1.7K 43
                                    


Selamat Membaca

Bulan kini telah berganti dengan matahari, dan sepasang manusia masih belum menunjukan adanya tanda-tanda pergerakan akan bangun dari tidurnya, selang beberapa menit kemudian mata tajam yang tadinya terpejam pun akhirnya mulai terbuka, menoleh ke ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan kini telah berganti dengan matahari, dan sepasang manusia masih belum menunjukan adanya tanda-tanda pergerakan akan bangun dari tidurnya, selang beberapa menit kemudian mata tajam yang tadinya terpejam pun akhirnya mulai terbuka, menoleh ke samping hal yang pertamah ia lihat adalah wajah cantik seorang perempuan yang masih terlelap tidurnya. Mengamati setiap inci wajah tersebut dari rambut biru yang halus saat di pegang, bulu mata yang begitu lentik, hidung kecil yang mancung, serta bibir mungilnya yang Semerah Cherry hmm menggoda.

'sempurna' batin kaisar Arlo.

Semalam setelah menenangkan Queen yang menangis pun akhirnya mereka berdua tidur bersama, ntah mengapa menurut kaisar Arlo tidur malam kali ini terasak nyenyak, walaupun di ranjang kayu yang sekeras ini, apa karna manusia disamping ini yang membuatnya terasa nyenyak?

"Eunggh," lenguh Queen dari tidurnya, saat matanya terbuka ia pun lantas tertegun dengan wajah pria tampan yang sangat dekat dengan wajahnya itu.

"Kediplah" ucap kaisar Arlo ketika melihat Queen yang menatap lekat dirinya.

"Eh, maaf tuan,bukan maksud saya ah- tidak sudahlah," ucap Queen salah tingkah. Sedangkan kaisar Arlo terkekeh melihat tingkah queen yang salah tingkah itu.

Tok tok tok

"Siapa yang datang ke gubuk ini?" tanya Queen heran apakah gubuk ini sebenarnya ada pemiliknya.

"Biar saya yang buka" ucap kaisar Arlo, karena ia yakin pasti yang datang itu adalah tangan kanannya, karena ia sudah mengirim sinyal kepada tangan kanannya itu untuk kesini, sembari membawa kudanya. Sebenarnya ia bisa saja teleportasi menunju istananya, tapi ntah mengapa ia ingin ke istana menaiki kuda bersama gadis di sampingnya ini.

"Ah iya silahkan tuan" jawab Queen, setelah nya kaisar Arlo melihat kedepan gubuk tersebut, dapat ia lihat tangan kanannya yang sudah berdiri dengan wajah pucat serta kantung matanya yang terlihat hitam, dia  pasti semalaman menghawatirkan dirinya.

"Salam hormat kepada yang Mulia Kaisar" ucap Neon, sang tangan kaisar Arlo.

"Hmm,"

"Apakah yang mulia baik-baik saja?" tanya Neon kepada kaisar.

"Hm" jawabnya

"Ibu suri sedari tadi masih menangis mengkhawatirkan keadaan yang mulia" ucap Neon menyampaikan rasa khawatir ibu suri kepada kaisar Arlo.

"Biarlah, kau tunggu disini saya kedalam dulu" ucap kaisar Arlo acuh tak acuh, dan kemudian masuk kedalam gubuk. Ia memang masih mempunyai ibu tapi bukan ibu kandung, ia adalah seorang selir dari ayahnya dulu. Semenjak ibu dan ayahnya yang meninggal ketika ia masih berusia 8 tahun, akhirnya ia pun dirawat oleh selir tersebut. Menurut orang-orang selir Nei itu termasuk orang yang baik hati, lembut serta penyayang, tapi ntah menurut kaisar Arlo selir Nei tidak seperti apa yang orang lihat, walaupun dia memeperlakukan dirinya dengan baik dan penuh kasih sayang, tapi sampai sekarang ia belum menganggap Selir Nei seperti ibunya, ia hanya masih sekedar menghormati karena telah merawat dirinya sampai sebesar ini, dihati Kecilnya ia mengatakan bahwa kasih sayang yang diberikan selir Nei itu tidak tulus dan seperti pura-pura? Ntahlah.

Transmigration QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang